Ida Sudah Kembali ke Hutan Gunung Leuser, Semoga Betah ya Nek Rimueng
Setelah sempat dirawat beberapa hari, kini Ida kembali hidup bebas di belantara Gunung Leuser yang sudah lama berstatus taman nasional.
Ida, itulah namanya. Umurnya baru mau 6 tahun dengan panjang sekitar 2 meter.
Oiya, nama Ida diambil dari lokasi si loreng cantik ini ditemukan yaitu di Dusun le Dalim, Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan.
Walau terbilang masih muda tapi jangan macam-macam dengan Si Loreng satu ini.
Dia itu Harimau Sumatera alias Panthera tigris sumatrae, penghuni Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Masyarakat Aceh biasa memanggilnya 'Nek Rimueng'.
Sabtu (20/6/2020) pagi sekitar jam 9.00 WIB, si pemangsa yang kerap mengintai, mengendap, melompat, dan menerkam mangsanya sampai mati ini kembali hidup menikmati alam bebas di habitatnya, TNGL.
Pagi itu, Ida dilepasliarkan. Setelah pintu kerangkeng berwarna putih dibuka, dia terdiam sejenak, melihat suasana sekitarnya. Kemudian di berlari masuk ke dalam hutan, rumah tingggalnya, TNGL.
Dilansir dari gunungleuser.or.id, sepekan yang lalu Ida masuk perangkap BKSDA Aceh di Desa Jamboe Dalem.
Ida sengaja ditangkap lantaran kerap berkeliaran di kebun warga dan memangsa ternak.
Setelah dirawat beberapa hari, satwa dengan status konservasi terancam punah ini dinyatakan sehat dan layak untuk dilepasliarkan.
Ida ditempatkan di kerangkeng lalu diangkut menggunakan perahu motor cepat.
Pelepasliaran Ida kembali ke habitatnya berjalan lancar, hasil kerjasama berbagai pihak yakni BKSDA Aceh, BBTNGL, WCS-IP, FKL, POLRI, UNSYIAH, Pers, masyarakat, dan pemerintah setempat.
Di TNGL, Harimau Sumatera bisa dijumpai mulai dari kawasan pantai hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (Medpl), baik di hutan sekunder maupun primer.
Di Sumatera, satwa yang bernama lain Rimau, Imau, Datuk, Inyiak, Ompung, dan Ampang Limo ini lebih suka tinggal di dalam hutan hujan dataran rendah karena biasanya banyak dijumpai babi hutan, salah satu santapan kesukaannya selain rusa sambar dan muncak.
Peranannya di ekosistem TNGL amat penting sebagai pemangsa hama babi hutan yang kerap menyerang perkebunan warga seperti yang pernah terjadi di Desa Jambo Dalim, sebelah Selatan kawasan TNGL.
Setiap hari si jagoan taktik ini butuh 5-6 Kg daging segar. Kalau menu favoritnya susah ditemukan, tak jarang dia keluar hutan hingga kawasan perkebunan warga.
Harimau Sumatera adalah satu-satunya subspesies harimau yang masih tersisa di Indonesia setelah punahnya Harimau Bali pada tahun 1930-an dan Harimau Jawa sejak 1980-an.
Menurut Griffiths (1999), populasi si pemangsa puncak di TNGL pada tahun 1992 diperkirakan mencapai 100 individu. Jumlah ini merupakan separuh dari jumlah kontribusi 6 tahun sebelumnya.
Saat ini setidaknya 50 individu Rimueng di TNGL sudah teridentifikasi
Keberadaan predator perkasa ini paling terancam oleh perburuan ilegal dengan menggunakan racun dan lainnya.
Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut harimau satu ini memiliki reputasi sebagai predator dengan daerah jelajah yang luas (namun dengan kepadatan rendah) sehingga pantas menjadi ikon konservasi.
Sebagai penguasa mata rantai makanan teratas, seokor kucing besar betina ini membutuhkan kawasan 50 kilometer persegi sedangkan pejantan lebih luas lagi, sekitar tiga kali daerah jelajah betina.
Di akun IG KLHK @kementeriamLHK menjelaskan dalam konservasi, harimau menyandang gelar flagship species yaitu hewan yang dapat menarik kepedulian masyarakat untuk mendukung upaya pelestarian alam.
"Ia juga spesies payung, umbrella species, artinya melestarikan harimau juga berarti memayungi dan melindungi flora-fauna di wilayah jelajahnya," tulis adminnya di akun tersebut.
Lalu bagaimana nasib Ida kini dan kelak? Semoga saja Ida di rumahnya, TNGL terhindar dari segala macam bentuk ancaman manusia rakus dan tak bertanggungjawab.
Semoga saja Ida sebagai salah satu dari empat species kunci di TNGL, betah menetap hingga menemukan pejantan tambatan hati, kemudian bercinta, hamil, beranak banyak, dan membesarkan anak-anaknya dengan tenang.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.gunungleuser.or.id, @gunungleusernationalpafk & @kementerianlhk
0 komentar:
Posting Komentar