Tanagupa Punya Stasiun Riset Skala Internasional, Ini Penampilannya
Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) yang terletak di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kalimantan Barat, kini memiliki stasiun riset taraf internasional khusus untuk para peneliti nusantara maupun mancanegara. Namanya Stasiun Riset Cabang Panti (SRCP).
"Stasiun riset skala internasional ini berfungsi sebagai lokasi sekaligus sarana untuk penelitian di Tanagupa," terang Ari Wibawanto Kepala Balai Tanagupa kepada TravelPlus Indonesia, Kamis (17/12/2020).
SRCP tersebut berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu. "Bentuk dan penampilannya disesuaikan dengan lokasinya yang berada di dalam kawasan hutan," tambah Ari.
Stasiun riset yang dibangun atas biaya keseluruhan dari APBN melalui skema dana ini, sambungnya, dilengkapi dengan bermacam fasilitas antara lain laboratorium, perpustakaan, ruang kerja, ruang presentasi, bangunan pengelola, mess asisten peneliti, kamar peneliti, ipal, stasiun cuaca, dan jalur pengamatan.
Kata Ari, peneliti yang melakukan penelitian di Tanagupa jelas ada biayanya sesuai PP 12 tahun 2012. "Untuk peneliti asing 1 tahun Rp 10 juta masuk semua ke kas negara. Untuk domestik ada juga Rp 1 juta ke kas negara juga," jelasnya.
Syarat yang harus diindahkan peniliti asing atau mancanegara memang lebih ketat dibanding peneliti domestik. Sedangkan peneliti dalam negeri, syaratnya hanya permohonan dari lembaga pendidikan.
"Tahun ini sampai dengan bulan Maret sudah ada 5 orang peneliti di Tanagupa. Setelah itu belum ada lagi karena Pademi Covid-19", ungkapnya.
Penelitian yang sering dilakukan peneliti asing di Tanagupa, sambungnya, terutama perihal Orangutan dan habitatnya, khususnya Orangutan liar. Sementara itu penelitian mengenai tanaman obat masih belum banyak.
"Kenapa Orangutan? Ya karena kami tidak menerima pelepasan Orangutan hasil rehabilitasi. Mungkin Tanagupa ini satu satunya taman nasional di Indonesia yang Orangutannya masih liar," terangnya.
Populasi Orangutan liar untuk tahun 2020 masih terus dianalisis. "Tapi hasil inventarisir terakhir lebih kurang 2.200 individu," jelasnya.
Wisatawan yang ingin melihat Orangutan di Tanagupa bisa di semua kawasan namun jika sedang beruntung. "Saya sarankan ke Bukit Kubang Batu Barat, peluang melihat Orangutan lebih besar," pesannya.
SRCP yang baru diresmikan memang bukan untuk wisatawan umum. Namun ke depan Tanagupa akan menyiapkan konsep wisata berbasis penelitian, dimana para wisatawan selama berwisata diwajibkan untuk mencari data data primer. "Dengan kata lain pengunjung diarahkan menjadi asisten peneliti. Selama menjadi asisten peneliti mereka akan dipandu oleh asisten peneliti senior. Ini baru konsep, tunggu waktunya," beber Ari.
Kasubdit Promosi dan Pemasaran Ditjen KSDAE, KLHK, Sapto Aji Prabowo yang mewakili Dirjen KSDAE saat peresmian berharap SRCP bisa berkembang menjadi stasiun riset alam terbaik di Kalimantan, bahkan di Indonesia.
"Diharapkan stasiun riset ini bisa menghasilkan riset-riset yang dapat memberikan kontribusi positif dan manfaat dalam perbaikan pengelolaan kawasan TN maupun pengelolaan spesies, serta untuk perbaikan-perbaikan kebijakan sebagaimana amanah Dirjen KSDAE dalam 10 cara baru kelola konservasi, yaitu policy dan keputusan-keputusan yang berbasis sains," jelasnya.
Di SRCP ini, diharapkan para peneliti nantinya juga dapat mengembangkan penelitian baru terkait bioprospecting. "Supaya nantinya potensi tanaman obat di Tanagupa bisa bermanfaat baik buat masyarakat maupun pemerintah daerah," tutupnya.
Sebagai informasi SRCP diresmikan dan prasastinya ditandatangani oleh Bupati Kayong Utara Citra Duani bersama Sapto Aji Prabowo baru-baru ini. Peresmian tersebut juga dihadiri Kapolres KKU, Lo Dandim, serta sejumlah mitra Tanagupa antara lain @alamsehatlestari, @yayasan_palung, dan @iar_indonesia.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.tanagupa
0 komentar:
Posting Komentar