Intip Kolaborasi Seniman Sumedang-Prancis yang Bikin Hubungan Indonesia-Prancis Makin Intim

Enam seniman Sumedang dari Simpay Panaratas berkolaborasi dengan lima musisi dari Prancis. Komposisi klasik Beethoven dan Desbussy serta lagu tradisional Sunda, sukses mereka suguhkan.

Mereka tampil pada konser Le Concert Impromptu Meets Simpay Panaratas, di J.S. Bach Recital Hall Aula Simponia Jakarta, Sabtu (8/2/2020).

Konser dibuka dengan komposisi Les Indes Galantes, dilanjutkan sajian etnik karya Nano S, Ngalagena. 

Selanjutnya, alunan musik yang berbeda genre tersebut saling bersahutan di empat belas segmen pertunjukan.

Penampilan menarik tersebut dipungkas dengan eksplorasi bersama kesebelas musisi dalam balutan lagu klasik Danse Des Sauvages dan lagu Sunda Sabilulungan.

Standing applause pun menggema.

"Saya bangga pada para seniman Sumedang yang multitalenta. Mereka memiliki kemampuan musikalitas yang luar biasa. Semuanya dapat memainkan lebih dari 3 alat musik, mulai alat musik tabuh/pukul seperti saron, bonang, dan kendang, alat musik gesek seperti rebab dan tarawangsa, alat musik tiup suling, sampai dengan alat musik petik kacapi. Mereka bisa mengimbangi permainan musisi kelas dunia Le Concert Impromptu dari Prancis, bahkan untuk beberapa segmen melampauinya," kata Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir di Jakarta, Minggu (10/2).

Konser bersama tersebut digelar untuk memperingati hubungan diplomatik ke 70 antara Indonesia dan Prancis.

Selain dihadiri Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard, konser musik klasik dan tradisional tersebut juga disaksikan Music Director sekaligus owner Aula Simponia, Stephen Tong serta para diplomat dan ekspatriat dari berbagai negara, khususnya dari Prancis dan negara-negara Eropa. 

"Ini kontribusi Sumedang untuk Indonesia. Hubungan diplomatik di bidang kebudayaan dengan Prancis ini sudah kami jalin hampir satu tahun. Sebelumnya, pada bulan Mei 2019, dalam rangka ulang tahun peresmian menara Eiffel ke 130, seniman Sumedang dengan Gamelan Sarioneng Parakansalak, tampil memukau bersama Jakarta Simponia Orchestra di Aula Simponia pada konser Impressions Universelles," terang  Dony.

Dijelaskan bahwa beberapa bulan setelahnya, tepatnya bulan Juli 2019, Duta Besar Prancis untuk Indonesia saat itu berkunjung ke Sumedang. Beliau menginap dan menikmati suguhan seni budaya, destinasi wisata dan kuliner khas Sumedang. 

Juni ke Paris
"Sebagai kelanjutannya, Insyaallah bulan Juni 2020 ini, kami diundang Atase Kebudayaan pada Kedutaan Besar Indonesia di Prancis untuk melaksanakan konser gamelan di Paris. Selain lanjutan peringatan hubungan diplomatik Indonesia-Prancis ke 70, kunjungan tersebut kami manfaatkan untuk menjalin hubungan diplomatik yang lebih erat melalui sister city antara Sumedang dengan salah satu kota di Prancis," ungkap Dony lagi.

Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan memberikan apresiasi atas suksesnya acara kolaborasi seniman dua negara tersebut.

Menurut Wawan yang juga seorang dalang sekaligus pimpinan grup  Wayang Ajen, ini kesempatan yang baik buat Sumedang, khususnya untuk memperkenalkan seni dan budaya mereka ke Prancis dan Eropa.

"Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan baik. Apalagi seni dan budaya Sumedang juga akan perform di Prancis. Tentunya audiens yang hadir akan lebih beragam. Sumedang bisa mengangkat juga destinasi wisata dan ekraf yang mereka miliki," tutur Wawan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.humas sumedang

Captions:
1. Aksi seniman Sumedang meniup suling saat berkolaborasi dengan seniman Prancis.
2. Para penikmat konser kolaborasi seniman Sumedang-Prancis.
3. Membawakan beberapa komposisi klasik dan lagu etnik Sunda.
4. Tampil keren di J.S. Bach Recital Hall Aula Simponia Jakarta.
5. Konser kolaborasi kian mempererat hubungan Indonesia-Prancis.