. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 24 Februari 2020

Di Samosir April Mendatang, Ada Gondang Naposo dalam Kemasan Festival

Sekurangnya ada dua momen untuk bisa menyaksikan Gondang Naposo di Samosir, pulau terbesar di tengah Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut).  

Pertama pada momen sehari sebelum acara pesta perkawinan warga lokal, dan kedua saat momen penyelenggaraan Pesta Budaya atau Festival Gondang Naposo yang digelar setiap tahun oleh Pemkab setempat.

Masing-masing momen punya keistimewaan tersendiri.

Kalau ingin menyaksikan Gondang Naposo di momen pertama, tentu sebelum datang ke Samosir, Anda harus cari tahu dulu kapan dan dimana ada pesta perkawinan warga lokal yang bakal dimeriahkan dengan atraksi tradisi khas orang Batak Samosir tersebut.

Agak ribet dan perlu waktu memang untuk mendapatkan informasi tersebut. Tapi kalau Anda berhasil, lalu datang ke Samosir dan melihat langsung Godang Naposo jelang pesta perkawinan, tentu bakal lebih berkesan karena atmosfirnya jauh lebih natural.

Biasanya wisatawan mancanegara (wisman), terutama turis bule dari Eropa dan lainnya lebih menyukai melihat Godang Naposo yang diadakan jelang pesta perkawinan tersebut. Mereka menilai momennya lebih spesial.

Sementara kalau ingin melihat Gondang Naposo saat penyelenggaraan pesta budaya atau festival, kelebihannya waktu dan tempatnya sudah jelas dan terinformasikan lewat pemberitaan sejumlah media massa maupun media sosial. Jadi Anda tak perlu repot mencari informasi waktu dan tempatnya.

Nah tahun ini, Festival Gondang Naposo kembali menjadi pembuka Calendar of Event (CoE) Kabupaten Samosir yang berlabel Horas Samosir Fiesta (HSF) 2020.

Festival Gondang Naposo tahun ini akan digelar di Pasir Putih Tandarabun, Desa Dos Roha, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, pada 17-18 April mendatang.

Tahun lalu, Festival Gondang Naposo juga pernah menjadi pembuka HSF 2019 yang sukses digelar 31 Mei hingga 1 Juni di tempat yang sama.

Ketika itu festival yang disebut-sebut sebagai ajang cari jodoh muda-mudi lajang Batak ini dihibur dengan Tonggo Raja, Tor-tor Marhusip, Tor-tor Hatasopisik, Tor-tor Kreasi Toba, dan malam hiburan rakyat bersama Tongam Sirait.

Ajang Penemuan Jodoh
Selain sebagai sarana untuk membina silaturahmi bagi generasi muda-mudi, tujuan lain Pesta Budaya Gondang Naposo ini adalah pesta ajang cari jodoh.

Begitu kata admin akun Instagram (IG) @gondangnaposo terkait penyelenggaraan Pesta Budaya Gondang Naposo yang pernah dihelat di Tuktuk Siadong tahun 2013 silam. 

Sejumlah pihak lainnya bilang Gondang Naposo itu tradisi budaya yang diperuntukan bagi pemuda-pemudi Batak yang belum menikah. 

"Bisa dibilang begitu, tapi sekadar efek saja, bukan yang utama. Dan itu cuma pendekatan pertama," ujar Monang Naipospos, budayawan Batak kepada TravelPlus Indonesia, Senin (24/2/2020).

Monang membenarkan kalau wisatawan luar sebatas yang dia dengar dari mereka, ingin melihat atraksi budaya itu yang hidup di masyarakat. "Bukan yang dibuat-buat untuk memancing orang datang berwisata," tambahnya.

Dalam tulisannya di www.tanobatak.wordpres.com berjudul Gondang Naposo, Monang menjelaskan bahwa pada dasarnya acara Gondang Naposo tidak semata-mata urusan Naposo.

"Dari tradisi lama, acara seperti ini justru diprakarsai oleh orang tua, dan pembiayaan digalang oleh penduduk sepempat," terangnya.

Gondang Naposo biasanya dilakukan saat bulan purnama setelah usai upacara Asean Taon.

"Mangase taon biasanya setelah panen raya. Asean taon merupakan “hari raya” besar bagi orang Batak tempo dulu. Di berbagai daerah ada yang menyebut Pesta Bius, pasahat Horbo Bius, Patasumangot, dll menurut kebiasaan penyebutannya," terang Monang.

Inilah acara mamuhai gondang atau “mambuat tua ni gondang” Pargonsi memainkan Gondang Sipitulili tanpa ada yang menari. Setelah itu para orangtua bersama Naposo “Hasuhuton” menari bersama.

Setelah mambuat tua ni Gondang selesai, acara diserahkan sepenuhnya kepada Naposo.

Selama acara berlangsung. Para orang tua tetap melakukan pemantauan, agar tidak melenceng dari aturan etika kesopanan dan ketertiban.

Menurut Monang minimal acara Gondang Naposo dilaksanakan 2 hari.

Hari pertama mambuat tua ni gondang dimulai sejak sore hari. Semua Naposo “hasuhuton” menari sepuasnya disini dan kadang mengajak para orang tua menari bersama.

Disini kesempatan khusus memberi berkat kepada anak-anak mereka, bergembira menari dengan tata kesopanan yang sudah baku.

Mereka dimatangkan “manortor” yang baik, “maminta” Gondang yang runtut.

Hari kedua adalah pagi hari, memberi kesempatan kepada Naposo “mamuhai” memulai acara tortor bagi mereka dan dilanjutkan kepada para undangan hingga siang dan sore.

Para undangan umumnya dari Naposo tetangga “huta” dan luat yang lebih jauh.

Luat yang lebih jauh umumnya yang ada hubungan kekerabatan dengan klan “hasuhuton” itu. Misalnya generesi muda dari klan “bona ni ari, boru natuatua” dan yang berkaitan dengan persaudaraan klan itu.

Setiap rombongan undangan memenuhi panggilan “manortor” selalu membawa persembahan kepada Naposo hasuhuton yang disebut “santisanti” berupa uang yang dimasukkan dalam “tandok” kecil, atau dengan diletakkan diatas “pinggan” berisi beras.

Naposo hasuhuton menyambutnya dengan tarian hingga lokasi menari. Santisanti diberikan dengan tarian oleh yang pandai menari, dan pihak Naposo hasuhuton juga mempersiapkan sambutan dengan penari pilihan juga.

Bila Naposo dari pihak bona ni ari atau “tulang” mempersilahkan para “iboto” mereka menari, bahwa itu pertanda kepada Naposo “baoa” laki-laki dari hasuhuton untuk melirik, mengajak menari.

Kata Monang, gaya menari Naposo yang kecantol dan mendapat sambutan biasanya dilanjutkan dengan tari kedua.

"Disini langkah pematangan pemberian signal apakah saling menyukai. Dari tarian itu dapat dilihat yang menerima dan yang menolak," terangnya.

Bila diterima, maka sang pria menyematkan daun beringin di kepala “paribannya” itu.

Begitu pula sebaliknya, pihak Naposo hasuhuton akan memberikan kesempatan kepada para “iboto” mereka menari.

Ini pemberian kesempatan kepada Naposo pria dari klan “boru natua tua” atau amang boru untuk melampiaskan hasrat kasihnya kepada paribannya dengan gaya tarian yang memukau dan menaklukkan.

"Bila kasih terjalin, cinta tersambung, maka pihak orang tua yang terus mengamati akan mencatatkan dalam agenda mereka dan melakukan penelusuran lanjutan," ungkap Monang.

11 Event HSF 2020 
Sebagai informasi tambahan, HSF 2020 terdiri atas 11 acara/kegiatan pariwisata atau Tourism Event (TE) berupa Culture Event (CE) terbanyak, Music Event (ME), Sport Tourism Event (STE), Ekraf Event (EE), Religion Event (RE), dan Destination Event (DE).

Setelah Festival Gondang Naposo (CE), selanjutnya ada Samosir Band Festival (ME) yang akan berlangsung tanggal 29-30 Mei 2020, lalu Sigale-Gale Carnival (CE, 6 Juni 2020), Samosir Harvest (CE, 27 Juni 2020), Horja Bius (CE, 31 Juli -1 Agustus 2020), dan Samosir Music International (ME) tanggal 7-8 Agustus 2020.

Berikutnya ada Samosir Like Toba Ultra Marathon (STE) tanggal 26-27 September 2020, kemudian Festival Ulos (EE, 15-17 Oktober), Festival Solu Bolon (STE berbasis local wisdom, 12-14 November), dan Christmas Season (RE) tanggal 19-20 Desember 2020 . 

Terakhir sebagai event penutup HSF 2020 adalah Festival Sipinggan (DE) yang akan berlangsung di Pantai Sipinggan tanggal 27 Desember mendatang.

Menurut Bupati Samosir Rapidin Simbolon semua TE dalam HSF 2020 diharapkan akan mendongkrak kunjungan wisatawan ke Samosir yang pada 2019 sebanyak 418.000 wisatawan atau naik 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan tahun ini diproyeksikan sebanyak 500.000 wisatawan.

“Kunjungan wisatawan ke Samosir 35 persen-nya adalah wisman sebagian dari Eropa di antaranya dari Belanda dan Austria,” kata Rapidin Simbolon sebagaimana tertera dalam siaran pers yang TravelPlus Indonesia terima dari Biro Komunikasi (Birkom) Parekraf dibawah komando Rahayu Agustini.

Direktur Wisata Alam, Budaya, dan Buatan, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Kemenparekraf, Alexander Reyaan menambahkan peluncuran HSF 2020 di Jakarta, Jumat (21/2/2020) sebagai upaya mempromosikan Danau Toba sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas agar lebih mendunia. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, Ig: @adjitropis)

Captions:
1-5: Gondang Naposo ajang perkenalan muda-mudi Batak di Samosir. (foto: dok. @gondangnaposo)
6. Ada 11 tourism event di CoE Kabupaten Samosir yang berlabel Horas Samosir Fiesta (HSF) 2020, salah satunya Festival Gondang Naposo yang menjadi Culture Event pembuka HSF 2020, April mendatang. (foto: dok. birkom kemenparekraf)
7. Bupati Samosir Rapidin Simbolon saat peluncuran HSF 2020 di Jakarta. (foto: dok. birkom kemenparekraf)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP