. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 03 Oktober 2020

Gowes Ngetren Momentum Angkat Destinasi Wisata Bersepeda di Tanah Air, Ini Kiatnya


Di tengah pandemi, peminat gowes atau mengayuh sepeda justru ngetren (baca: marak_red). Di sejumlah kota, banyak orang bersepeda, penjualan sepeda meningkat, dan komunitas gowes menjamur. Ini momentum yang tepat untuk mengangkat destinasi wisata bersepeda di Tanah Air.

Hal itu diungkapkan Eddy Efendy selaku Founder Travel Biker Community dalam Bincang Bisnis Asita (BBA) yang digelar DPP ASITA bersinergi dengan TravelPlus Indonesia sebagai media partner di Zoom Meeting, Sabtu (3/10/2020).

"Bersepeda sekarang sedang digandrungi. Banyak orang yang beli sepeda. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk mengangkat  destinasi wisata bersepeda," kata Eddy.

Ini momentum luar biasa sekali. "Kalau tidak dimanfaatkan, sayang banget itu akan hilang," tambahnya.

Cara memanfaatnya dengan membuat atau menyediakan paket-paket tur bersepeda.


Paket tur yang dibuat, sambungnya, harus banyak, bermacam atau variatif, disesuaikan dengan melihat kondisi peminat gowes, apakah pemula, amatir atau sudah profesional.

"Jadi ada paket tur buat yang suka tanjakan. Buat yang malas gowes tanjakan, ya kita kasih paket tur bersepeda yang banyak medan turunan," ujarnya.

Bukan cuma itu, buat pesepeda yang suka kuliner sebaiknya dibuatkan juga paket wisata bersepeda dengan mampir ke tempat-tempat kuliner dan lainnya.

Menurut Eddy, paket-paket wisata tersebut sebenarnya sudah ada di sejumlah komunitas sepeda profesional karena mereka kerap gowes ke tempat-tempat yang jarang orang datangi kerena sulit dan tak bisa dijangkau dengan mobil, lalu di-posting fotonya hingga menjadi viral.

"Komunitas bersepeda bisa dijadikan riset and develovment product pariwisata Indonesia untuk paket tur bersepeda. Hanya tinggal digali dan dikemas lagi bareng Biro Perjalanan Wisata atau BPW menjadi paket-paket yang siap dijual," ungkapnya.

Eddy menyarankan BPW yang tergabung dengan ASITA bekerjasama dengan komunitas gowes karena setiap Minggu para komunitas tersebut rutin gowes dan menemukan daerah-daerah baru yang menarik untuk dikunjungi.

"Daripada menyewa orang ahli untuk membuat paket-paket wisata bersepeda, saya sarankan BPW di ASITA bekerjasama dengan komunitas sepeda karena mereka tanpa sengaja sudah membuat paket-paket wisata dengan melewati/mengunjungi sejumlah tempat menarik termasuk kuliner khas masyarakat lokal yang unik-unik," jelasnya.


Pacu Ekonomi Lokal
Dalam zoom meeting BBA edisi ke-20 ini, Eddy juga mengungkapkan bahwa olahraga bersepeda dapat menggerakkan ekonomi masyarakat lokal terutama di rute yang dilewati para pesepeda, termasuk di remote area dan daerah terpencil.

Misalnya mampir di warung milik penduduk, membeli berbagai keperluan atau makan di warung tersebut.

"Jadi sepanjang jalan itu, para pesepeda dapat menciptakan atau bahkan meningkatkan ekonomi masyarakat," terangnya lagi.

Kata Eddy, banyak tempat di Indonesia yang menarik dijadikan destinasi wisata gowes atau bersepeda, antara lain  NTT, Sumatera Barat, dan Jawa Barat bahkan di sekitar daerah yang tak jauh dari Jakarta.

NTT, tepatnya Flores disebut-sebut Eddy 'cycling paradise in the world'. 

