. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 07 November 2018

Sosak Asli Ramaikan Indonesian Dance Festival 2018

Pementasan tari kontemporer bertajuk Sosak meramaikan Indonesian Dance Festival (IDF) 2018.

Sosak ditampilkan enam penari pria dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu (7/11/2018) sore.

Keenam penari Sosak itu Riyo Tulus Pernando alumnus, Damri Aprizal S2 Pengkajian, Riza, Panji Pramayana, Agil Pramudya Wardana, dan Aditiar Anggit Wicaksono yang masih berstatus mahasiswa ISI Surakarta. 

Pementasan mereka didukung Yanuar Edi selaku lighting designer, Bagus TWU composer, dan Iwan Darmawan assisten composer serta Chaniago Putri Pramesti Wigaringtyas sebagai manager tim Sosak.

Menurut Riyo Tulus Pernando yang juga koreografer Sosak, pementasan Sosak di IDF 2018 ini merupakan Sosak yang asli.

"Sosak kali ini beda dengan Sosak yang kami tampilkan perdana di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Jakarta beberapa bulan lalu," akunya kepada TravelPlus Indonesia usai tampil.

Kalau Sosak yang perdana di GIK itu, lanjutnya ada tambahan hiburannya atas permintaan panitia pelaksana mengingat tempat pementasannya berada di mall dan dekat dengan bioskop.

"Kalau Sosak di IDF 2018 yang baru kami tampilkan di Teater Kecil TIM ini, Sosak yang asli saya garap sejak awal, bukan Sosak sesi 2 atau lanjutan Sosak perdana," ungkap Riyo.

Namun secara konsep tetap sama, Sosak yang dalam bahasa Melayu Riau berarti Sesak ini menceritakan dampak kebakaran hutan yang kerap terjadi di Riau untuk pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit.

"Sosak terinspirasi dari pengalaman pribadi saya yang asli dari Riau atas bencana yang terjadi berulang-ulang di sana," tambah Riyo.

Akibat kebakaran hutan yang kabarnya disengaja untuk maksud itu, lanjut Riyo mengakibatkan bencana asap sampai masyarakat Riau susah bernafas atau sesak.

"Bukan cuma itu, dampak buruknya juga mengakibatkan berbagai penyakit pernafasan bahkan asapnya sampai menyeberang ke negara tetangga Malaysia dan Singapura," terang Riyo.

Lewat Sosak, Riyo berharap dapat menyuarakan jeritan hatinya agar hutan alam Riau bisa kembali seperti semula, minimal tidak terjadi pembakaran hutan untuk apapun itu.

"Tapi Sosak disini bukan hanya bermakna sesak karena kesulitan bernafas akibat asap kebakaran hutan di Riau dan daerah lain. Bisa juga dimaknai sesak karena ngantri, macet, berada dalam kerumunan di ruang gelap sempit, dan lainnya," ungkapnya.

Pantauan TravelPlus Indonesia, penonton pementasan Sosak asli di Teater Kecil TIM bukan hanya para pecinta seni tari dari dalam negeri, pun sejumlah penikmat seni mancanegara.

Terlihat juga sutradara kawakan Garin Nugroho dan Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Seno Gumira Ajidarma.

Di IDF 2018, selain Riyo sebagai salah satu koreografer Indonesia yang terpilih tampil membawakan karya seni tari, masih ada 8 koreografer dari daerah lain di Indonesia serta koreografer asing dari tujuh negara yakni dari Singapura, Australia, Korea Selatan, India, Mexico, Prancis, dan Jerman, yang akan bergantian menyajikan koreografi terbaiknya dengan beragam tema.

Dalam pembukaan IDF 2018 yang diresmikan Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, Asiantoro di Teater Besar, TIM, Selasa (6/11) hadir pula Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, Kabid Seni dan Budaya Disparbud DKI Jakarta Gumilar Ekalaya, Kabid Destinasi dan Pemasaran Disparbud DKI Jakarta Hari Wibowo, Founder IDF Sal Murgiyanto, Ketua Yayasan Seni Budaya Jakarta Slamet Rahardjo Djarot, dan perwakilan negara sahabat.

Pada acara pembukaan tampil grup tradisional Lengger Lanang dari Banyumas, Jawa Tengah di halaman Teater Besar sebelum acara pembukaan dimulai. Sedangkan pada penampilan utama saat seremoni pembukaan, tampil grup tari asal Korea Selatan Eun-Me Ahn dengan suguhan berjudul Let Me Change Your Name.

Dalam acara pembukaan,  penyelenggara pun  menganugerahkan IDF Award kepada tokoh penari almarhumah Gusmati Suid yang dinilai telah berjasa dalam mengembangkan tarian kontemporer Indonesia, yang berangkat dari tradisi silat Minang ke panggung nasional dan internasional.

Asiantoro yang mewakili Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap lewat IDF 2018 lahir karya-karya tari spektakuler yang dapat ditularkan kepada generasi berikut.

IDF 2018 akan berlangsung sampai dengan 10 November.

Selain pementasan tari, IDF tahun ini juga diisi dengan pameran, workshop tari, dan diskusi di berbagai tempat di Jakarta antara lain di TIM, Perpusnas, Goethe Institute, dan Salihara.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Pementasan Sosak karya koreografer Riyo Tulus Pernando dalam ajang Indonesian Dance Festival (IDF) 2018 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu (7/11/2018).
2. Aksi para penari Sosak.
3. Ini Sosak asli yang beda dengan Sosak pada penampilan perdana.
4. Kaya gerak, berenergi, artistik, dan kompak intinya memukau.
5. Riyo Tulus Pernando (tengah) saat sesi tanya jawab tetang proses Sosak usai pentas.
6. Enam penari Sosak terdiri atas Riyo Tulus Pernando, Damri Aprizal, Riza, Panji Pramayana, Agil Pramudya Wardana, dan Aditiar Anggit Wicaksono.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP