Curik Bali di TNBB Kini 355 Ekor, Ini Ragam Upaya Konservasinya
Beragam upaya konservasi Burung Curik Bali di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) membuahkan hasil yang menggembirakan. Populasi burung yang menjadi primadona kawasan konservasi di Kabupaten Jembrana dan Buleleng, Provinsi Bali ini, jumlahnya sekarang 355 ekor.
Sebaran populasi burung bernama ilmiah Leucopsar rothschildi ini di alam liar TNBB, ada di Cekik seluas 10,5 Ha, Labuan Lalang (2 Ha), Tanjung Gelap (32,1 Ha), Labuan Merah (12 Ha), dan Teluk Brumbun seluas 23 Ha.
Kepala Balai TNBB Agus Ngurah Krisna mengatakan jumlah 355 ekor Curik Bali saat ini berdasarkan hasil pemantauan (monitoring) sampai Juli 2020.
Jumlah itu memang meningkat dari populasi di alam tahun 2019 sebanyak 256 ekor, sekaligus menjadi yang tertinggi semenjak dilakukan pencatatan populasi secara berkala mulai tahun 1974.
Meskipun jumlahnya meningkat, lanjut Agus Ngurah, tetap perlu dilakukan kajian daya dukung lingkungan.
"Saat ini kami bersama peneliti Unud (Universitas Udayana_red) sedang melakukan hal tersebut," ungkapnya kepada TravelPlus Indonesia via WA, Senin (16/11/2020).
Agus Ngurah pun menjelaskan ciri-ciri khas Curik Bali dari paruh, mata, bulu, kaki, jambul, telur sampai ukuran jantan dan bentinanya.
Paruhnya runcing dengan panjang 2-5 Cm, dan bagian atasnya terdapat peninggian yang memipih tegak. Warnanya abu-abu kehitaman dengan ujung kuning kecoklatan.
Kalau matanya berwarna coklat tua, daerah
sekitar kelopak mata
tidak berbulu dengan
warna biru tua.
Sementara itu bulunya sebagian besar berwarna putih bersih, kecuali bulu ekor dan ujung sayapnya berwarna hitam.
Kakinya berwarna abu-abu biru dengan 4 jari, 1 ke belakang, 3 ke depan. Sedangkan jambulnya mempunyai jambul
yang indah
baik jantan dan betina.
Telurnya berbentuk oval, warna hijau kebiruan dengan rerata diameter 2-3 Cm.
Agak sulit membedakan ukuran badan antara jantan dan betina. "Tapi secara umum, ukuran jantan lebih besar dan memiliki kuncir yang lebih panjang," beber Agus Ngurah
Menurutnya, sinergi pengelolaan Curik Bali dilakukan secara in-situ dan eks-situ. Sedangkan perlindungan dan pengamanannya dengan 3 cara yaitu preemtif, preventif, dan represif/penegakan hukum.
Pengelolan secara in-situ dengan melakukan pembinaan populasi di Unit Khusus Pembinaan Jalak Bali (UPKPJB) Tegal Bunder mulai tahun 1998. Di UPKPJB yang kini bernama Suaka Satwa Curik Bali sampai Juli 2020 terdata ada 391 ekor.
Selain itu pihaknya menyiapkan anakan Curik Bali untuk restocking dan menerapkan SOP kesehatan.
Restocking dilakukan dengan melepasliarkan (release) Curik Bali hasil penangkaran dengan tujuan untuk meningkatkan populasinya di alam.
Rutin Release
Release Curik Bali dilakukan setiap tahun sejak 1998. Ada 3 site release dalam kawasan TNBB yakni Teluk Brumbun, Labuan Lalang, dan Cekik.
Tahun lalu, pihaknya me-realese 64 ekor, dan tahun 2020 ini sudah 52 ekor yang di-release.
"Pak WamenLHK Alue Dohong pernah release Curik Bali waktu kunker tanggal 23 Oktober 2020 lalu sebanyak 14 ekor," ungkap Agus Ngurah seraya menambahkan hari Senin (16/11) di kandang pelepasliaran Resort Gilimanuk, SPTN Wilayah l Jembrana, juga telah dilaksanakan pelepasliaran 14 ekor Curik Bali ke alam.
Pihaknya juga rutin me-monitoring, antara lain melakukan sensus 2 kali setahun dengan metode penjelajahan dan concentration count, serta mendata sebaran burung.
Tak ketinggalan menerapkan pembinaan habitat Curik Bali di antaranya dengan melakukan penanaman pohon pakan, pengendalian invasive spesies, serta membuat fasilitas dan sarana pendukung.
Adapun pengelolaan Curik Bali di luar habitatnya (ex-situ), berupa penangkaran yang dilakukan masyarakat yang tinggal di desa penyangga TNBB antara lain di Kelurahan Gilimanuk ada 7 penangkar bernama Jaya Bali Lestari, di Desa Sumberklampok (17) bernama Manuk Jegeg, di Desa Blimbingsari (4) bernama Paksi Sari Merta dan Ekasari Bird Fram, serta di Desa Melaya ada 1 penangkar bernama Lestari Curik Bali.
Kata Agus Ngurah, penangkaran Curik Bali dengan memberdayakan masyarakat tersebut bertujuan menambah pendapatan masyarakat dan meningkatkan populasi Curik Bali baik di alam maupun penangkaran, serta mengurangi tindak kejahatan perburuan Curik Bali di alam.
"Lewat penangkaran ini diharapkan juga dapat meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga kelestarian burung endemik Pulau Dewata ini beserta habitatnya, sekaligus menambah daya tarik wisata dengan adanya eco tourism Curik Bali berbasis masyarakat," pungkasnya.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.agusngurahkrisna, tnbb & @alue_dohong
0 komentar:
Posting Komentar