KEK Samas-Parangtritis Usung Konsep Ramah Lingkungan dan Tanggap Bencana, Ini Sederet Faktanya

Kabar Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di sejumlah pantai bagian Selatan, tepatnya di Kabupaten Bantul, bukan isapan jempol. Buktinya, tahapan proses untuk mewujudkan KEK tersebut terus dikebut.

Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo, KEK Pariwisata di Bantul diberi nama KEK Samas-Parangtritis.

Sampai hari ini, draf persyaratan KEK tersebut sudah disiapkan, termasuk konsep master plan-nya. "Tinggal nunggu ekspose draf KEK itu ke Gubernur DIY," ungkap Kwintarto kepada TravelPlus Indonesia, Rabu (15/1/2020).

Fakta lainnya, luas lahan yang diperuntukkan buat KEK Samas-Parangtritis hampir 300 hektar. 

Secara keseluruhan KEK Samas-Parangtritis akan terbagi atas belasan zona, antara lain zona untuk ruang rekreasi budaya, akomodasi eksklusif menghadap laut dan sungai, area untuk aktivitas ruang terbuka, area untuk wisata keluaga, dan pasar terbuka.

KEK ini amat kental bernuansa bahari, karena di dalamnya mencakup 8 pantai dari 14 pantai yang ada di Bantul.

Ke-8 pantai yang masuk KEK ini antara lain Pantai Samas, Depok, Parangkusumo, dan Pantai Parangtritis. 

Kendati keempat pantai itu lokasinya sederetan dan berdekatan tapi masing-masing punya keunikan tersendiri.

Pantai Samas yang beralamat di Desa Srigading, Kecamatan Saden, Kabupaten Bantul ini punya konservasi penyu, obyek wisata Pengklik atau laguna, Mercusuar Patehan, dan Taman Bunga Matahari.

Pantai yang berpasir hitam, berombak besar, dan berangin laut kencang ini juga sering digunakan untuk acara Labuhan Sedekah Laut dan Upacara Kirab Tumuruning Maheso Suro.

Pantai Depok yang berada di Desa Depok, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul ini menjadi tempat bersandar kapal-kapal nelayan.

Di pantai ini terdapat pasar digital dan tempat pelelangan ikan.

Beragam ikan dijual disana antara lain kakap, cakalang, bawal, bandeng, tongkol, layur, kepiting, udang, pari, dan ikan kerapu serta cumi-cumi.

Laguna di Pantai Depok kerap dipakai untuk Festival Perahu Naga.

Pantai Parangkusumo yang berlokasi di Desa Parangkusumo, Kecamatan Kretek memiliki gumuk pasir yang luas, yang biasa digunakan untuk berselancar pasir atau sandboarding.

Pantai yang diyakini sebagai pintu gerbang masuk ke Istana Laut Selatan ini kerap digunakan untuk berbagai acara ritual seperti Upacara Melesti dan Labuhan Ageng. 

Lain lagi dengan keistimewaan Pantai Parangtritis di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek. Pantai ini kabarnya punya kaitan erat dengan Keraton Yogyakarta.

Kalau kita tarik lurus di peta dari Pantai Parangtritis sampai ke Gunung Merapi maka Keraton berada sejajar atau terkena garis imajener tersebut.

Selain itu pantai landai, luas dan berpasir hitam ini kerap dikait-kaitkan dengan mitos Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul.

Di pantai ber-sunset menawan ini, asyiknya pengunjung bisa naik dokar berkuda.

Fakta berikutnya, target pasar wisatawan yang dibidik KEK Samas-Parangtritis bukan hanya wisnus tapi juga wisman.

"Nantinya, target pasar KEK ini adalah semua wisatawan, baik itu wisnus maupun wisman secara bertahap," jelas Kwintarto.

Soal tiket masuk ke Pantai Parangtritis, sampai saat ini belum ada rencana kenaikan. "Harga tiket masuk buat domestik dan asing masih sama Rp 10 ribu per orang," tambah Kwintarto.

Master Plan
Berdasarkan konsep master plan-nya, KEK Samas-Parangtritis mengusung konsep efisiensi energi, antara lain akan menggunakan residu panas, memilah pemanfaatan energi, dan mengurangi konsumsi energi sehingga akan mengaktifkan ruang publik dan menyebabkan mobilitas yang berkelanjutan.

KEK ini juga akan menjadi semacam sponge, yang mempunyai ruang-ruang penampungan air hujan yang fleksibel, terutama saat terjadi periode hujan puncak.

Di KEK ini pengumpulan dan pengolahan limbah organik diterapkan untuk menyuburkan RTH kawasan serta menghasilkan energi berkelanjutan.

Fakta lainnya, KEK ini bakal menerapkan sistem transportasi publik terpadu (regional-lokal, motorized-non motorized) dengan teknologi transportasi darat, di antaranya menyediakan kendaraan/angkutan umum ramah lingkungan dan stasiun pengisian baterai secara mandiri guna meminimalkan perjalanan yang terlalu jauh.

KEK yang berupaya meningkatkan nilai-nilai budaya bernilai adi luhur dan juga humanistik ini juga akan  meningkatan peran stakeholders dalam pengembangan kawasan berkelanjutan.

Pengembangan KEK ini juga punya sederet visi mulia, di antaranya sebagai ruang terbuka fungsional ekologis dan pemanfaatan sumberdaya air secara efisien, dan mendirikam bangunan berkonsep hijau yang minim energi. 

Menariknya lagi, KEK Samas-Parangtritis juga akan mengedepankan konsep tanggap bencana, antara lain dengan menyediakan RTH taman terbuka sebagai ruang terbuka dan ruang evakuasi ketika terjadi darurat, pengembangan RTH mangrove penahan abrasi pantai, menyiapkan jalur evakuasi utama terhadap tsunami yakni Jalan Samas-Bantul dan Jalan Parangtritis, serta menempatkan emergency warning system.

Berangkat dari sederet fakta itu, sepertinya bukan isapan jempol juga kalau KEK Samas-Parangtritis ini bakal menjadi kawasan pariwisata yang bukan hanya ramah lingkungan, istilah kerennya green district atau eco district tapi juga disaster response alias tanggap bencana.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Naik dokar berkuda sambil nikmati sunset di Pantai Parangtritis, Bantul, DIY. (dok.@purnomo_paris_beach)
2. Deretan pantai di Kabupaten Bantul yang masuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.
3. Rombongan wisatawan menikmati pesona Pantai Samas. (dok.@dinparbantul)
4. Gumuk Pasir di Pantai Parangkusumo. (dok.@abdusshomat)
5. Festival Perahu Naga di Laguna Pantai Depok. (dok.@dinparbantul)
6. Peta zonasi KEK Samas-Parangtritis (dok.@dinparbantul).
7. Menghidupkan wisata malam di Laguna Pantai Depok. (dok.@dinparbantul)