Sumedang Angkat Pamor Kuda Renggong Lewat Atraksi, Akankah Setenar Rossa?
Apa yang terekam di benak ketika ditanya soal Sumedang? Pasti yang pertama terngiang adalah Rossa (39), diva pop Indonesia kelahiran Sumedang, Jawa Barat yang ketenarannya sudah melambung ke tingkat Asia. Dan yang kedua Tahu Sumedang, jajanan khasnya yang juga sudah me-Nasional namanya. Apa lagi?
Selain Rossa yang mewakili dari tokoh ternama atau public figure dan Tahu Sumedang dari kuliner tradisionalnya, masih ada sekurangnya tiga nama lagi yang dimiliki Sumedang, yang punya kans besar mengangkat kepopulerannya ke jenjang Nasional.
Ketiga nama itu adalah Makam Cut Nyak Dien, Pahlawan Nasional perempuan asal Aceh yang dikubur di Sumedang yang mewakili obyek wisata sejarah dan ziarah; lalu dari obyek wisata alam ada Gunung Tampomas; dan satu lagi perwakilan dari obyek wisata budaya ada Kuda Renggong.
Cut Nyak Dien pernah diasingkan ke Sumedang oleh pemerintahan Belanda pada 1906. Setelah dua tahun diasingkan, dia wafat pada 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang, berjarak sekitar 1 Km dari Masjid Agung Sumedang.
Makamnya sampai kini kerap didatangi para peziarah dari berbagai daerah seperti Jabodetabek, Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan tentu saja dari Aceh.
Peninggalan bersejarah terkait Cut Nyak Dien lainnya berupa Rumah Singgahnya selama dia diasingkan di Sumedang. Lokasinya tak jauh dari Mesjid Agung Sumedang, tepatnya di lingkungan Kaum, Regol Wetan, Kabupaten Sumedang.
Keberadaan Makam Cut Nyak Dien dan Rumah Singgahnya di Sumedang, membuat keterikatan emosional antara Aceh dan Sumedang sangat tinggi.
Sementara Gunung Tampomas di Sumedang yang berketinggian 1.684 Meter di atas permukaan laut (Mdpl), memiliki area terbuka sekitar 1 hektar di puncaknya yang bernama Sangiang Taraje.
Selain para pendaki se-Jabar dan kota lain, gunung ini juga kerap dikunjungi peziarah.
Sebab sekitar 300 meter ke arah Utara Sangiang Taraje terdapat makam keramat yang dikenal dengan nama Pasarean.
Konon, ada dua makam keramat di Pasarean tersebut yang diyakini banyak orang sebagai patilasan Dalem Samaji dan Prabu Siliwangi.
Berikutnya Kuda Renggong, merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat asal Sumedang yang kabarnya mulai muncul di Sumedang sekitar pada tahun 1910.
Namun sebelum sepak terjang Kuda Renggong, TravelPlus kupas lebih dalam, ada baiknya tengok kenapa Rossa dan Tahu Sumedang begitu melekat dengan Sumedang, seakan tak bisa terpisahkan.
Bahkan nama Rossa mengalahkan ketenaran Tahu Sumedang itu sendiri, termasuk nama pejabat, politisi, dan tokoh masyarakat asal Sumedang.
Ketenaran pemilik nama asli Sri Rossa Roslaina Handayani ini bukan cuma di tingkat Nasional tapi sudah sampai ke jajaran Asia.
Si pelantun lagu-lagu super ngehits mulai dari Nada-Nada Cinta (1996), Tegar, Hati Yang Terpilih, Atas Nama Cinta, Kini, Ayat-Ayat Cinta, Hey Ladies, Hati Yang Kau Sakiti, Tega, Cerita Cinta, Pudar, Takdir Cinta, Memeluk Bulan, Ku Menunggu, Tak Sanggup Lagi, Hijrah Cinta, One Night Lover, Jangan Hilangkan Dia, hingga Cinta Dalam Hidupku (2017) ini sampai mendapat gelar Dato' Rossa dari Malaysia.
Bukan cuma itu ketenaran mantan istri Yoyo, drummer band Padi ini sejalan dengan segudang prestasinya.
Ibu satu anak ini sudah menjual lebih dari 5 Juta album di Indonesia, belum termasuk negara lainnya.
Albumnya yang bertajuk The Best of Rossa (2011) sukses menjadi salah satu album terlaris sepanjang masa di Tanah Air.
Tak cuma itu, beberapa albumnya pun tersebar di pasaran Asia Tenggara dan khusus album "Love, Life and Music" (2014) dipasarkan sampai Negeri Sakura, Jepang.
Dia pun termasuk salah satu artis yang kerap menggelar konser tunggal besar maupun mini bukan hanya di dalam pun di luar Indonesia, terutama Malaysia dan Singapura.
Berkat prestasi dan ketenarannya, Rossa pun dipercaya Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya untuk menyanyikan theme song branding Pariwisata Indonesia berjudul “Pesona Indonesia’ dan “Wonderful Indonesia” hingga membuat namanya kian melangit.
Sementara Tahu Sumedang sudah lebih dulu tersohor namanya dibanding Rossa, lantaran usianya sudah seabad lebih.
Tahu satu ini mulai dirintis tahun 1917 oleh imigran asal China bernama Ong Kino yang datang langsung ke Sumedang melalui pelabuhan Cirebon awal tahun 1900-an.
Dia kemudian merintis usaha tahu di Sumedang, tetapi yang terkenal perintis tahu adalah Ong Bungkeng yang tidak lain dari anaknya Ong Kino. Oleh karnea itu tahunya disebut Tahu Bungkeng yang kemudian dikenal dengan nama Tahu Sumedang.
Atraksi 111 Kuda Renggong
Bagaimana dengan Kuda Renggong? Mampukah setenar Rossa, minimal mendekati ketenaran Tahu Sumedang? Mengingat usia kesenian Kuda Renggong lebih tua sedikit dibanding Tahu Sumedang yang sama-sama muncul pada era tahun 1900-an.
Sulit pastinya, tapi bukan berati tidak bisa. Usaha untuk mengangkat pamornya pun sudah dan masih terus dilakukan Kabupaten Sumedang lewat Yayasan Seni Kuda Renggong Sumedang (Yaskures) dengan menggelar Festival Kuda Renggong setiap tahun.
Tahun ini Yaskures didukung Kemenpar lewat Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata akan menggelar event bertajuk Pesta Wisata Atraksi 111 Kuda Renggong yang akan berlangsung di Lapang Darongdong, Buahdua, Sumedang, pada 10 Februari mulai pukul 8 pagi sampai selesai..
Tokoh Seni Kuda Renggong Asep Cepot mengatakan Atraksi 111 Kuda Renggong 2018 akan diikuti perwakilan kuda renggong seluruh kecamatan se-Kabupaten Sumedang.
Lalu apa keistinewaan culture event tersebut dibanding Festival Kuda Renggong tahun-tahun sebelumnya? Menurut Asep Cepot, kuda-kuda yang akan tampil di atraksi nanti bakal berpenampilan beda.
Katanya jauh lebih menarik dan artistik dari segi desain kostum untuk kuda, para pawang kuda, dan para pemusik pengiringnya.
Kostum masing-masing tetap bernuansa tradisional namun dikombinasikan dengan gaya kekinian.
Koreografi dan formasi parade kuda serta alur demonstrasinya pun akan digarap secara profesional.
Tata geraknya memadukan pola baku tradisi dengan metode profesional akademisi.
Begitu pula dengan tata musik dan pola tabuhannya, akan dikemas secara profesional dengan sentuhan para komposer jebolan akademisi seni dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata 1 Kemenpar, I Gde Pitana pun sampai berharap atraksi tersebut bisa menjadi daya tarik wisatawan baik mancanegara (wisman) maupun nusantara (wisnus) sehingga banyak yang datang ke Sumedang.
Golnya adalah terjadi pergerakan wisatawan yang dapat memberikan kontribusi pada target pencapaian kunjungan 17 juta wisman dan 270 juta wisnus tahun ini.
Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa), Wawan Gunawan menambahkan pihaknya memberikan dukungan promosi dan publikasi terhadap atraksi ini.
Menurut Wawan yang tak lain dalang beken-nya Wayang Ajen, sebagai daerah tujuan wisata, Sumedang harus mempersiapkan diri dengan berbagai event menarik dan profesional, salah satunya Atraksi Kuda Renggong yang menjadi andalan.
Soalnya kata Wawan, nanti banyak wisatawan yang datang ke Sumedang lewat Bandara Kertajati Majalengka dan Tol Cisundawu.
Di Sumedang sendiri, pertunjukkan Kesenian Kuda Renggong biasanya digelar saat ada sunatan anak. Selepas anak disunat dan didoakan, lalu dinaikkan ke atas Kuda Renggong di rumahnya, baru kemudian keliling kampong dengan iringan musik dan lagu.
Alat musik yang mengiringinya antara lain gong, genjring, kemprang, ketuk, terompet, kecrek kendang, dan bedug. Ditambah dengan alat-alat pengeras suara seperti speaker, mic, dan ampli.
Kalau alat musik pengiring untuk keperluan festival ataupun atraksi, biasanya ditambah dengan peralatan musik seperti drum, keyboard organ, bass, dan simbal.
Adapun tembang-tembang yang dilantunkan antara lain Mojang Geulis, Jisamsu, Rayak-rayak, Kembang Beureum, Kembang Gadung, dan Kaleked.
Jika Atraksi Kuda Renggong terus dikemas secara profesional, inovatif, up to date, dan ditambah dengan promosi/publikasi terus-menerus serta tak ketinggalan menampilkannya diberbagai event berskala nasional maupun internasional, TravelPlus yakin perlahan-lahan bisa mengimbangi ketenaran Rossa dan Tahu Sumedang.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. youtube, adji, kemenpar, disparbud jabar & disparpora sumedang
Captions:
1. Salah satu atraksi Kuda Renggong khas Sumedang.
2. Areal keramat di Gunung Tampomas, Sumedang
3. Rossa pesohor asal Sumedang bersama Menpar Arief Yahya dalam sebuah acara di Kemenpar.
4. Promo Pesona Wisata Atraksi 111 Kuda Renggong, 10 Februari 2018 di Sumedang
5. Kuda Renggong bersujud.
6. Kemeriahan suasana Festival Kuda Renggong.
0 komentar:
Posting Komentar