. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 11 Desember 2020

Kabar Rafflesia Mekar Itu 'Seksi', Ini 6 Faktor Penguatnya


Tak bisa dipungkiri nilai berita Rafflesia lebih tinggi dibanding jenis bunga lainnya. Buktinya kerap diliput sejumlah media dan diminati pembaca. Apalagi kalau bunga itu mekar sempurna dengan keistimewaan tertentu, jelas kabarnya bertambah 'seksi'.

Lalu apa yang membuat news value Raffesia tinggi daripada ragam bunga lain? Tentu ada faktor penguatnya.

Sesuai amatan TravelPlus Indonesia dari berbagai sumber termasuk wawancara dengan beberapa pihak terkait, sekurangnya ada 6 faktor penguat yang membuat nilai berita Rafflesia lebih tinggi dibanding jenis bunga lainnya, terutama di Indonesia.

Keenam faktor penguatnya itu adalah  sejarahnya, statusnya, bentuknya, keunikannya, kelangkaannya, serta efek positifnya bagi sektor pariwisata.

Pertama, sejarahnya.
Sejarah mencatat Bunga Padma yang bernama latin Rafflesia arnoldii ini ditemukan pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Sumatera, tepatnya di Dusun Pulau Lebar, Desa Kayu Ajaran, Ulu Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan,.

Penemunya Dr Joseph Arnold dalam sebuah ekspedisi yang dipimpin Thomas Stamford Rafles. Akhirnya bunga itu dinamakan Rafflesia arnoldii,  gabungan dari dua nama tersebut.

Artinya dari sudut sejarah, penemuannya punya daya tariik tersendiri. Selain sudah 2 abad lebih ditemukan, penemunya juga petualang  sekaligus peneliti yang tengah melakukan ekspedisi.

Kedua, statusnya.
Boleh dibilang statusnya istimewa  karena Rafflesia sebagai salah dari tiga puspa yang ditetapkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia sebagai Bunga Nasional karena dinilai mewakili karakteristik sebuah bangsa dan negara.Indonesia.

Penetapannya pun melalui Keputusan Presiden Nomor 4/1993.. Dalam Kepres tersebut Bunga Padma raksasa (Rafflesia arnoldii) ditetapkan sebagai puspa langka. Dua lagi, Bunga Melati Putih (Jasminum sambac) sebagai puspa bangsa dan Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai puspa pesona.

Ketiga, bentuknya.
Dari segi bentuk, Rafflesia juga istimewa karena merupakan bunga padma terbesar di dunia, pernah ditemukan berdiameter 106,7 sentimeter dan berat 11 kilogram oleh karena itu mendapat julukan Bunga Padma Raksasa.

Bunga ini bentuknya sepintas menyerupai pot dengan lubang bulat di tengah yang diapit 5 kelopak berwarna merah bata dengan bercak tutul berwarna putih.

Ketua Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu Selatan, Yogi Apri Yanto kepada TravelPlus mengatakan  jumlah kelopak Rafflesia memang dominan 5. Tapi pernah juga ditemukan Rafflesia yang kelopaknya 4 bahkan 7.

Keempat, keunikannya.
Cara hidup dan masa tumbuhnya terbilang memiliki banyak keunikan.

Rafflesia tidak seperti tanaman bunga lainnya. Dia tidak memiliki daun, akar, atau pun batang, dan hidupnya menumpang pada tanaman inang oleh karenanya dia tergolong tanaman  holoparasit karena penyelesaiannya pada inang, tanpa bisa melakukan fotosintesa sendiri.

Rafflesia hanya dilengkapi haustorium, yakni jaringan yang mempunyai fungsi mirip akar yang menghisap sari makanan hasil fotosintesa dari tumbuhan inang.

Rafflesia juga memiliki bau yang busuk tapi tak sebusuk Kibut atau bunga bangkai raksasa atau Suweg raksasa yang bernama ilmiah Amorphophallus titanum Becc.

Yogi menambahkan bau busuk seperti bau bangkai pada Rafflesia hanya tercium di dekat bunganya saja. Berbeda dengan bau busuk pada bunga bangkai yang masih dapat tercium sampai radius 10 meter.

Edi Kurniawan anggota KPPL Rejang Lebong membenarkan kalau Raffelsia itu juga berbau busuk seperti bau bangkai tapi biasanya kalau mekarnya sudah 3 harian. Bau busuknya itu membuat banyak orang kadang salah membedakan mana Rafflesia dengan bunga bangkai.

Bau busuk pada Rafflesia juga disukai lalat dan serangga lain untuk hinggap karena mereka menyangka itu merupakan bau dari daging busuk. Ini juga  merupakan cara Rafflesia untuk dapat bertahan hidup.

Keunikan lainnya, Rafflesia membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan untuk mekar sempurna. Dan lama mekarnya hanya bisa bertahan paling lama satu minggu.

Kata Yogi masa mekar Rafflesia sangat tergantung kondisi alam dan bunganya, soalnya tanaman satu ini rentan dengan cuaca, bisa 4 hari mekar sempurna sampai 7 hari. Mekarnya terutama pada musim penghujan.

