Muslim Holiday Konsorsium Serius Garap Wisata Muslim di Luar Umrah dan Haji
Travel muslim mulai menjamur. Namun entah kenapa masih banyak orang Indonesia yang melancong ke mancanegara lebih memilih menggunakan travel umum.
Sejumlah travel muslim pun bergabung dalam konsorsium berlabel Muslim Holiday yang dirancang Islamic Travel Communication Forum (IITCF) untuk menggarap lebih serius wisata muslim di luar umrah dan haji, melihat potensi pasarnya sangat besar.
Founder & Chairman IITCF, H. Priyadi Abadi, M.Par mengatakan masih banyak kendala yang dihadapi para travel muslim, salah satunya mindset masyarakat yang masih lebih memilih berlibur ke Jepang, Korea, Eropa, dan lainnya dengan membeli paket wisata lewat travel umum.
“Padahal sebenarnya travel muslim juga banyak yang mampu menggarap wisata muslim di luar umrah dan haji,” terangnya dalam acara Buka Bersama dengan Jurnalis bertema ‘Mengangkat Potensi Wisata Muslim di Nusantara dan Mancanegara’ di Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Untuk merubah mindset tersebut, konsorsium ini, lanjut Priyadi akan terus mengedukasi masyarakat. “Memang ini tidak mudah dan butuh waktu,” ujarnya.
Selain mengedukasi masyarakat di bidang pariwisata, konsorsium ini pada tahun lalu juga telah merintis terobosan untuk menyatukan produk travel muslim guna memberikan layanan kepada wisatawan muslim yang ingin travelling ke mancanegara dengan konsep islami.
Konsorsium ini juga memberikan edukasi kepada para anggotanya termasuk sharing destinasi, evaluasi, dan problem solving lahirnya Muslim Holiday ini sebagai bentuk keprihatinan karena masih minimnya travel muslim yang menggarap pasar wisata Muslim.
Kendala lainnya, mayoritas travel muslim yang ada masih bermain di zona aman, yakni menggarap pasar haji dan umrah.
“Masih sangat sedikit, kurang dari 20 persen, yang menggarap pasar wisata muslim. Akibatnya, pasar wisata muslim yang prospektif dan potensial ini masih dipegang oleh travel umum,” ungkapnya.
“Masih sangat sedikit, kurang dari 20 persen, yang menggarap pasar wisata muslim. Akibatnya, pasar wisata muslim yang prospektif dan potensial ini masih dipegang oleh travel umum,” ungkapnya.
Priyadi menjelaskan, saat ini dirinya memiliki dua agenda besar melalui IITCF yang concern pada edukasi, berbagi dan bersinergi antarsesama travel muslim, khususnya dalam menggarap wisata muslim.
Salah satu program IITCF, rutin mengadakan pelatihan wisata muslim (edutrip) di dalam maupun luar negeri.
“Edutrip tersebut diikuti oleh para pemilik travel muslim, tour leader maupun tour planner,” terangnya.
Nama programnya antara lain menebar sejuta perangkap shalat di negara-negara tujuan, termasuk tanda arah kiblat yang disebar di hotel, resto, rest area, tempat belanja, dan rekreasi.
”Jadi hotel-hotel yang kita gunakan, sebelum kita gunakan kita sudah sounding bahwa kita muslim traveler butuh makanan halal dan tempat shalat untuk berjamaah” terangnya.
Sementara Muslim Holiday Konsorsium membuat paket-paket tour muslim dan produk tersebut dijual secara bersama, sehingga lebih efisien dan dapat saling membesarkan travel-travel muslim yang tergabung dalam konsorsium tersebut.
Untuk bergabung dalam konsorsium tersebut, tentu ada aturan main atau komitmen bersama yang harus dipatuhi.
“Salah satu yang terpenting adalah harga jual harus sama, Tidak boleh ada yang menjual lebih murah atau lebih mahal dari harga yang sudah ditetapkan oleh konsorium. Intinya, semua travel muslim yang bergabung dalam Muslim Holiday Konsorium harus amanah,” tegas Priyadi.
Pada kesempatan yang sama Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Tazbir mengimbau para travel muslim yang tergabung dalam Muslim Holiday Konsorsium tidak hanya semangat menjual paket-paket wisata muslim ke mancanegara atau outbound tours tapi juga paket-paket wisata halal di dalam negeri (inbound tours) untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman) muslim ke Tanah Air.
Semangat berbinisnya, lanjut Tazbir harus diimbangi dengan rasa nasionalis yang tinggi pula.
“Misalnya kalau ketemu partner di luar negeri bisa sekalian mempromosikan kalau Indonesia adalah negara muslim terbesar dan punya destinasi serta produk-produk wisata halal yang bagus. Dan tak lupa bersemangat menjual paket-paket wisata halal yang ada di Indonesia,” imbau Tazbir yang kini masuk dalam Tim 100 Calendar of Event Kemenpar.
Dalam acara buka bersama dengan para jurnalis yang tergabung di Forum Jurnalis Muslim (Forjim) dan jurnalis pada umumnya, IITCF melalui IITCF Foundation juga memberikan santunan anak yatim, sebagai bentuk kepedulian insan pariwisata kepada anak-anak yatim.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Founder & Chairman Indonesia Islamic Travel Communication Forum (IITCF), H. Priyadi Abadi, M.Par menjelaskan soal Muslim Holiday Konsorsium.
2. Berfoto bersama dengan sejumlah anak yatim.
3. Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Kementerian Pariwisata, Tazbir memberikan sambutan.
0 komentar:
Posting Komentar