Sebab dari Labuan Bajo bersepeda hingga Larantuka, pesepeda bukan hanya melihat pemandangan indah yang tak kalah dengan South Africa pun menikmati alam pedesaan dan berinteraksi langsung dengan warga lokal.

"Kita bisa makan bareng dengan orang desa, meskipun lauknya sederhana namun experience yang dapat amat mahal. Kita juga bisa melihat warga setempat menenun, serta jadi tahu tempat untuk mendapatkan seafood yang murah, dan banyak hal menarik lainnya," bebernya.

Sementara itu di Sumatera Barat, pesepeda bisa melihat suguhan alamnya yang tak kalah dengan di luar negeri berupa danau di atas dan danau di bawah, sederet gunung, dan juga air terjun.

"Bukan cuma itu, bisa menyantap aneka kuliner khas dan juga menikmati suguhan budaya tradisionalnya," kata Eddy yang pernah gowes keliling ranah Minangkabau selama 8 hari.

Lain lagi di Jawa Barat, khususnya di  Ciptagelar, sebuah kerajaan sunda di wilayah Sukabumi yang bisa dijangkau dari Pelabuhan Ratu terus naik ke bagian atas.

"Di sana kita benar-benar masuk ke remote area yang lebih mudah dan aman jika dijangkau dengan bersepeda. Kita bisa melihat kekhasan rumah dan lumbung-lumbung padinya serta budayanya. Kita juga bisa makan bareng warga lokal. Jadi atmosfir back to nature-nya sangat terasa," ungkapnya.

Di luar Jakarta, sekitar Banten juga banyak pilihan mendapatkan rute gowes yang menarik, misalnya ke daerah Serpong.

Di sana banyak bekas galian pasir yang berubah menjadi danau dan menyuguhkan pemandangan menawan. "Kurang lebih ada puluhan danau di sana yang belum dikelola menjadi objek wisata padahal menawarkan pemandangan indah," ungkapnya.


Di ujung pemaparannya, Eddy mengatakan di era sekarang semua tempat yang dikunjungi para pesepeda  bisa menjadi destinasi wisata asalkan bekerjasama dengan komunitas sepeda dengan membuat paket-paket wisata gowes yang tidak biasa.

Selain Eddy, di BBA yang mengangkat judul 'Trend Gowes & Peluang Bisnis Bagi BPW' ini juga menghadirkan 2 narsum lainnya yakni Direktur Universal Holiday, Shinta Tedjaningsih Reksalegora dan Koordinator Konsorsium Gowes Bali-Asita Jabar-Garuda Indonesia, Nico Darmawan Effendi.

Acara daring dengan moderator  Masrura Ram Idjal selaku Koordinator Litbang dan SDM DPP ASITA ini juga dihadiri Ketum DPP ASITA N. Rusmiati.

TravelPlus sebagai media partner dalam kesempatan ini menambahkan, selain melibatkan komunitas yang berkompeten, dalam kegiatan sport tourism gowes atau apapun itu yang  terkait pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf), sudah seharusnya pula bersinergi dengan media terutama  wartawan/blogger berpengalaman dan loyal meliput serta mempromosikan setiap kegiatan Parekraf baik pra, on maupun post/pasca-event supaya lebih meluas siarnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. @inneviani & adji

Captions:
1. Inneke Oktaviani (Iin) dan suaminya yang tengah menggandrungi gowes di era pandemi.
2. Eddy Efendy, Founder Travel Biker Community.
3. Bincang Bisnis Asita (BBA) edisi 20 yang digelar DPP ASITA bersinergi dengan TravelPlus Indonesia sebagai media partner di Zoom Meeting, Sabtu (3/10/2020).
4. Ketum DPP ASITA N. Rusmiati (kanan atas), moderator Masrura Ram Idjal selaku Koordinator Litbang dan SDM DPP ASITA, Direktur Universal Holiday, Shinta Tedjaningsih Reksalegora (kanan bawah), dan Koordinator Konsorsium Gowes Bali-Asita Jabar-Garuda Indonesia, Nico Darmawan Effendi. 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP