. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 07 Januari 2020

Dengar Simeulue Aceh Gempa Lagi, TravelPlus Indonesia Lekas Lakukan Tiga Hal Ini

Kaget dan cemas. Itulah reaksi awal ketika saya mendapat kabar Aceh diguncang gempa bumi lagi. Kali ini gempanya berkekuatan 6,4 magnitudo (lumayan besar), tepatnya di wilayah Sinabang, Kabupaten Simeulue, Aceh, Selasa (7/1/2020), pukul 13:05 WIB. Setelah tahu kabar itu, ada tiga hal yang saya lakukan sesegera mungkin.

Sebelum saya jelaskan apa saja ketiga hal itu, sudi kiranya saya beri tahu kenapa bisa kaget dan cemas.

Kaget, karena saya tak menyangka bakal ada bencana lagi dalam rentang waktu berdekatan di negeri ini.

Seperti kita tahu, banjir baru saja menerjang sejumlah lokasi di Jabodetabek, serta banjir bandang dan longsor di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Eh hari ini dengar ada gempa di Aceh.

Cemas, takutnya ada kerusakan lagi, jatuh korban lagi.

Berangkat dari perpaduan dua rasa itulah, tiga hal ini kemudian saya lakukan.

Pertama, menghubungi teman-teman yang ada di Aceh, termasuk di Banda Aceh lewat pesan WA, menanyakan kabarnya.

Alhamdulillah satu per satu memberi kabar yang bikin hati tenang. Mereka mengaku gempa yang baru saja terjadi di Simeuleu, tak terasa sama sekali di Banda Aceh. Dengan kata lain Ibukota Aceh itu aman. 

"Alhamdulillah.., gue sekeluarga baek-baek aja. Gempa-nya nggak kerasa di Banda Aceh. Simeulue itu jauh dari Banda Aceh, lebih dekat ke Nias walau lewat laut," balas Irini Dewi Wanti yang tak lain Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh, sore harinya.

Teman-teman yang lain pun menjawab begitu, mungkin karena lokasi gempa kali ini sangat jauh dari Banda Aceh.

Letak Simeulue itu di perairan luas Samudera Indonesia, sekitar 150 Km dari lepas pantai Barat Aceh. 

"Sinabang Ibukotanya Kabupaten Simeulue, 12 jam naik kapal feri dari Meulaboh," kata Yuzar, fotografer Aceh spesialis lenskep.

Fariani alias Fari menambahkan akses tercepat ke Simeulue naik pesawat dari Medan.

"Kalau dari daratan Aceh via kapal laut, naiknya di Pelabuhan Labuhanhaji, Aceh Selatan," kata Fari yang pernah melakukan penelitian tentang Mesjid Babussalihin di Simeulue tepatnya di Desa Salur, Kecamatan Teupah Barat, Sinabang pada tahun 2015 bersama beberapa peneliti dari BPNB Aceh lainnya yakni Cut Zahrina, Dahlia, Muhammad Affan, Nasrulhamdani, Sudirman, dan Titi Lestari.

Salah satu hasil penelitian bertema “Pemetaan Mesjid-Mesjid Bersejarah di Aceh dan Sumatera Utara” itu kemudian dipublikasikan dalam tulisan bertajuk "Cerita Mesjid Babussalihin di Pulau Simeulue" yang tayang di website Kemedikbud.go.id tanggal 9 Maret 2015.

Kata Fari, masyarakat Simeulue itu sudah mengenal tsunami, jauh sebelum tsunami dasyat menerjang Aceh 2004 lalu.

"Mereka (warga Simeulue_red) punya Smong, sebuah kearifan lokal melawan gelombang besar akibat gempa atau dikenal tsunami," ujar Fari yang juga pernah melakukan kajian tentang Smong di Simeulue bersama rekan-rekan BPNB Aceh lainnya, Piet dan Tari.

Teman saya lainnya di BPNB Aceh, Bullah begitu biasa dia dipanggil menambahkan kalau naik kapal feri ke Simeulue dari Pelabuhan Labuhanhaji Aceh Selatan sekitar 10 jam lebih ke tengah Samudera Indonesia.

"Bisa juga dari Meulaboh atau dari Aceh Singkil, melalui Kepulauan Banyak," terang Bullah yang terakhir kali berkunjung ke Simeulue tahun 2018.

Kata Bullah yang pernah melakukan penelitian Nandong, tradisi lisan Simeulue, gempa bumi dan tsunami dahsyat pernah menghantam Simeulue tahun 1907 silam. "Jejaknya masih ada, termasuk kuburan korban akibat bencana itu," ungkap Bullah. 

Lantaran keseringan digoyang gempa kayak Mentawai, lanjut Bullah, makanya di Simeulue hampir tidak ada rumah permanen, paling semi permanen.

Kendati di Banda Aceh getaran gempa Simeulue tak terasa, tapi merujuk informasi BMKG, gempa yang berpusat di laut, 24 kilometer Barat Daya Sinabang dengan kedalaman 13 kilometer tersebut sampai dirasakan bukan hanya di Simeuleu tapi juga Tapak Tuan, Singkil, Meulaboh, Gunung Sitoli, Nias Utara, Nias Barat, dan bahkan di Medan.

Berikutnya giliran Kepala Disbudpar Provinsi Aceh, Jamaluddin yang mengutarakan kalau keadaannya saat ini Alhamdulillah baik dan sehat.

Begitupun dengan suasana di Banda Aceh sebagai salah satu pintu masuk wisnus dan wisman ke seantero tanah rencong ini.

Nurlaila, yang kini bertugas di bagian kesenian di Disbudpar Provinsi Aceh pun membenarkan kalau Banda Aceh aman. "Semoga seluruh wilayah Indonesia juga aman dan damai. Banyak hoax tentang gempa dan megathrust soalnya," harapnya.

Beberapa teman lainnya bahkan mengaku tidak tahu kalau ada gempa di Simeulue lantaran getarannya sama sekali tidak terasa di Banda Aceh. "Iyah nggak terasa bang, malah saya nggak tahu klo ada gempa bang," ujar Ijal koreografer muda Aceh.

Kondisi serupa juga diutarakan Kadisparbud Sabang Faisal. "Alhamdulilah bang Adji, gempanya nggak kerasa di Sabang. Jadi aman-aman aja di Sabang," ungkap Faisal seraya menegaskan meskipun namanya rada-rada mirip dan sama-sama di Aceh tapi Sabang itu beda dengan Sinabang.

Hal kedua yang saya lakukan setelah dapat info gempa Sinabang adalah menghubungi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Simeulue, Abdul Karim untuk mengetahui kondisinya.

"Kabar saya baik, gempa 6,4 SR terasa kuat guncangannya di sini. Terimakasih atas atensi dan kepeduliannya," balas Abdul Karim yang saya kenal setahun lalu saat mengikuti Workshop Identifikasi Atraksi, Aksesibilitas & Amenitas Wilayah Sumatera Area I & II di Medan, awal Februari 2019.

Ketika ditanya bagaimana keberadaan objek-objek wisata di Simeulue, Abdul Karim menjawab untuk sementara laporan yang diserap, gempa itu tidak membuat kerusakan besar.

"Alhamdulillah, objek-objek wisatanya pun sampai info ini kami sampaikan masih aman," terangnya. 

Surga Marine Sport Tourism
Sebagai info tambahan, Simeulue selama ini dikenal menjadi daerah tujuan wisata bahari seperti wisata pantai, teluk, dan pulau serta marine sport tourism antara lain diving dan surfing.

Sederet pantainya yang sudah lama memikat hati banyak wisnus dan wisman antara lain Pantai Mincau di Kecamatan Teupah Selatan dan Pantai Alus-alus masih di wilayah Teupah Selatan yang pernah menjadi tempat kejuaraan selancar internasional diikuti puluhan profesional surfer dari 70 negara. 

Selain itu ada Pantai Pasir Tinggi, Batu Berlayar, Ganting, Busung, dan Pantai Thailand yang juga berada di Teupah Selatan.

Lokasi menyelam (dive spots)-nya antara lain di perairan Pulau Mincau, Pinang, Simanaha, dan Pulau Batu Berlayar.

Sementara wisata pulaunya antara lain Pulau Taman Rajo Rayo di kawasan Pantai Teluk Busung, Teupah Selatan yang  sudah dilengkapi dengan sejumlah bungalow.

Kendati didominasi wisata bahari lantaran pulaunya berada di tengah lautan, bukan berarti Simeulue tak punya jenis wisata lainnya.

Kalau Anda berkunjung ke pulau yang bermoto Simeulue Ate Fulawan yang artinya "Simeulue Berhati Emas" ini, bisa juga berwisata danau, sejarah, desa wisata (deswita), budaya, dan tentunya kuliner.

Wisata danaunya ada Danau Air Tawar di Teluk Dalam yang juga dikenal dengan nama Danau Lawik Tawar atau Danau Teluk Dalam.

Danau berukuran sekitar 800 meter dan lebar mencapai 500 meter ini berada di Desa Kuala Bakti sekitar 53 Km dari Kota Sinabang.

Objek wisata sejarahnya antara lain Makam Teuku Diujung, ulama asal Padang, Sumatera Barat yang dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Simeulue. Lokasi makamnya berada di Kecamatan Simeulue Cut. 

Kabarnya makam tersebut kerap disambangi para peziarah hingga pemuka agama seperti UAS dan lainnya.

Ada lagi Makam Banurullah atau Gafaleta, tokoh yang meng-Islamkan warga Desa Salur, Kecamatan Teupah Barat, Sinabang tempo doeloe.

Tak ketinggalan Mesjid Babussalihin di Desa Salur tersebut.

Peninggalan Islam lainnya, berupa mimbar khutbah tua yang berusia seabad lebih di Masjid Nurul Sa'adah Lataling, Desa Lataling, Kecamatan Teupah Selatan. Masjid tersebut  berjarak sekitar 15 Km dari Kota Sinabang.

Sementara pilihan deswita tradisionalnya antara lain Deswita Salur di Kecamatan Teupah Barat untuk melihat proses pembuatan sekaligus membeli aneka kerajinan anyaman dan lampu-lampu hias.

Satu lagi Deswita Matanurung di Kecamatan Teupah Tengah yang menjadi sentra kerajinan anyaman dari tempurung atau batok kelapa. 

Buat yang ingin menikmati suguhan budayanya, bisa datang ke Simeulue saat penyelenggaraan culture event antara lain Pagelaran Budaya dan Festival Seni Budaya.

Bermacam kuliner khasnya terutama Lobster, Memek atau semacam bubur yang terbuat dari beras ketan dicampur pisang lidi, juga Lompong Sagu, dan Tabaha Batok juga dari sagu yang mirip martabak dengan citra rasa manis-manis asin, wajib disantap selagi berada di sana.

Hal ketiga yang saya lakukan adalah menulis tulisan ini yang memuat juga informasi tentang ragam jenis wisata berikut objek-objek wisata yang ada di Simeulue.

Buat apa? Ya supaya masyarakat luas (Indonesia dan mancanegara) tahu kalau Kabupaten Simeulue dengan beragam daya tariknya itu merupakan salah satu destinasi wisata Aceh yang pantas masuk travel bucket list mereka dan Anda berikutnya, sekalipun Simeulue baru saja diguncang gempa.

Tulisan ini sekaligus ingin mengabarkan kalau destinasi lain di Bumi Iskandar Muda ini, seperti Kota Banda Aceh, Kota Sabang Pulau Weh, Kabupaten Aceh Jaya, dan lainnya juga sangat aman dan nyaman dikunjungi.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Menikmati sepenggal pesona Pantai Pasir Tinggi, Simeulue, Aceh. (dok: @oshi-adv)
2. Mengagumi panorama sunset Pantai Nancala, Simeulue. (dok: @oshi-adv)
3. Mesjid Babussalihin, masjid bersejarah di Simeulue. (dok: bpnb aceh)
4. Perairan di Simeulue jadi surga buat para surfer untuk berselancar. (dok: @waveturtlle)
5. Makam Banurullah atau Gafaleta, tokoh yang meng-Islamkan Desa Salur, Sinabang. (dok: bpnb aceh)
6. Salah satu penginapan ramah gempa di Simeulue. (dok: @waveturtlle)



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP