Kemenparekraf Gelar Rakor Pengembangan Desa Wisata di DSP Borobudur, Ini Tujuan dan Harapannya
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) lewat Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Desa Wisata di DSP Borobudur.
Rakor tersebut berlangsung di The Phoenix Hotel, Yogyakarta
Selasa, 22 September 2020.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Dr. Ir. Hari Sungkari menjelaskan rakor ini sebagai bentuk komitmen pemerintah pusat/Kemenparekraf dalam mendukung pembangunan pariwisata di Destinasi Super Prioritas (DSP) Borobudur
"Rakor ini diharapkan dapat menjadi wadah sinkronisasi program pengembangan desa wisata DSP Borobudur untuk merealisasikan sebagian dari rencana aksi yang akan disusun," ujar Hari Sungkari.
Lewat rakor ini, lanjut Hari, dapat di identifkasi sejauhmana peran serta seluruh stakeholder yang terkait dalam perumusan rencana aksi pengembangan desa wisata di DSP Borobudur.
Diharapkan beragam masalah terkait akselerasi desa wisata akan diurai dalam ralat ini sehingga potensinya tentu dapat didorong agar optimal.
Kata Hari, pengembangan desa wisata saat ini menjadi prioritas dalam RPJMN 2020-2024.
Pada Tahun anggaran 2020 sendiri, Kemenparekraf memiliki pilot project pengembangan 50 desa wisata di 5 Destinasi Super Prioritas termasuk Pengembangan 12 desa wisata di DSP Borobudur.
Sebagai upaya dukungan pengembangan DSP di Borobudur pada masa pendemi Covid-19 saat ini, pentingnya memikirkan faktor keselamatan dan Kebersihan.
Keselamatan dan kebersihan ini, lanjut Hari, merupakan bagian dari Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah Tamah, dan Kenangan).
"Maka dari itu, perlu menguatkan Sapta Pesona di setiap Desa Wisata di kawasan DSP Borobudur untuk memberikan keamanan dan kenyamanan wisatawan di Era New Normal ini," terang Hari.
12 Desa Wisata
Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Kemenparekraf Oni Yulfian MBTM menambahkan pengembangan desa wisata di DSP Borobudur dalam tahun anggaran ini meliputi 12 desa wisata yang termasuk dalam 2 provinsi yaitu Jawa Tengah dan DI. Yogyakarta mencakup 6 kabupaten.
Desa wisata yang ada di Jawa Tengah ada di 1 Kabupaten yakni
Kabupaten Magelang ada 3 Desa yaitu Desa Karanganyar, Desa Karangrejo, dan Desa Borobudur.
Sementara itu di
D.I. Yogyakarta ada di 5 kabupaten yaitu
Kabupaten Kulonprogo sebanyak 4 desa yaitu Desa Glagah, Desa Segajih, Desa Tinalah, dan Desa Jatimulyo; Kabupaten Gunung Kidul (1 Desa) yaitu Desa Bleberan Sri Getuk; Kabupaten Sleman (2 Desa) yaitu Desa Pulesari dan Desa Garongan; Kabupaten Bantul (1 Desa) yaitu Desa Mangunan; dan Kabupaten Purworejo (1 Desa) yaitu Desa Kaligono.
"Sekarang ini kami sedang dalam proses penyusunan roadmap pengembangan desa wisata di DSP Borobudur dengan memetakan dan membuat profil terkait 12 Desa Wisata Prioritas 2020 yang dibantu dengan tim peneliti dari P2Par ITB," terang Oni.
Roadmap tersebut, lanjut Ini, dibuat sebagai pedoman pengembangan desa wisata dalam jangka waktu lima tahun kedepan dan sebagai pedoman operasional dalam melaksanakan kebijakan dan strategi pembangunan desa wisata dalam Ripparnas, RPJMN, dan Rencana Terpadu Kawasan.
Sasaran dari pembentukan roadmap pengembangan desa wisata ini, sambung Ini, diharapkan dapat menggambarkan profil dari masing-masing desa yang mencakup kebijakan pengembangan desa wisata baik di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/ kota.
"Selain itu menggambarkan
karakteristik dan tingkat perkembangan desa, potensi dan tantangan pengembangan, dan menggambarkan
strategi dan indikasi program kegiatan pengembangan desa wisata di DSP Borobudur," jelas Oni.
Rakor yang diikuti sekitar 75 orang dari Dispar Kab. Magelang, Dispar Kab. Purworejo, Dispar Kab. Kulonprogo, Dispar Kab. Bantul, Dispar Kab. Gunungkidul, Dispar Kab. Sleman, Pengelola 12 Desa Wisata, Badan Otorita Borobudur (BOB), Kadispar Jateng, dan Kadispar DIY serta media ini diharapkan dapat mengumpulkan berbagai masukkan terhadap upaya pengembangan desa wisata di DSP Borobudur.
Dalam rakor ini juga ada diskusi yang menghadirkan beberapa narasumber antara lain Yani Andriani dari P2Par yang memaparkan terkait konsep desa wisata beserta rencana kerja penyusunan roadmap, Wiwiek Mahdayani direktur Desma Center yang mengutarakan hal terkait pengembangan desa wisata sebagai pendorong perekonomian desa, dan Oneng Setyaharini, MM selaku Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf serta Kadisporapar Jateng Sinoeng Nugroho.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar