Kiat Hindari Tour Leader Abal-Abal Era Milenial
Tahu orang Indonesia suka berwisata ke mancanegara. Tour leaders stempel abal-abal pun memasang perangkap. Agar tak terjebak, ini kiatnya.
Terkait kasus tour leader abal-abal belum lama ini, Ketua Umum Ikatan Tour Leader Indonesia atau
Indonesian Tour Leader Association (ITLA), Tetty D.S. Arianto memberikan saran singkat.
"Gunakan jasa tour leader yang terpercaya," ucapnya kepada TravelPlus Indonesia di Jakarta, Kamis (7/5/2018).
Kata Tetty, wisatawan tak usah ragu menanyakan sertifikasi tour leader secara profesional supaya tidak dibawa tour leader abal-abal.
"Kalau memakai jasa tour leader dari ITLA saya bisa jamin aman dan nyaman, karena jelas sertifikasi dan tour leadernya," ungkap Tetty.
Menurut Tetty jumlah tour leader yang tergabung dalam ITLA saat ini mencapai 1.200 orang dari seluruh Indonesia.
Kata dia lagi, masih sangat terbuka buat tour leader yang ingin bergabung menjadi anggota ITLA asalkan memenuhi syarat.
Adapun persyaratan menjadi member ITLA, lanjut Tetty antara lain sudah berpengalaman membawa tour keluar negeri min 3 kali dalam kurun 5 tahun terakhir.
Tak lupa melampirkan surat rekomendasi resmi dari Biro Perjalanan Wisata yang menugaskan sebagai Tour Leader.
Lalu melakukan pembayaran membership fee sebesar Rp 100.000 dan iuran member sebesar Rp. 25.000/bulan (berlaku sampai Maret 2019).
Setelah persyaratan dokumen diterima, akan dihubungi untuk wawancara sebelum di-approved sebagai Anggota ITLA.
"Jika sudah di-approved sebagai anggota ITLA, wajib ikut test sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan oleh ITLA atau rekanan ITLA," terang Tetty.
Saat ini ITLA sudah punya DPD di Jabar dan Jatim.
"Akan menyusul DPD di daerah yang punya pintu gerbang internasional lainnya. Mudah-mudahan tahun depan nambah 3 DPD lagi yakni Jawa Tengah, Bali, dan Kalsel," terangnya.
Menurut Tetty tour leader harus tetap memegang kode etik profesi seperti menjaga kepercayaan pemberi tugas dalam hal ini travel agent.
Tour leader biasanya memiliki hubungan kerja dengan travel agent, dimana tour leader membawa tamu yang membeli paket wisata.
Tanda tour leader yang legal adalah memakai ID Card.
"Tour leader itu pakai ID Card. Kadang pakai ID Card dari perusahaan travel agent atau pake ID Card kita (ITLA-red)," terangnya.
Intinya, lanjut Tetty telitilah sebelum memilih jasa open trip termasuk soal profesionalitas tour leader-nya.
"Satu lagi, jangan mudah tergoda open trip murah tanpa memeriksa jejak rekam tour leadernya. Jadi harus cari tahu dulu kualitas tour leader dalam open trip yang akan diikuti," pesannya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Telitilah menggunakan tour leader sebelum mengambil open trip-nya.
Terkait kasus tour leader abal-abal belum lama ini, Ketua Umum Ikatan Tour Leader Indonesia atau
Indonesian Tour Leader Association (ITLA), Tetty D.S. Arianto memberikan saran singkat.
"Gunakan jasa tour leader yang terpercaya," ucapnya kepada TravelPlus Indonesia di Jakarta, Kamis (7/5/2018).
Kata Tetty, wisatawan tak usah ragu menanyakan sertifikasi tour leader secara profesional supaya tidak dibawa tour leader abal-abal.
"Kalau memakai jasa tour leader dari ITLA saya bisa jamin aman dan nyaman, karena jelas sertifikasi dan tour leadernya," ungkap Tetty.
Menurut Tetty jumlah tour leader yang tergabung dalam ITLA saat ini mencapai 1.200 orang dari seluruh Indonesia.
Kata dia lagi, masih sangat terbuka buat tour leader yang ingin bergabung menjadi anggota ITLA asalkan memenuhi syarat.
Adapun persyaratan menjadi member ITLA, lanjut Tetty antara lain sudah berpengalaman membawa tour keluar negeri min 3 kali dalam kurun 5 tahun terakhir.
Tak lupa melampirkan surat rekomendasi resmi dari Biro Perjalanan Wisata yang menugaskan sebagai Tour Leader.
Lalu melakukan pembayaran membership fee sebesar Rp 100.000 dan iuran member sebesar Rp. 25.000/bulan (berlaku sampai Maret 2019).
Setelah persyaratan dokumen diterima, akan dihubungi untuk wawancara sebelum di-approved sebagai Anggota ITLA.
"Jika sudah di-approved sebagai anggota ITLA, wajib ikut test sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan oleh ITLA atau rekanan ITLA," terang Tetty.
Saat ini ITLA sudah punya DPD di Jabar dan Jatim.
"Akan menyusul DPD di daerah yang punya pintu gerbang internasional lainnya. Mudah-mudahan tahun depan nambah 3 DPD lagi yakni Jawa Tengah, Bali, dan Kalsel," terangnya.
Menurut Tetty tour leader harus tetap memegang kode etik profesi seperti menjaga kepercayaan pemberi tugas dalam hal ini travel agent.
Tour leader biasanya memiliki hubungan kerja dengan travel agent, dimana tour leader membawa tamu yang membeli paket wisata.
Tanda tour leader yang legal adalah memakai ID Card.
"Tour leader itu pakai ID Card. Kadang pakai ID Card dari perusahaan travel agent atau pake ID Card kita (ITLA-red)," terangnya.
Intinya, lanjut Tetty telitilah sebelum memilih jasa open trip termasuk soal profesionalitas tour leader-nya.
"Satu lagi, jangan mudah tergoda open trip murah tanpa memeriksa jejak rekam tour leadernya. Jadi harus cari tahu dulu kualitas tour leader dalam open trip yang akan diikuti," pesannya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Telitilah menggunakan tour leader sebelum mengambil open trip-nya.
0 komentar:
Posting Komentar