. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 29 Januari 2020

Perpusnas RI, Destinasi Wisata Pustaka Terlengkap, Strategis, dan Kekinian

Jumlah perpustakaan di Indonesia ada ratusan ribu. Tapi yang gedungnya keren, koleksinya lengkap, letaknya strategis, dan pelayanannya menerapkan teknologi kekinian, itu tak semua.

Perpustakaan yang punya semua keistimewaan itu sehingga akhirnya menjadi daya tarik sebagai destinasi wisata pustaka favorit, salah satunya adalah Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI di Jakarta Pusat, dekat Balaikota, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Keistimewaan Perpusnas RI sebagai perpustakaan negara ini, pertama memiliki bangunan 24 lantai dan tiga ruang bawah tanah yang membuatnya disebut-sebut sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia.

Sejak diresmikan Presiden Jokowi, Kamis 14 September 2017 lalu, Perpusnas terus kedatangan para pemburu buku mulai dari pelajar SD sampai mahasiswa, bahkan karyawan dari bermacam profesi dan juga para peneliti.

Selain gedung yang terbilang megah dan memiliki koleksi buku serta monograf yang beragam dan lengkap, Perpusnas juga punya banyak koleksi audiovisual, foto, peta, manuscrift, sumber elektronik, rekaman suara, bahan kartografis, bentuk mikro, dan lukisan yang dapat dilihat oleh pengunjung. 

Kelebihan lainnya, pelayanannya  bagus dan cepat serta menerapkan teknologi kekinian, misalnya layanan International Standard Book Number (ISBN), Online Public Access Catalog (OPAC), Indonesia One Search (IOS) by Perpusnas, Keanggotaan Online (K-OL), Perpustakaan Digital Bergerak (IPUSNAS), dan layanan Koleksi Digital Berlangganan atau istilah kerennya E-RES.

Fasilitas pendukungnya juga komplit seperti eskalator, lift, ruang baca ber-AC, bermacam jenis kursi yang nyaman berikut meja, colokan listrik, loker, toilet, mushola, kantin, toko koperasi, cafe, dan ruang pameran yang kerap menggelar bermacam pameran secara berkala.

Ditambah lagi letaknya amat strategis, di kawasan jantung Ibukota sehingga mudah dijangkau.

Pengunjung yang datang dengan transportasi umum misalnya naik bus Transjakarta dari halte sentral Harmoni atau halte Monas turun di halte Balaikota, tinggal menyeberang Jalan Medan Merdeka Selatan.

Ketika memasuki halaman depan Perpusnas, pengunjung akan menemukan rumah bergaya kuno yang dulu menjadi lobi awal Perpusnas lama.

Sekarang rumah itu menjadi venue ruang pameran berbagai instalasi seni yang unik.

Setelah keluar dari pintu belakang rumah antik tersebut, pengunjung baru bisa melihat jelas gedung Perpusnas yang gagah menjulang tinggi, tak kalah gagahnya dibanding gedung-gedung jangkung dan berkaca lain yang ada di Jakarta. 

Menariknya lagi, selain tulisan besar berbunyi: 'Perpustakaan Nasional Republik Indonesia', tepat di bagian depan atas pintu masuk ke lantai satu/dasar, juga ada 4 tulisan bermakna sama dalam Bahasa Inggris, Prancis, China, dan Bahasa Arab. Ini bukti kalau perpustakaan satu ini juga dikunjungi wisatawan pustaka mancanegara.

Di lantai dasar atau satu, ada sesuatu yang bakal langsung menyedot perhatian pengunjung, terlebih yang baru pertama kali datang.

Sesuatu itu adalah rak buku raksasa yang tingginya mencapai lantai empat, berada persis di tengah ruangan bagian dalam gedung ini.

Rak yang berisi buku-buku itu kerap menjadi objek foto dan tentunya lokasi buat narsis, foto bareng, selfie, dan wefie para pengunjung.

Masih di lantai satu yang berfungsi sebagai lobby hall dan display, ada beberapa petugas yang ramah memberitahukan bahwa setiap pengunjung yang membawa tas/ransel harus dimasukkan ke loker.

Buat yang bawa laptop, hp, dan charger, petugas akan memberikan tas plastik kuat dan boleh dibawa ke ruang baca.

Petugasnya juga memberitahu untuk pembuatan kartu anggota ada di lantai 2 yang juga berfungsi sebagai ruang Penelusuran Informasi.

Di ruang pembuatan kartu anggota, juga ada beberapa petugas yang ramah melayani. Umumnya petugas pelayan di Perpusnas masih muda-muda.

Pengunjung yang ingin membuat kartu anggota, cukup menulis data diri sesuai KTP di komputer yang ditata berderetan.

Setelah mendaftar baru mendapat nomer antrian. Kalau nomer antrian dipanggil petugas, tinggal datang ke konter yang disebutkan untuk difoto dan sekaligus mengambil kartunya. Sudah selesai, cepat dan praktis.

Pengunjung yang sudah memiliki kartu, bisa langsung mencari buku yang diburu lewat komputer.

Jadi kartu anggota juga berfungsi untuk peminjaman buku langsung atau mengakses buku lewat online. Misalnya kalau cari buku pendidikan Islam, tinggal ketik saja nanti muncul sederet buku yang dicari itu termasuk lokasinya di lantai berapa. 

