. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 19 Desember 2019

Ini 10 Tren Berwisata 2020 Versi TravelPlus Indonesia Berikut Faktor Pemicunya

Setiap jelang akhir tahun, TravelPlus Indonesia menyajikan tulisan tentang tren berwisata tahun berikutnya. Apa saja tren berwisata tahun 2020 yang tinggal menghitung hari?

Berdasarkan hasil pengamatan ditambah adanya faktor pendorong/pemicunya, TravelPlus Indonesia memprediksi ada 10 perubahan cara berkegiatan wisata yang bakal ngetren di tahun 2020. 

Pertama, Berwisata Buatan.
Ini dipicu munculnya sejumlah objek wisata buatan baru, antara lain Trans Studio Cibubur pada 12 Juli 2019 dan Trans Studio Bali di Denpasar yang resmi baru dibuka 12 Desember 2019.
Keberadaan kedua taman bermain dalam ruangan (theme park indoor) berkelas internasional ini menambah jumlah wisata buatan kekinian serupa.

Sebelumnya sudah hadir di Makassar dan Bandung, ditambah Trans Studio Mini di Transmart Majapahit Semarang, Trans Snow World Juanda di Bekasi yang resmi dibuka 24 Maret 2019, dan Trans Snow World II di Bintaro yang bakal dibuka Desember 2019.

Kedua, Berwisata Viral.
Maksudnya berkunjung ke objek-objek yang viral di medsos, entah itu di FB, Twitter, Instagram maupun Youtube yang sukses bikin orang penasaran sampai rela berbondong-bondong datang.

Biasanya objek yang viral tersebut adalah daya tarik wisata alam yang baru seperti Negeri Di Atas Awan di  Citorek, Desa Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten yang tahun ini ngehits lantaran viral di medsos. 

Bisa juga wisata buatan maupun  perpaduan antara wisata buatan dan alam yang memiliki spot-spot foto Instagrammable, daya pikat/keunikan tersendiri, dan atau yang berteknologi digital arts.

Ketiga, Berwisata Kreatif.
Dalam hal ini antara lain melihat konser musik, fashion show, food event, dan event ekonomi kreatif (ekraf) lainnya, termasuk MICE/pameran-pameran besar dan tourism event pilihan bertaraf internasional.

Pemicunya bisa jadi karena adanya penggabungan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang kini dikomandani duo Menparekraf Wishnutama Kusubandio dan Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo.

Dengan penggabungan itu kemungkinan besar sejumlah  creatif event seperti tersebut di atas akan benar-benar digarap lebih kekinian menyesuaikan kebutuhan era sekarang sehingga mampu menarik kunjungan wisman, sebagaimana sukses diterapkan Singapura dan negara lainnya.

Keempat, Berwisata Sport Tourism. 
Atau wisata olahraga dalam kemasan pariwisata.

Faktor penguatnya antara lain kehadiran Sirkuit Mandalika di Lombok, NTB yang dikabarkan baru akan selesai dibangun pada 2020 mendatang dan tahun 2021 siap menggelar ajang balap MotoGP.

Selain MotoGP, ada pula rencana menggelar balapan Formula 1 (F1) di Lombok.

Sirkuit Mandalika diklaim sebagai Street-Race Circuit (sirkuit jalan raya) pertama di dunia untuk perhelatan MotoGP.

Keistimewaannya berada di tengah kompleks wisata Mandalika, salah satu destinasi pariwisata super prioritas yang menawarkan sejumlah keunggulan berupa keindahan alam dan akomodasi berkelas internasional The Mandalika.

Faktor pendorong lainnya, Indonesia memiliki sederet sport tourism event bertaraf internasional, antara lain Tour de Singkarak (TdS) di Sumbar, Sail Indonesia, Tour de Bintan, Bintan Triathlon, Ironman Bintan,  Borobudur Marathon, dan Krui International Surfing.

Apalagi didukung sarana alam dan infrastruktur olahraga, antara lain 7 lapangan golf di Batam dan 4 lapangan golf di Bintan bertaraf internasional.

Kelima, Berwisata kesehatan.
Ini terpicu adanya kerjasama Kemenparekraf dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ditandai dengan peluncuran Katalog Wisata Kesehatan dan Skenario Perjalanan Wisata Kebugaran di Jakarta, 19 November 2019.

Kedua buku wisata kesehatan itu berisi fasilitas dan layanan kesehatan di 10 destinasi wisata prioritas di Yogyakarta, Solo, Semarang, Bali, dan Jakarta yang diharapkan dapat menjadi panduan dalam mengembangkan wisata kesehatan/kebugaran yang uniqueness, seperti terapi tradisional. 

