Kantongi Tiga Nilai Ini, Peluang Gunung Padang Jadi World Heritage Sangat Besar
Sebuah situs bisa berstatus World Heritage atau Warisan Budaya Dunia jika memenuhi salah satu dari 10 Nilai Universal Luar Biasa yang ditetapkan oleh UNESCO. Nah, Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat sendiri sampai saat ini sudah mengantongi sekurangnya 3 dari 10 nilai tersebut.
Ketiga Nilai Universal Luar Biasa yang dikantongi Situs Gunung Padang itu adalah pertama mewakili karya jenius kreatif manusia; kedua menjadi contoh luar biasa dari jenis bangunan, ansambel arsitektur atau teknologi atau lansekap yang menggambarkan tahap signifikan dalam sejarah manusia; dan ketiga menjadi langsung atau nyata terkait dengan peristiwa atau tradisi hidup, dengan ide-ide atau dengan keyakinan, dengan karya-karya artstik dan sastra dari dari signifikansi universal yang luar biasa.
“Dari tiga Nilai Universal Luar Biasa yang dimiliki Situs Gunung Padang, yang paling kuat adalah point pertama yakni mewakili karya jenius kreatif manusnia,” kata Ali Akbar arkeolog/peneliti Situs Gunung Padang dalam Seminar bertajuk “Situs Gunung Padang Menuju Warisan Budaya Dunia” yang digelar Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Indonesia (UI) di Auditorium Gedung IV FIB UI, Depok, Kamis (19/7/2018).
Ali membenarkan sebuah situs warisan budaya bisa mendapatkan status World Heritage jika memenuhi salah satu dari 10 Nilai Luar Biasa dari UNESCO tersebut asalkan nilainya itu sangat kuat.
“Sebenarnya punya satu nilai saja sudah bisa dapat status itu. Tapi supaya aman, Situs Gunung Padang minimal mengantongi tiga nilai yakni satu nilai yang paling kuat dan dua nilai lagi buat back-up,” terangnya.
Menurut Ali empat Warisan Budaya Indonesia sebelumnya yang sudah menjadi world heritage yakni Candi Borobudur dan Candi Prambanan tahun 1991, Situs Manusia Purba Sangiran (1996), serta Lansekap Budaya Subak Prambanan tahun 2012, masing-masing juga karena memenuhi 2 sampai 4 Nilai Universal Luar Biasa. Dengan kata lain tidak 10 nilai tersebut dipenuhi.
“Candi Borobudur misalnya karena memenuhi 3 Nilai Universal Luar Biasa. Sementara Candi Prambanan dan Situs Manusia Purba Sangiran sama-sama memenuhi 2 nilai. Sedangkan Lansekap Budaya Subak memenuhi 4 nilai,” terang Ali.
Supaya Situs Gunung Padang lolos terdaftar dan tidak menimbulkan polemik yang tidak perlu, Ali menyarankan agar yang dilaporkan ke UNESCO itu yang pasti-pasti saja.
“Saya usulkan bagian atas atau lapisan pertama Situs Gunung Padang saja yang dilaporkan, yang berusia 500 SM, itu sudah cukup,” imbaunya.
Sejauh penelusuran Ali, Situs Gunung Padang bagian atas yang berluas 900 m persegi itu saja sudah terbesar se-Asia Tenggara.
“Itu atasnya doang, belum bagian samping dan bawahnya yang sampai kini masih terus diriset secara bertahap,” tambahnya.
Meskipun Situs Gunung sudah memiliki tiga Nilai Universal yang Luar Biasa itu, lanjut Ali, tak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah aspek Perlindungan, Manajemen, Keaslian, dan Integritas Propertinya.
Soal masih ada riset atau penelitian di Situs Gunung Padangnya, sambung Ali itu tidak jadi masalah.
“Contohnya salah satu warisan budaya Vietnam ketika diajukan/didaftarkan ke UNESCO, dulu masih dalam tahap riset dan setelah terdaftar risetnya tetap berjalan sampai sekarang,” terangnya.
Menurut Ali banyak keuntungan yang dapat Situs Gunung Padang jika berstatus world heritage.
Pertama, jika berstatus sebagai Warisan Budaya Dunia berarti Situs Gunung Padang mendapat pengakuan yang luar biasa dari UNESCO sebagai pihak yang netral dan global yang anggotanya terdiri atas dari beberapa negara.
“Jadi pengakuan itu penting. Bukan cuma kita saja yang bilang luar biasa tapi sebaiknya negara-negara lain atau pihak/lembaga dunia juga harus mengakui,” ujarnya.
Sementara dari sisi pariwisata, sambung Ali keuntungannnya jelas akan semakin mendunia nama Situs Gunung Padang.
“Sebab begitu didaftarkan lalu terdaftar atau di-ACC, pihak UNESCO dengan jejaringnya yang bagus akan mengumumkan/mempromosikan daftar World Heritage terbaru mereka itu,” ungkap Ali.
Begitupun keuntungan dari segi Arkeologi. Menurut Ali selama ini banyak turis asing yang datang ke Situs Gunung Padang itu adalah peneliti.
“Mereka sebelumnya melakukan pencarian data bukan hanya lewat browsing tapi juga mengontak pihak terkait, bahkan ada yang melakukan tinjauan awal ke Situs Gunung Padang langsung, kemudian balik lagi untuk melakukan riset,” terang Ali.
Semakin Situs Gunung Padang dikenal oleh dunia setelah berstatus World Heritage, lanjut Ali maka otomatis akan menjadi lahan riset dunia yang semakin ramai.
Artinya semakin banyak wisatawan termasuk penilitinya yang akan berkunjung.
“Bukannya saya anti peneliti asing. Tapi alangkah baiknya peneliti kita sendiri yang lebih dulu dan rajin melakukan riset. Mengingat Situs Gunung Padang milik kita sendiri dan apalagi letaknya dekat,” pungkas Ali.
Naskah dan foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: adjitropis)
Captions:
1. Arkeolog UI Ali Akbar menjelaskan Nilai Universal Luar Biasa yang sudah dikantongi Situs Gunung Padang untuk menjadi World Heritage.
2. Empat warisan budaya Indonesia yang sudah berstatus Warisan Budaya Dunia.
3. Ali membacakan 10 Nilai Universal yang Luar Biasa.
4. Ali menjelaskan sejarah riset/penelitian di Situs Gunung Padang dari tahun 1914-2015.
5. Beberapa peserta seminar berfoto bersama Ali sebagai narasumber.
0 komentar:
Posting Komentar