Setelah dapat, tinggal tempelkan kartu anggota ke alat perekam di dekat komputer itu sebagai bukti pengunjung memang memesan buku tersebut. Selanjutnya baru ke lantai dimana buku itu disediakan.

Setiap lantai di gedung Perpusnas memang punya fungsi berbeda.

Sesuai papan informasi berwarna biru dan hijau dengan tulisan putih diterangkan kalau Lantai 3 itu misalnya sebagai Zona Promosi Budaya Gemar Membaca. Sedangkan Lantai 4 sebagai area Pameran, Kantin, Toko Koperasi, Toilet, dan Mushola.

Perlu diketahui, pengunjung dilarang bersantap di Perpusnas kecuali di kantin. Pilihan lain untuk makan dan minum di cafe yang berada di lantai dasar bagian luar sebelah kiri kalau dari arah masuk gedung.

Sementara Lantai 5 sebagai Perkantoran, 6 (ruang Data Center dan Mushola), dan Lantai 12 berfungsi sebagai Ruang Baca Koleksi Deposit.

Kalau pengunjung ingin mendapatkan Layanan Koleksi Anak, Lansia, dan Disabilitas bisa ke Lantai 7. Di sini ada koleksi buku huruf braille dan komputer khusus bagi penyandang disabilitas.

Pengunjung yang mau mencari Koleksi Audiovisual di Lantai 8, Koleksi Naskah Nusantara (9), Buku Langka (14), Referens (15), Foto, Peta, dan Lukisan (16), Multimedia (19), Berkala Mutakhir dan Ilmu Perpustakaan (20), Monograf Terbuka (21 dan 22), Mancanegara dan Majalah Terjilid (23), serta Koleksi Budaya Nusantara di Lantai 24.

Di Lantai 24 yang merupakan lantai paling atas gedung Perpusnas, pengunjung juga bisa menikmati fasilitas yang disediakan Executive Lounge sambil melihat panorama kawasan Tugu Monas dan sekitarnya, termasuk Masjid Istiqlal di sebelah kanan dan gedung Indosat serta gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf di sebelah kiri.

Melihat sederet kelebihannya itu, pantas rasanya Perpusnas RI kemudian menjadi destinasi wisata pustaka favorit lantaran memang keren, strategis, dan nyaman untuk membaca, mencari referensi, mengerjakan tugas, dan atau mencari data penelitian.

Revitalisasi Monas
Saat TravelPlus Indonesia berada di Perpusnas, tepatnya di lantai 12, Rabu (29/1/2020), tak disangka bisa melihat kondisi proyek revitalisasi kawasan Monumen Nasional (Monas) yang kabarnya terdengar gaduh baru-baru ini.

Dari balik kaca besar di Ruang Baca Koleksi Deposit ke arah Utara ini, nampak proyek revitalisasi tersebut sepi, tidak ada tukang yang bekerja. 

Kabarnya, pengerjaannya saat ini distop sementara oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah muncul polemik publik.

Di tulisan ini TravelPlus Indonesia memang tak berniat mengupas lebih jauh soal pemicu polemik revitalisasi Monas itu, melainkan lebih ingin memperlihatkan keberadaan Perpusnas RI yang kini boleh dibilang sudah menjadi Destinasi Wisata Pustaka favorit di Jakarta.

Sebagai informasi tambahan, sampai tahun lalu jumlah perpustakaan di Indonesia merupakan yang terbanyak kedua di dunia. Totalnya 164.610 unit.

Urutan pertama ditempati India (323.605), Rusia diperingkat ketiga (113.440), dan China diposisi keempat dengan 105.831 perpustakaan. 

Kendati jumlah perpustakaan di Indonesia terbanyak kedua se-dunia, namun berdasarkan riset Central Connecticut State University, AS yang dirilis Maret 2016 ternyata Indonesia berada di posisi kedua terbawah dari 61 negara dalam hal literasi, OMG...

Artinya tingkat literasi masyarakat Indonesia masih rendah dan kebiasaan membacanya pun masih berkutat pada pembelajaran dalam membaca ilmu pengetahuan. 

Sementara riset Perpusnas 2017 menyebut frekuensi membaca orang Indonesia 3-4 kali per minggu dengan lama membaca 30-59 menit per hari, dan jumlah buku yang ditamatkan 5-9 buah per tahun.

Nah, lewat tulisan ini, TravelPlus Indonesia berharap dapat turut meningkatkan lagi budaya gemar membaca buku bermanfaat buat masyarakat Indonesia, salah satu caranya dengan berkunjung ke destinasi wisata pustaka.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
2. Dilengkapi eskalator dan lift.
3. Bagian sirkulasi dan peminjaman koleksi di Lantai 12.
4. Rak buku raksasa di lantai dasar sampai lantai 4.
5. TravelPlus Indonesia sudah punya kartu anggota Perpusnas.
6. Suasana Ruang Baca di Lantai 12 yang nyaman.
7. Papan informasi fungsi setiap lantai di gedung Perpusnas
8.  Makan di Kantin Perpusnas di Lantai 4.
9. Salah satu lukisan di Perpusnas untuk menggugah minat baca pengunjung.
10. Pemandangan revitalisasi Monas dari lantai 12 Perpusnas.
11. Si-bontot berkunjung ke Perpurnas cari buku untuk bahan referensi skripsi S-1.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP