. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 17 Oktober 2020

Mau Dapatkan Realita Sesuai Ekspektasi Saat Berwisata? Ini Triknya


Setiap orang yang berkunjung ke suatu tempat untuk tujuan wisata, tentu menginginkan kenyataan atau realita sesuai ekspektasi atau harapan yang didamba.

Ekspektasi setiap orang jelas tak sama satu dengan yang lain. Artinya masing-masing memiliki harapan sesuai latar belakang, pengalaman, kesenangan/minat, dan tujuan/target yang ingin dicapai.

Misalnya, wisatawan yang senang berwisata alam, biasanya ekspektasinya ingin menemukan objek alam, entah itu pantai, gunung, bukit, savanna, lembah, hutan, danau, air terjun, dan lainnya dalam kondisi asri, bersih (tidak ada sampah), tidak ada vandalisme, dan tenang (tidak ramai pengunjungnya) serta dengan suguhan pesona alam yang amat menawan bahkan spektakuler.

Begitupun yang gemar berkunjung ke objek wisata buatan, seperti taman rekreasi, landmark kota yang ikonik (patung, tugu/menara, jembatan), dan lainnya, jelas ada trik, kiat atau tips yang harus diindahkan agar mendapatkan realita sesuai ekspektasi.


Supaya mendapatkan objek wisata alam dan atau buatan yang hening, tidak banyak orang, tidak ngantri, tidak kena macet, tidak crowded, ya sebaiknya menghindari objek-objek yang populer, tengah viral atau lagi ngehits. Sebaiknya cari objek-objek yang masih jarang orang kunjungi.

Andai kebelet ingin pergi ke tempat-tempat tersohor tersebut, hindari berkunjung pada akhir pekan, hari libur apalagi peak season. Waktu terbaik hari biasa/hari kerja dan bukan hari/waktu libur.

Kalau ingin mendapatkan pemandangan eksotis, luar biasa, dan spesial, harus tahu waktu/musim yang tepat.

Misalnya ingin mengabadikan bukit,  lembah, dan atau padang ber-savanna di Sumba, NTT yang beratmosfer tandus, coklat, bak Afrika, sebaiknya sambangi saat musim kemarau. Sebaliknya jika mau mendapatkan pemandangan laksana hamparan permadani hijau raksasa, ya datangi pas musim penghujan.

Serupa itu kalau ingin menikmati sunrise, sunset, pesona negeri di atas awan, dan lainnya, ya harus tahu waktu yang tepat.


Mau lihat sunrise di puncak gunung, ya harus rela mendaki lebih awal agar setibanya di puncak, sebelum matahari nongol.

Seperti itu pula kalau ingin mendapatkan pesona langka blue fire-nya Kawah Gunung Ijen di Banyuwangi. Jauh sebelum Subuh harus tiba di dasar kawah, tempat lokasi si-Api Biru berada.

Perjuangannya memang tidak mudah, tapi kalau berhasil mendapatkan realita sesuai ekspektasi pasti membuahkan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri.

Sebaliknya, kalau ekspektasinya memang ingin mendapatkan realita objek wisata yang ramai dan hingar bingar, ya datangnya pas akhir pekan, atau pas ada special event.

Contohnya, kalau ingin mendapatkan suasana Dieng, dataran tinggi di Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah yang ramai, ya datanglah pas penyelenggaraan Dieng Culture Festival.

Hal serupa juga, jika ingin mendapatkan suasana Jalan Malioboro di Jogja, Jalan Asia-Afrika di Bandung, dan atau kawasan Pantai Losari di Makassar yang jauh lebih riuh, mampirlah pas ada acara spesial atau saat akhir pekan dan puncak liburan.


Uji Coba

TravelPlus Indonesia pernah melakukan praktik/uji coba langsung guna mendapatkan realita sesuai ekspektasi di objek wisata alam yang sama, dengan cara, dan waktu yang berbeda.

Objek tersebut adalah Gunung Prau,  gunung mungil berketinggian 2.565 meter di atas permukaan laut (Mdpl) namun berpanorama molek, yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Realita sepadan ekspektasi yang pertama TravelPlus dapatkan adalah  pemandangan spektakuler dari puncaknya dalam atmosfer yang amat  hening.

Triknya, TravelPlus melakukan pendakian dalam kelompok kecil (small group) terdiri atas 4 orang, diluar akhir pekan (pendakian dilakukan malam Jumat), bukan saat liburan, dan sebelum gunung tersebut viral menjadi gunung Instragramable yang ramai peminatnya.

Alhasil, di puncaknya hanya kami berempat menikmati pemandangan yang menakjubkan, sampai TravelPlus membuat tulisan berjudul: 'Pesona Prau, 1 Atap 12 Gunung' yang tayang Rabu, 29 Mei 2013.

Realita sepadan ekspektasi yang kedua TravelPlus peroleh, adalah pemandangan lautan pendaki di puncak Prau saat mengabadikan pesona sunrise-nya.

Adapun triknya, TravelPlus mengikuti open trip pendakian massal (penmas) yang pendakiannya dilakukan pas akhir pekan di jalur pendakian paling umum, sewaktu Gunung Prau sudah begitu populer, tepatnya beberapa bulan sebelum datang pandemi Covid-19.

Ketika itu, Jumat (19/4/2019), saat mendaki maupun keesokan harinya menuruni gunung tersebut melalui Patak Banteng terjadi antrian panjang, seperti rombongan penonton konser musik band ternama.


Realita 'mencengangkan' itu sempat TravelPlus abadikan lewat foto dan video serta dalam tulisan berjudul: 'Wow, Gunung Prau Dicumbui 5.300 Pendaki, 11 Diantaranya Bule'.

Kedua momen itu amat kontras satu sama lain. Dan kalau ditanya, suka yang mana? Jujur sebagai pendaki lawas yang sejak dulu terbiasa mendaki gunung-gunung dalam kondisi sunyi, asri, dan kental nuansa petualangannya, TravelPlus memilih realita sesuai ekspektasi yang pertama.

Bukan cuma melulu wisata alam dan buatan, berwisata kuliner pun ada triknya bila ingin mendapatkan realita selaras ekspektasi, minimal tidak meleset terlampau jauh dari harapan.

Misalnya, kalau ingin mendapatkan lokasi kuliner favorit yang tidak terlalu padat pengunjungnya, sebaiknya jangan datang pas jam makan siang, sebaiknya agak awal atau agak lewat/jelang sore.

Trik ampuh lainnya, booking tempat terlebih dulu supaya tidak sampai antri apalagi batal karena tidak kebagian tempat.

Intinya, jika ingin meraih realita sesuai ekspektasi dalam berwisata apapun jenis wisatanya, trik-triknya harus dirancang/dipersiapkan sebelumnya agar tak berujung kecewa.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP