Lima Jenis Pameran Ramaikan Pekan Kebudayaan Aceh 2018
Inilah satu naskah kuno yang dipamerkan di stand Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh dalan pameran bertajuk Aceh Expo di Taman Blang Padang, Banda Aceh,
Naskah itu sengaja ditempatkan dalam kotak kaca supaya tidak dipegang-pegang pengunjung, namun masih bisa terbaca tulisan naskah kuno tersebut.
Selain itu juga ada musaf Al-Quran kuno, informasi terkait 12 Kerajaan Islam yang besar di Nusantara, dan alat musik pukul Rapai atau semacam rebana khas Aceh.
"Rapai ikut dipamerin karena jadi salah satu alat musik yang digunakan sebagai media penyebaran islam tempo dulu, terang Angga Rizal, staf BPNB Aceh sekaligus penjaga stand kepada TravelPlus Indonesia via WA, Senin (6/8/2018).
Menurut Angga dalam pameran kali ini, BPNB Aceh mengangkat tema "Benang Merah Peradaban Islam di Nusantara".
"Stand kita disini gabung sama BPNB Padang dan BPNB Bandung. Tapi mereka belum datang," terangnya.
Aceh Expo dari tanggal 5 sampai 15 Agustus mendatang atau selama PKA ketujuh ini berlangsung merupakan salah satu dari Lima pameran yang meramaikan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 2018.
Aceh Expo merupakan ajang promosi produk-produk unggulan berbasis industri kreatif, budaya dan pariwisata, yang cukup potensial untuk mendatangkan para investor agar mau menanamkan modal di sektor tersebut.
"Pameran ini terbuka untuk umum dan gratis. Jam buka pamerannya pukul 9 pagi dan tutupnya pukul 10 malam," pungkas Angga.
Eksebisi ini juga memperkenalkan benda-benda warisan budaya Aceh baik tangible maupun intangible.
Selain Aceh Expo, di PKA-7 ini juga ada 4 pameran lainnya seperti Culture & History Expo, Pasar Rakyat, Bisnis Kepariwisataan/Bisnis Matching, dan Aceh Cullinary Expo.
Culture & History Expo menampilkan kekayaan sejarah, kebudayaan, dan kreativitas bangsa Aceh berupa perhiasan, benda-benda peninggalan sejarah, literasi, dan kebencanaan di Museum atau Rumoh Aceh.
Sementara Pasar Rakyat digelar khusus bagi pengunjung PKA-7 yang diisi oleh pedagang kecil dan menengah untuk menarik minat pengunjung dengan harapan adanya perputaran modal dan penambahan pendapatan bagi pedagang tersebut.
Tempatnya sama di Lapangan Blang Padang (4 – 13/8). Tapi bukanya sore mulai pukul 4 sore sampAi 11 malam.
Khusus Bisnis Kepariwisataan/Bisnis Matching terdiri atas Bazar Wisata dan Table Top serta Tour/Famtrip.
Dalam Bazar Wisata dan Table Topy akan mempertemukan para seller dan buyer industri pariwisata dari Aceh, domestik, dan mancanegara antara lain Dubai, Rusia, Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam.
Venuenya di Hotel Hermes Palace, Kamis (9/8) mulai pukul 9 pagi sampai 10 malam.
Tujuannya untuk mengenalkan sejumlah potensi dan objek wisata unggulan Aceh.
Adapun destinasinya Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Rencananya tanggal 15 Agustus (tentatif).
Terakhir Aceh Cullinary Expo yakni pameran khusus Kuliner Tradisional Aceh.
Pameran yang bertempat di Taman Sulthanah Safiatuddin (7-15/8) mulai pukul 9 pagi sampai 11 malam ini juga akan memperkenalkan ragam kuliner khas/tradisi dan unggulan kab/kota dengan berbagai kreasinya.
Pameran yang bertempat di Taman Sulthanah Safiatuddin (7-15/8) mulai pukul 9 pagi sampai 11 malam ini juga akan memperkenalkan ragam kuliner khas/tradisi dan unggulan kab/kota dengan berbagai kreasinya.
Dalam pameran ini juga akan ada Demo Masak Kuliner Tradisional Aceh.
Selain lima jenis pameran tersebut, PKA-7 yang mendapat dukungan promosi dan publikasi dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini juga akan disemarakkan dengan Festival Seni dan Budaya menampilkan pagelaran seni dari 23 kabupaten dan kota di Aceh.
Lokasinya di Taman Sulthanah Safiatuddin dan Lapangan Blang Padang.
Ada juga aneka Lomba Atraksi Budaya seperti upacara adat perkawinan, merangkai sirih, lomba meninabobokan anak, main gasing, engrang, catur, dayung sampan, kerajinan tangan dan lomba masak tradisional.
Tempat acaranya antara lain di Taman Sulthanah Safiatuddin.
PKA-7 yang pembukaannya berlangsung di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Minggu (5/8/2018) malam dan dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendy mewakili Presiden RI Joko Widodo ini juga akan menggelar Seminar kebudayaan dan kemaritiman.
Seminar yang akan mengangkat tema “Tantangan dan Strategi Pengembangan Kebudayaan Kemaritiman di Aceh” ini akan bertempat di Gedung Sulthan Selim II, (13-14/8) mulai pukul 9 pagi sampai 6 sore.
Seminar yang akan mengangkat tema “Tantangan dan Strategi Pengembangan Kebudayaan Kemaritiman di Aceh” ini akan bertempat di Gedung Sulthan Selim II, (13-14/8) mulai pukul 9 pagi sampai 6 sore.
Tak ketinggalan pemberian 5 Anugerah Budaya yaitu Anugerah Budaya Meukuta Alam kepada laki-laki dewasa, Anugerah Budaya Tajul Alam kepada wanita dewasa, Anugerah Budaya Perkasa Alam, diberikan kepada anak-anak/remaja laki-laki, Anugerah Budaya Sri Alam, diberikan kepada anak-anak/remaja putri, dan Anugerah Budaya Syah Alam diberikan kepada peserta yang lulus seleksi tetapi tidak dapat meraih Meukuta atau Tajul Alam.
Venuenya di Meuligoe Wali Nanggroe (13/8) pukul 5 sore sampai 11 malam.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig: @adjitropis)
Foto: Angga BPNB Aceh & Disbudpar Aceh
0 komentar:
Posting Komentar