Menparekraf Wishnutama mengatakan melalui wisata kesehatan bisa mendukung kualitas wisata di Indonesia, mengingat strategi pariwisata ke depan adalah from quantity tourism ke quality tourism.

Menteri Kesehatan Letjen TNI (Purn) Dr Terawan Agus Putranto menjelaskan Skenario Perjalanan Wisata Kebugaran adalah wisata untuk bisa menikmati suasana nyaman dan bugar seperti spa, wellness center, dan sebagainya. 

Sementara jenis wisata Kesehatan itu antara lain medical travelling yaitu penyediaan fasilitas kesehatan di dekat tempat pariwisata dengan tujuan agar wisatawan merasa terjaga dari segi kesehatannya apabila terjadi hal yang tidak diinginkan di tempat wisata.

Faktor pendorong lainnya, Indonesia kaya akan destinasi wisata kesehatan antara lain Bali yang menduduki posisi ke-4 dari 7 destinasi tujuan wisata kesehatan dunia.

Bali bukan sekadar surga tropis, tapi juga memiliki energi dan pelayanan kesehatan dengan menggabungkan spa khusus yang mewah, menggunakan terapi tradisional, dan alam yang unik, yang mendukung berbagai kegiatan pencarian spiritualitas dan kesehatan baik melalui meditasi ataupun yoga, berjemur sampai hiking bahkan bersepeda gunung.

Pura Tirta Empul yakni sumber mata air suci yang telah ada sejak ribuan tahun silam merupakan salah satu objek favorit pencari ketenangan di Pulau Dewata ini.

Sejumlah daerah lain di Indonesia juga memiliki pemandian air panas alami, danau kawah belerang, dan tempat-tempat yang memberi ketenangan hingga membuahkan kebugaran dan kesehatan.

Pemicu lainnya, semakin bertambah minat dan kesadaran wisnus maupun wisman akan pentingnya wisata kesehatan.

Melihat semua itu, tak berlebihan jika TravelPlus Indonesia memprediksi berwisata kesehatan akan semakin diminati/ngetren tahun depan.

Keenam, Berwisata Religi Kemasan Kekinian.
Terutama setelah munculnya kegiatan kajian Islami dalam kemasan festival seperti Hijrah Festival di venue besar dan berkelas di sejumlah kota besar yang berhasil menyedot ribuan pengunjung.

Event kajian tersebut biasanya bukan hanya menghadirkan sederet ustadz/ustadzah kondang, pun dimeriahkan dengan berbagai acara termasuk bazaar fesyen muslim dan aneka kuliner halal.

Tahun depan diperkirakan event-event tersebut akan marak digelar dan kembali diminati masyarakat.


Ketujuh, Berwisata ke Pulau-Pulau Eksotis dengan kapal.
Faktor pendukungnya tersedia banyak kapal yang disewakan untuk wisata keliling pulau baik untuk durasi sehari penuh atau bahkan selama beberapa tergantung paket turnya.

Jenis kapalnya antara Kapal Phinisi yakni kapal tradisional buatan Indonesia dengan interior utama berbahan kayu yang memadukan nuansa tradisional serta fasilita modern di dalamnya.

Pilihan lainnya jenis Kapal Medium AC. Kendati level-nya dibawah Kapal Phinisi namun fasilitasnya hmpir setara Kapal Phinisi dengan harga lebih terjangkau.

Jenis kapal favorit lainnya adalah Kapal Yacht yang disebut-sebut sebagai hotel terapung dengan interior dan fasilitas sekelas hotel bintang lima. Tak heran kalau harga sewanya lebih mahal daripada Kapal Phinisi. 

Ketiga jenis kapal itu sering menjadi pilihan paket wisata di kawasan Labuanbajo, Pulau Komodo sampai Bali. 

Pemicu lainnya, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki pulau-pulau eksotis berkelas dunia yang diminati wisnus dan wisman, antara lain kawasan Taman Nasional Komodo, Flores, NTT dan sejumlah kabupaten/provinsi berpulau-pulau seperti Raja Ampat, Papua Barat; Natuna dan Anambas-nya Kepri.

Kedelapan, Berwisata petualangan.
Terutama ke lokasi-lokasi yang relatif baru atau belum begitu populer, misalnya mendaki gunung yang jarang didaki, mengarungi jeram-jeram sungai menantang yang berkonsep ekspedisi atau yang kental muatan petualangannya.

Contohnya berarung jeram di Kreung (sungai) Geumpang dan mendaki Gunung Gunung Peut Sagoe di Kabupaten Pidie serta keliling naik gajah jinak di Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet tepatnya di Desa Ie Jeureungeh, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. 

Tren ini hadir karena mungkin banyak wisatawan yang jenuh dengan objek-objek tersohor dan ingin menjajal petualangan di lokasi-lokasi baru yang menawarkan atmosfir lain. 

Kesembilan, Berwisata Overland.
Ini dipicu hadirnya sejumlah ruas tol baru, baik jalan tol biasa maupun jalan tol layang.

Ada jalan Tol Cipali (Cikopo–Palimanan) sepanjang 116 Km yang menghubungkan Cikopo, Purwakarta dengan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat. Lalu Tol Trans Jawa yang dibuka untuk umum sejak Desember 2018.

Berikutnya Jalan Tol Bakter (Bakauheni–Terbanggi Besar) sepanjang 140,94 Km yang rutenya dimulai dari Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan hingga Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.

Selanjutnya Jalan Tol Palembang-Kayuagung sepanjang 33,5 km dimulai dari Kayuagung hingga Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan segera dibuka untuk libur Nataru (Natal 2019 dan Tahun Baru 2020).

Ada juga Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 Ruas Kunciran-Serpong yang diresmikan 6 Desember 2019. Jalur ini menghubungkan lokasi-lokasi penting dengan waktu yang singkat seperti Bandara Soekarno-Hatta cuma 30 menit, Pondok Indah (10 menit), Serpong (10 menit), Puri Indah (10 menit), dan PIK sekitar 20 menit.

Satu lagi tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek II) sepanjang 38 Km dibuka sejak 15 Desember 2019 dan statusnya masih gratis hingga libur Tahun Baru 2020.

Kehadiran sejumlah tol tersebut, diperkiraan akan meningkatkan aktivitas wisata overland tahun depan.

Tren wisata 2020 yang terakir atau kesepuluh versi TravelPlus Indonesia adalah Berwisata ke Mancanegara.

Buktinya wisatawan nasional (wisnas) yang lebih memilih melancong ke luar negeri (outbound) sepanjang tahun ini ditaksir menembus 10 juta orang.

Pemicunya harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah ketimbang ke dalam negeri.

Lantaran tiket ke luar negeri murah, wisnas berbondong-bondong ke luar negeri, khususnya negara Asean yang living cost-nya hampir setara dengan Indonesia.

Sebaliknya, harga tiket pesawat rute domestik justru mahal. Untuk itu perlu adanya kebijakan pariwisata yang fokus menekan jumlah wisnas ber-outbound.

Caranya antara lain dengan menekan harga tiket pesawat rute domestik dan memberikan insentif untuk wisnas yang berwisata di dalam negeri. Intinya pemerintah perlu mengatur harga tiket pesawat pendukung pariwisata.

Solusi lainnya mempercepat upaya menjadikan Indonesia sebagai surga belanja supaya jumlah wisnas yang ke mancanegara untuk berbelanja akan berkurang.

Selama ini negara yang menjadi tunjuan destinasi belanja terfavorit di Asia Pasifik adalah Hongkong diurutan pertama, diikuti Malaysia dan Singapura diposisi kedua dan ketiga. Sementara Indonesia berada diperingkat ke-17.

Pemicu lainnya, Indonesia menjadi mangsa pasar untuk pariwisata sejumlah negara, salah satunya Jepang. Buktinya sebuah biro perjalanan mengaku sepanjang tahun 2018, jumlah wisnas yang diberangkatkan ke Negeri Sakura itu sekitar 40.000 orang.

Faktor lainnya, banyak para pesohor seperti artis ternama yang pelesiran ke mancanegara lalu menyebarluaskan aktivitas traveling-nya itu lewat beragam medsos. 

Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, mereka secara tidak langsung ikut mempromosikan destinasi atau daya tarik wisata negara yang dikunjungi itu. Alhasil banyak wisnas yang akhirnya ikut-ikutan melancong ke negara itu dan menjadi ngetren

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Indonesia memiliki sejumlah pulau-pulau eksotis yang diminati wisnus dan wisman.
2. Beragam sport tourism event salah satu pemicu wisman bertandang ke Indonesia.
3. Berlayar dengan bermacam jenis kapal bakal ngetren tahun depan.
4. Berpetualang ke lokasi-lokasi baru pun bakal diminati, antara lain pendakian Gunung Peut Sagoe di Kabupaten Pidie, Aceh. (foto: dok. wahana lestari adventure)
5. Berwisata ke mancanegara juga bakal jadi tren, salah satu pemicunya harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah ketimbang ke dalam negeri.


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP