Pengembangan Pariwisata Subang Terungkap di Ngadu Bako, Ini Rencana Strategis dan Aksinya
Inginkan ragam destinasi wisatanya semakin berkilau, Pemkab Subang lewat Dinas Pariwisata Pemuda, dan Olahraga (Disparpora)-nya melancarkan pengembangan secara terencana.
Rencana strategis dan aksi pengembangan destinasi wisata di salah satu kabupaten di Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat ini terungkap dalam acara "Ngadu Bako 2020" di Saung Wayang Golek Ajen (WGA), Sukamelang, Subang, Jawa Barat, Sabtu (18/1/2020).
Dalam acara yang mengangkat tema "Optimalisasi Pemanfaatan Hasil Karya Budaya dan Pengembangan Destinasi Pariwisata Subang" ini, Kepala Disparpora Kabupaten Subang, Asep Setia Permana menyampaikan paparan berjudul "Pengembangan Destinasi Pariwisata Subang Melalui Program Jawara Wisata Pemerintah Kabupaten Subang Tahun 2020".
Kata Asep Setia untuk memudahkan pengembangan destinasi wisata Kabupaten Subang, pihaknya menerapkan zonasi.
"Ada tiga zona wisata Kabupaten Subang yakni Zona Wisata Utara, Tengah, dan Selatan," terangnya.
Zona Wisata Utara yang terdiri atas 15 kecamatan, lanjutnya merupakan daerah Pantai Utara (Pantura) yang berada di ketinggian 0-50 Mdpl, dengan luas wilayah mencapai 92.639,7 hektar.
Jalur Pantura di Kabupaten Subang adalah salah satu lintasan yang paling sibuk di Pulau Jawa. Kota kecamatannya yang berada di jalur ini di antaranya Ciasem dan Pamanukan.
Zona Wisata Tengah (8 kecamatan) adalah daerah bergelombang atau berbukit dengan ketinggian 0-500 Mdpl dengan luas 71.520.16 hektar.
Sementara Zona Wisata Selaran ada 7 Kecamatan yang merupakan daerah pengunungan berketinggian 500-1500 Mdpl dengan luas 41.035.09 hektar.
Dia pun menjelaskan Kabupaten Subang sampai tahun 2019 memiliki 265 destinasi wisata yang beragam. "Ada wisata alam, bahari, budaya, sejarah, kuliner, belanja, dan wisata buatan. Paling banyak wisata kuliner, alam, dan buatan," tambahnya.
Destinasi wisata bahari, dan konservasi yang berada di Zona Wisata Utara, antara lain Pantai Cirewai, Pondok Bali, Penangkaran Buaya, Gegara Menyan, dan Pantai Kelapa Patimban.
Kalau destinasi wisata alamnya berada di Zona Wisata Selatan di antaranya Tangkuban Parahu, Bukit Paralayang (Santiong), Bukit Pamoyanan, dan sejumlah curug atau air terjun antara lain Curug Cijalu, Ciangin, Cibarebeuy, Cileat, dan Curug Wangun.
Curug Cileat, salah satu curug yang pernah TravelPlus Indonesia sambangi, lokasinya di Desa Cibogo, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang.
Curug ini termasuk yang tertinggi di Subang dengan ketinggian sekitar 100 M. Untuk mencapainya, harus trekking yang lumayan jauh jaraknya.
Untuk destinasi wisata budaya dan sejarahnya antara lain Agrowisata Kebun Buah Naga, Museum Daerah Wisma Karya, Hutan Kota Ranggawulung, Cadas Gantung, Danau Love, Curug Luhur, Museum Rumah Sejarah Suryadharma & Museum Amerta Dirgantara, Situ Cinangsi, Situ Nagrog, Kampung Salsabila, dan Makmur Greenland.
"Kabupaten Subang punya banyak kesenian tradisional di antaranya Gotong Singa atau Sisingaan, Pantun Buhun, dan Gembyung," ungkap Asep Setia.
Kalau destinasi wisata buatannya ada kolam renang Ciheulelut, kolam renang Ulin D’desa, kolam renang Citapen, Waterboom Ciereeng, dan Waterpark Kumpay.
Kepala bidang (Kabid) promosi Disparpora Kab. Subang, Ina Marlina menambahkan kalau Subang juga akan menggelar sejumlah kegiatan wisata (tourism event) pilihan tahun ini, di antaranya Festival Star Reggae tanggal 29 Februari di Lanud Suryadarma dan Festival Subang Jawara tanggal 29 Maret-2 April di Subang Kota dan Ciater, yang berisi bermacam acara salah satunya International Tea Marathon tanggal 29 Maret mendatang.
Selain pengembangan atraksi atau daya tarik wisata, kabupaten yang bersemboyan 'Karya Utama Satya Nagara' (Utamakan Karya Demi Negara) ini pun melakukan pengembangan industri pariwisata, terutama menyangkut amenitas.
Menurut Asep Setia yang baru seminggu menjabat sebagai Kepala Disparpora, Subang memiliki amenitas yang mendukung dan memajukan pariwisata di Kabupaten Subang seperti sejumlah hotel, restoran, dan tempat hiburan.
"Industri pariwisata diharapkan bukan hanya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisnus maupun wisman, tapi menambah lama tinggal mereka di Subang," jelasnya lagi.
Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan SDM Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat serta IT, Disparpora Kab. Subang, Ida Erlinda menambahkan total jumlah wisnus dan wisman yang berwisata ke Subang sepanjang 2019 hampir 7 juta, tepatnya 6.808.535 orang, terdiri atas 6.327.469 wisnus dan 481.066 wisman.
"Kebanyakan dari Timur Tengah dan Korea. Ada juga dari Malaysia dan Eropa," ungkap Ida.
Terkait upaya pengembangan destinasi wisata tersebut, Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Destinasi Regional II (Jawa dan Kalimantan), Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Wawan Gunawan alias Ki Dalang Wawan Ajen mengatakan Pemkab Subang harus terus bersinergi dengan Pemprov Jawa Barat dan Kemenparekraf.
Dalam acara ini Wawan menyampaikan pemaparan berjudul "Arah Kebijakan Kaitannya dengan Menciptakan Destinasi Pariwisata Baru Berbasis Masyarakat, Budaya & Ekonomi Kreatif Tahun 2020".
Kata Wawan, pengembangan destinasi wisata juga harus mengedepankan budaya dan ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Seperti acara "Ngadu Bako 2020" ini, juga ditampilkan Pantun Buhun khas Subang oleh Mang Ayi sebagai atraksi wisata budaya dan 20 Mojang Jajaka Subang 2019," ungkapnya.
Wawan menegaskan kalau "Ngadu Bako 2020" yang intinya tasyakuran atas dilantiknya Kadisparpora dan Kadisdik Subang yang baru ini adalah acara non APBN non APBD.
"Saya manfaatkan momentum ini jadi sarana diskusi atau istilah Sunda-nya ngadu bako, diskusi santai tapi serius terkait pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif," jelasnya.
Acara yang dimulai dengan Ninyuh Kopi Sasarengan (nyeduh/minum kopi sama-sama) ini juga diisi dengan pemaparan materi tentang Pemanfaatan Hasil Karya Budaya Subang Merujuk Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan No 5 Tahun 2017 yang disampaikan oleh Abah Nanu Muda.
Selanjutnya membaca potensi pariwisata Subang dalam bidikan kamera sang fotografer yang disajikan Ray Bachtiar Drajat.
Selepas gembrong liwet (makan siang) dan shalat zuhur dilanjutkan dengan paparan berjudul "Optimalisasi Pemanfaatan Hasil Karya Budaya Melalui Program Jawara Budaya Pemerintah Kabupaten Subang Tahun 2020". Penyajinya Kadisdikbud Subang Tatang Komara.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.WGA
Captions:
1. Suasana ngadu bako di saung Wayang Golek Ajen (WGA), Sukamelang, Subang, Sabtu (18/1/2020).
2. Soal pengembangan pariwisata Subang terungkap dalam Ngadu Bako tahun ini.
3. Curuh Cileat, air terjun tertinggi di Subang. (dok. @dienjupiter)
4. Pantun Buhun khas Subang oleh Mang Ayi.
5. Ki Dalang Wawan Ajen foto bersama 20 Moka (Mojang Jajaka) Subang 2019.
6. Suasana saung Wayang Golek Ajen (WGA).
0 komentar:
Posting Komentar