. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 07 Oktober 2020

Liburan di Dewi Kano Bukan Cuma Makan Durian, Ini Sederet Aktivitas Menariknya



Berwisata di Dewi Kano alias Desa Wisata Kaligono, pengunjung bukan cuma bisa makan durian lokal yang terkenal enak, pun melakukan berbagai kegiatan wisata yang menyenangkan
.

Kenapa malam durian? Kepala Desa (Kades) Kaligono Suroto menjelaskan karena salah satu desa wisata di sebelah Barat pegunungan Menoreh ini
memang banyak tumbuh pohon durian.

"Dewi Kano dihuni 1.400 kepala keluarga atau sekitar 4.000 orang. Rata-rata penduduknya petani durian lokal, manggis, berternak kambing PE atau peranakan etawa," terang Suroto kepada TravelPlus Indonesia.

Kata Suroto di Dewi Kano yang berada di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang berbatasan langsung dengan Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta tepatnya dengan Kabupaten Kulon Progo ini, pengunjung bukan sekadar makan durian dan manggis, pun bisa melihat Festival Durian atau Grebeg Durian yang digelar setiap tahun.

"Harga durian lokal Dewi Kano mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 100 ribu per buah," jelasnya.

Saat Festival Durian atau Grebeg Durian, pengunjung yang datang ke Dewi Kano bukan cuma wisatawan lokal (wislok) dari sekitar DI Yogyakarta dan Jateng, pun wisatawan nusantara (wisnus) dari kota lain seperti Jabodetabek, Bandung bahkan dari beberapa kota di Sumatera.

Sederet aktivitas wisata juga bisa dilakukan pengunjung selama berada di Dewi Kano, antara lain canoeing di Sungai Taman Sedandang, treking ke air terjun atau Curug Siklothok, Curug Silangit, dan Gunung Condong atau disebut juga Bukit Wukir Kencana.


Curug Silangit merupakan curug yang lokasinya paling tinggi karena itu dinamakan 'Silangit'.

Kalau treking dan sampai di puncak Gunung Condong, pengunjung bisa melihat laut Selatan di kejauhan, menikmati sunset, sunrise, serta menikmati hutan ijo royo-royo bumi Kaligesing dan juga wilayah Purworejo lainnya.

Di Dewi Kano, lanjut Suroto pengunjung juga bisa berwisata religi ke Makam Mbah Ngabei.

"Mbah Ngabei dikenal juga dengan nama Mbah Banten, seorang tokoh agama dari Banten yang menyebarkan agama Islam di wilayah Purworejo. Nama mbah yang aslinya adalah Sayyid Abei Syarifuddin," ungkap Suroto yang menjadi Kades Kaligono sejak 2007 dan sudah 3 periode, satu periode 6 tahun.

Soal akomodasi di Dewi Kano tak perlu khawatir. Pengunjung bisa menginap di  homestay. "Tarifnya rata-rata Rp 70 ribu per orang per malam, sudah termasuk sarapan pagi dengan nasi goreng," tambah Suroto.

Berwisata ke Dewi Kano di era adatasi kebiasaan baru seperti sekarang ini, pengunjung tak perlu resah.

"Soalnya kami menerapkan protokol kesehatan antara lain wajib memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan selalu menjaga jarak antar-pengunjung," pungkasnya.

Sebagai informasi, Dewi Kano termasuk salah satu dari 12 dewi yang mendapat dukungan pengambangan dewi di Destinasi Super Prioritas (DSP) Borobudur dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tahun anggaran 2020.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf, Dr. Ir. Hari Sungkari saat memberi kata sambutan dalam acara penyerahan dukungan barang CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety & Environmental Sustainability) kepada 4 dewi di DSP Borobudur, termasuk Dewi Kano di Taman Buah, Dewi Karangrejo, Kabupaten Magelang, Jateng belum lama ini, mengingatkan pengelola dewi harus memahami bahwa tipe wisatawan di era pandemi ini lebih kepada wislok dan wisnus yang berkendaraan overland.

"Jadi pengelola dewi harus bersiap diri menyambut kehadiran wislok dan wisnus pada liburan akhir tahun dan natal tahun ini," terangnya.


Satu lagi yang harus diperhatikan terkait penerapan protokol kesehatan, sambung Hari Sungkari, setiap pengelola dewi harus jujur menjelaskan berapa kapasitas atau daya tampung pengunjungnya di era adaptasi kebiasaan baru ini.

Misalnya kalau di Dewi Kano kapasitas aslinya sebanyak 200 wisatawan per hari, maka pada masa tatanan kebiasaan baru ini dibikin 100 wisatawan per hari dulu.

Keterangan mengenai kapasitas itu harus ditulis di depan gerbang dewi  serta diinformasikan dan diviralkan lewat medsos dan lainnya agar publik tahu.

"Kabarkan pula kalau setiap dewi di sini sangat konsen dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tapi tetap menerima kehadiran para turis," jelas Hari seraya menegaskan dewi yang mengindahkan semua itu akan disenangi dan didatangi wisatawan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@desawisatakaligono & adji

Captions:

1. Makan durian dan manggis di Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano).

2. Curug Silangit dan Siklothok, objek wisata alam di Dewi Kano.

3. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf, Dr. Ir. Hari Sungkari dan Kades Kaligono Suroto serta aksi bersih diakhir acara penyerahan dukungan barang CHSE.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP