Pelestarian Cagar Budaya di Sawahlunto Semasa Pandemi Tetap Berjalan, Begini Upaya Pengelolaannya
Bencana Covid-19 cukup membawa dampak bagi pelestarian kawasan cagar budaya di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat terutama karena pengalihan anggaran pelestarian untuk penangangan pandemi tersebut.
Hal itu diutarakan Rahmat Gino Sea Games selaku salah satu penanggap dalam acara Bincang Buku “Pelestarian Arsitektur dan Lingkungan Bersejarah” secara daring di Zoom Meeting, belum lama ini.
"Selain itu juga karena keterbatasan SDM, yang selama ini lebih banyak mendapat dukungan dari luar Sawahlunto bahkan luar Sumatera," ungkap Rahmat Gino Sea Games yang tak lain Kepala Bidang (Kabid) Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman, Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman (DisbudPBP) Kota Sawahlunto.
Adanya pembatasan perjalanan keluar daerah, lanjutnya, tentu berdampak pada kerjasama yang telah direncanakan untuk pelestarian di Sawahlunto, seperti beberapa program kerjasama dan dukungan dari ITB khususnya prodi arsitektur, yang belum bisa dilakukan secara offline.
Untuk pengelolaan di masa pandemi, sambung Gino, Pemerintah Kota Sawahlunto melalui DisbudPBP terus mengupayakan semaksimal mungkin dapat berjalan ditengah keterbatasan sumber daya, seperti melakukan berbagai kegiatan peningkatan SDM, sosialisasi dan rakor pelestarian melalui media daring, dan terus mencicil untuk pemenuhan catatan hasil sidang komite ke 43 dengan batas waktu 1 Desember 2021.
"Kami juga melakukan Pendataan 20 ODCB, dan telah disidangkan untuk rekomendasi penetapan 14 cagar budaya kepada Walikota Sawahlunto," terangnya.
Di samping itu pihaknya juga melakukan pelestarian fisik cagar budaya (CB) dalam skala kecil, serta membuat kegiatan promosi dan publikasi SPT pembuatan booklet, leaflet, papan informasi, serta program Virtual Tur (VT) situs warisan dunia.
"VT sudah 4 kali dilakukan kerjasama dengan Virtual Tur UNPAD, BPCB, Kemenparekraf, dan Mandiri. Insyallah 21 Desember kembali melaksanakan VT dengan Astra," bebernya.
Dalam kesempatan itu, Gino juga mengungkapkan sampai saat ini sangat sedikit masyarakat bahkan kalangan di pemerintahan maupun legislatif yang memprioritaskan pelestarian.
"Tentunya kita tidak bisa menutup mata terkait kondisi klasik ini. Dimana sampai saat ini pelestarian belum memberikan dampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebagaimana diamanatkan dalam UU No 11 tahun
2010 tentang cagar budaya," ungkapnya.
Gino juga menyampaikan untuk CB sampai akhir tahun 2019 telah ditetapkan Walikota Sawahlunto sebanyak 130 CB yang tersebar di 4 kecamatan di Kota Sawahlunto. Dan kawasan CB Nasional yang ditetapkan Mendikbud tahun 2014 terdapat 64 CB di dalamnya.
Kata Gino lagi, kota tambang batubara Sawahlunto adalah area A yang terdapat 45 objek signifikan dari 51 di Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS). Dari jumlah tersebut, baik signifikan objek atau CB masih sangat sedikit yang telah dilakukan pendokumentasian arsitektur secara baik dan benar. "Tentunya ini masih menjadi PR dan bahkan tantangan dalam pengelolaan yang berkualitas," pungkasnya.
***
Bincang Buku “Pelestarian Arsitektur dan Lingkungan Bersejarah" ini membahas pemahaman akan substansi kawasan CB, pendekatan pelestarian dan metode penilaian lingkungan binaan sebagai CB berbasis autentisitas dan integritas, dalam rangka membuka perspektif baru dalam diskusi pelestarian dan lingkungan binaan.
Empat kota menjadi studi kasus dalam buku yang ditulis oleh Prof. Widjaja Martokusumo (Sekretaris ITB) dan Dr. Arif Sarwo Wibowo (Kaprodi Sarjana Arsitektur ITB) ini, yaitu Sawahlunto, Kota Tua Jakarta, Kota Lama Semarang, dan Lasem.
Selain Rahmat Gino Sea Games, pembicara tamu lain yang dihadirkan dalam Bincang Buku setebal sekitar 169 halaman ini, ada Punto Wijayanto (Dosen Arsitektur, Universitas Trisakti Jakarta), Baskoro Pop dari Yayasan Lasem Heritage, dan Yuliansyah Ariawan selaku Penggiat Pariwisata Kawasan Kota Lama Semarang.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.rahmat gino sea games
0 komentar:
Posting Komentar