Selain itu Rafflesia adalah bunga berumah dua yang hanya memiliki satu jenis alat kelamin, putik saja atau benang sari saja pada satu bunga. Sedangkan Amorphopallus itu ada yang berkelamin jantan dan ada yang  betina, berbeda tumbuhan. Oleh karenanya, Amorphophallus relatif lebih mudah dibiakkan dengan biji.

Kelima, kelangkaannya.
Rafflesia dianggap sebagai salah satu spesies tanaman yang langka dan terancam punah di bumi. Beberapa spesies Rafflesia, seperti Rafflesia magnifica, bahkan diklasifikasikan sebagai "sangat terancam punah" oleh Perhimpunan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Faktor penyebabnya karena kisaran  distribusi spesies ini sangat kecil dan  habitatnya banyak yang hancur/rusak.

Menurut Yogi pertumbuhan Rafflesia dipengaruhi faktor cuaca dan juga hewan di sekitaran habitat. Sedangkan kerusakan habitat Rafflesia utamanya dikarenakan pembalakan liar dan pembukaan kawasan hutan.

Edi KPPL Rejang Lebong juga berpendapat sama kalau habitat Rafflesia saat ini semakin memprihatinkan disebabkan oleh pembakaran hutan untuk pembukaan lahan pertanian dan lainnya.

Padahal Rafflesia dapat tumbuh dengan baik pada habitat hutan yang masih utuh, alami, dan belum terganggu.

Faktor penguat terakhir atau keenam, efek positifnya bagi sektor pariwisata.

Rafflesia bukan cuma menjadi maskot atau lambang Provinsi Bengkulu, pun sebagai predikat provinsi beribukota Bengkulu ini yakni Bumi Rafflesia. Bahkan Rafflesia kemudian menjadi ikon wisata dan budaya termasuk sebagai nama buah tangan/oleh-oleh khas Bengkulu.


Buktinya bunga ini menjadi motif utama Kain Besurek, kain batik khas Bengkulu. Bukan cuma itu namanya juga digunakan sebagai merek kopi asal Bengglulu, Rafflesia Coffee serta nama sebuah tourism event yang digelar setiap tahun di Bengkulu yakni Festival Bumi Rafflesia,

Pemberitaan seputar mekarnya Rafflesia pun secara tidak langsung turut mengangkat daya tarik wisata di daerah tersebut. Warga ataupun pengunjung dari luar daerah tersebut, jadi ingin tahu dan bisa sekalian.berkunjung ke objek-objek wisata yang ada di sekitarnya seperti air terjun, danau, dan lainnya.

Destinasi utama untuk melihat Rafflesia di Indonesia sampai saat ini, utamanya memang di Bengkulu.

Kata Yogi, Raffelesia tersebar di semua kabupetan yang ada di Bengkulu dari Kaur sampai Mukomuko.

Provinsi Bengkulu pun bukan cuma memiliki Rafflesia arnoldii, tapi ada 4 jenis lainnya yaitu Rafflesia bengkuluensis, Rafflesia Kemumu,  Raffflesia gadutensis, dan Rafflesia haseltii. Namun yang paling banyak ditemukan tumbuh dan mekar itu Rafflesia arnoldii.

Rafflesia arnoldii berwarna merah bata, sedangkan bengkuluensis berwarna putih ke merah muda atau pink-pinkan.

Rafflesia bengkuluensis pertama kali ditemukan pada tahun 2015 oleh peneliti Rafflesia, Agus Susatya di Talang Tais, Kabupaten Kaur. Sedangkan Rafflesia Kemumu itu, sambung Yogi, ditemukan oleh Agus Susatya dkk di kawasan hutan lindung Boven Lais, Kemumu, Bengkulu Utara tahun 2017.

Pembeda Rafflesia kemumu dengan haseltii itu ada pada bercaknya. Kalau kemumu itu, lanjut Yogi, warna bercaknya menyatu dengan kelopak, Sedangkan haseltii, bercaknya besar-besar dan memanjang.

Melihat keenam faktor penguatnya, pantas saja kalau penemuan mekarnya Rafflesia apapun jenisnya di berbagai tempat di Bengkulu, kerap ditulis oleh sejumlah awak media, baik online (website dan weblog), termasuk di media sosial kekinian seperti Instagram dan Youtube. Coba saja googling, pasti ditemukan banyak berita seputar Rafflesia. Dengan kata lain nilai beritanya terbilang tinggi karena diminati pembaca maupun warganet.

Pemberitaannya pun bertambah 'seksi' kalau Rafflesia itu mekar sempurna dengan keistimewaan tertentu, misalnya ada 2 Rafflesia yang mekar bersamaan pada hari yang sama di 2 tempat berbeda seperti yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Rejang Lebong, Kamis, 10 Desember 2020.

Contoh lain, sebelumnya ada Rafflesia bengkuluensis yang mekar dengan 7 kelopak, ada 2 Rafflesia bengkuluensis yang mekar berdempetan, ada 3 Rafflesia kemumu yang mekar bersamaan di satu lokasi, dan ada satu Rafflesia arnoldii yang mekar menggantung di atas batang pohon inangnya. Semua lokasinya di Bengkulu dan tersiar beritanya di sejumlah media.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. yogi (foto2 atas) & adji (foto2 bawah)



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP