Empat Penari Chakil Squad Ramaikan Rakor Pengembangan Desa Wisata di DSP Borobudur
Setiap kegiatan yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sekalipun itu Rapat Koordinasi (Rakor), selalu memasukkan sisi ekonomi kreatif (Ekraf)-nya baik berupa suguhan tari, musik, kuliner, dan lainnya. Itu bukan tanpa alasan. Ternyata tujuannya agar para pelaku Ekraf bisa terus menggeliat dan berkarya.
Contohnya Rakor yang selenggarakan Kemenparekraf lewat Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur yang berlangsung di The Poenix Hotel, Jogja, hari ini Senin (22/9/2020).
Di awal Rakor Pengembangan Desa Wisata di Destinasi Super Prioritas (DSP) Borobudur bertema "Menjadikan Desa Wisata sebagai Pendorong Perekonomian di DSP Borobudur" ini ada suguhan sebuah tarian tradisi kreasi baru yang dibawakan 4 penari perempuan muda dan cantik dari Sanggar Tari Chakil Square Art Community, Jogja.
Keempat penari tersebut bernama Tutu Wisti, Agatha Ratu, Tiara, dan Cindy. Mereka membawakan Tari Merak ciptaan Tejo Sulistyo.
Menurut Sekretaris Sanggar Tari Chakil Squad Art Community, Bramantyo Fendy, Tari Merak berdurasi sekitar 7 menit ini merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu Burung Merak.
"Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Tejo Sulistyo," ungkap Bramantyo Kepada TravelPlus Indonesia.
Tarian tersebut, lanjut Bramantyo bisa dibawakan penari perempuan secara tunggal, kelompok kecil maupun kelompok besar atau kolosal.
"Sanggar kami pernah membawakan tarian itu secara kolosal sebanyak 50 penari perempuan di sebuah acara di Klaten," terangnya.
Kata Bramantyo selain untuk pembukaan acara formal seperti rapat, rakor, gathering, dan lainnya, Tari Merak ini juga biasa ditampilkan untuk acara pernikahan dan lainnya.
Selama pandemi Covid-19, Bramantyo mengakui panggilan untuk pementasan tari sangat berkurang.
"Banyak event yang cancel, otomatis kita terkena dampaknya langsung," akunya.
Belakangan ini kegiatan kepariwisataan yang melibatkan Ekraf, sudah mulai menggeliat lagi.
"Kami sudah beberapa kali tampil antara lain 2 kali mengisi opening webinar Kemenparekraf, tampil dalam rangka sewindu keistimewaan DIY, dan yang minggu lalu ditunjuk Bank Indonesia DIY untuk mengikuti Fesyar secara daring," terangnya seraya berharap agar setiap event yang diadakan Kemenparekraf selalu melibatkan seniman.
Pantauan TravelPlus, Rakor yang kemudian dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Dr. Ir. Hari Sungkari ini bukan hanya turut menggeliatkan unsur Ekraf, pun banyak sektor terkait kepariwisataan lainnya seperti transportasi, akomodasi (hotel), kuliner, dan tentu saja pengembangan sejumlah desa wisata di DSP Borobudur yang menjadi sasaran utama rakor ini.
Satu lagi, tentu saja terpublikasikan/terpromosikan bukan hanya rakor itu sendiri tapi juga sektor-sektor terkait lainnya karena melibatkan peran serta media secara langsung.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: Adji & Bramantyo/Chakil Squad
0 komentar:
Posting Komentar