Ini Cara Kobar Perkuat Destinasi dan Produk Ekraf-nya agar Berstandar Internasional
Kotawaringin Barat (Kobar), salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang memiliki sejumlah destinasi wisata dan produk ekonomi kreatif (ekraf) menarik. Beberapa di antaranya sudah mendunia namanya.
Guna memperkuat destinasi wisata dan produk ekraf-nya agar terkenal dan memiliki standar internasional, Bupati Kobar Hj. Nurhidayah berbuat sesuatu.
Saat ini, Nurhidayah tengah melakukan roadshow ke sejumlah kementerian terkait dalam upaya mempercepat pembangunan Kobar sebagai penguatan daerah.
Salah satu kunjungan kerja (kunker)-nya adalah menyambangi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) di Jakarta, Senin (10/2/2020) untuk beraudiensi dengan Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Baparekraf Hari Santosa Sungkari, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Wawan Gunawan, dan Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Oni Yulfian.
Bupati Nurhidayah yang datang bersama Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kobar dan Kadis PUPR Kobar menjelaskan kalau Kobar memiliki destinasi unggulan antara lain Tanjung Puting, Rumah Betang, Astana Mangkubumi, Istana Kuning, Gosong Senggora, Astana Alnursari, Jurung Tiga, dan Pantai Kubu.
Tanjung Puting selama ini memang menjadi destinasi andalan utama Kobar yang berhasil menjaring wisatawan nusantara dan mancanegara. Namun wisatawan yang mengunjungi habitat asli Orangutan dan Bekantan ini masih belum optimal memanfaatkan hotel yang tersedia.
"Mayoritas kunjungan wisatawan dengan Kapal Klotok sekaligus menginap," terang Nurhidayah sebagaimana termuat dalam laporan audiensi yang TravelPlus Indonesia terima dari Baparekraf, Selasa (11/2).
Akomodasi di Kobar saat ini, lanjut Nurhidayah sudah ada 2 hotel bintang, 40 hotel non bintang, dan juga sejumlah homestay yang dikelola oleh masyarakat.
"Rencananya hotel bintangnya bertambah, Mercure akan buka juga," ungkapnya.
Amenitas lainnya, kabupaten beribukota Pangkalan Bun ini juga memiliki 47 biro perjalanan, 35 agen perjalanan, dan 37 rumah makan.
Salah satu kegiatan yang akan digelar Kobar tahun ini dalam rangka mempromosikan destinsi Tanjung Puting dan ekraf-nya adalah Festival Tanjung Puting.
Atraksi lainnya ada Festival Batang Arut, Lomba Perahu Lampu, Lomba Pancing, dan masih banyak lagi.
Untuk memperkuat kulinernya, Kobar menggelar beberapa kegiatan, salah satunya Festival Mehampar Wadai.
Dalam festival ini ada beragam wadai (kue) yang ditampilkan antara lain Apam Peranggih, Kambang Goyang, Cincin, Jorong, Kekicak, Ilat Sapi, Cucur, Sunduk Lawang, dan Pepare.
Bulan Oktober mendatang akan dipusatkan rangkaian kegiatan-kegiatan dalam mendukung Sail Indonesia selama satu bulan penuh.
"Intinya Calendar of Event Kobar tahun ini sangat membutuhkan supporting dari pusat, termasuk dari Kemenparekraf," ungkap Nurhidayah.
Saat ini subsektor Ekraf yg berkembang di Kobar adalah film, fotografi, kriya, kuliner, musik, fesyen, seni pertunjukan, dan seni rupa.
"Kegiatan perfilman yang dilakukan komunitas di Kobar, perlu mendapat perhatian pusat agar kualitas karya masyarakat lokal berstandar internasional sehingga mampu bersaing di kancah Internasional," harapnya.
Kepala Dispar Kobar Wahyudi menambahkan dari sisi Aksesibilitas sekarang Pelabuhan Kumai sudah sangat bagus seperti layaknya bandara.
"Saat ini sedang ada cruise yang bersandar membawa turis sebanyak 45 orang," jelasnya.
Kobar juga berkeinginan mewujudkan pembangunan wisata berkonsep waterfront city.
Karena itu pihaknya berharap ada pendampingan pembangunan creative hub dari Pemerintah Pusat untuk pengembangan konsep tersebut.
"Sebagai informasi saat ini telah dibangun Pasar Ikan di pinggir front city dengan aktivitas memasak langsung bagi turis di pinggiran dermaga," ujarnya.
Deputi Bidang Destinasi dan Infrasrtruktur Hari Santosa Sungkari menyampaikan dalam memperkuat destinasi dan ekraf harus pula mengedepankan kearifan lokal yang ada di Kobar.
"Bila ada local wisdom yang unik segera dipatenkan," imbau Hari Santosa.
Dalam pengembangan ekraf, perlu memperkuat komunitas dan masyarakat di wilayah Kobar.
"Misalnya untuk perfilman, dapat merangkul komunitas kaum muda yang fokus pada perfilman agar tercipta karya-karya berstandar internasional dengan menampilkan cerita dari sebuah destinasi sesuai segmented-nya," tambah Hari Santosa.
Mengenai kalender wisata, sebaiknya petakan terlebih dahulu event-event apa saja yang layak jual. "Nanti kami dukung dengan menyampaikannya ke bagian pemasaran Kemenparekraf," ujar Hari Santosa lagi.
Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Wawan Gunawan menginformasikan selain Kobar-Kalteng, sudah ada tiga pihak lagi dari Kalimantan yang melakukan audiensi ke Baparekraf, tepatnya ke Deputi Bidang Destinasi dan Infrasrtruktur pada minggu kedua awal tahun ini.
"Pertama Kepala Dispar Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan pada tanggal 10 Januari 2020. Lalu Ketua dan anggota DPRD Kota Baru, Kalsel, dan Kepala Dispar Provinsi Kalsel," ungkap Wawan.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & dok.kemenparekraf
Captions:
1. Seorang turis bule mengabafikan anal Orangutan di Tanjung Puting, yang menjadi destinasi andalan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng.
2. Audiensi Bupati Kobar Hj. Nurhidayah ke Deputi Bidang Destinasi dan Infrasrtruktur Baparekraf Hari Santosa Sungkari.
3. Suasana audiensi di kantor Kemenparekraf/Baparekraf, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar