Ini yang bikin Stand Dodol Betawi Disemuti Pengunjung Festival Rawa Belong
Ada sekitar 100 stand yang memeriahkan bazaar kuliner dan multiproduk dalam Festival Rawa Belong 2018. Salah satunya stand Dodol Betawi milik Pak Satibi, asli orang Betawi Depok. Bazaar tersebut berlangsung di Jalan Sulaiman, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat selama dua hari, Sabtu-Minggu (3-4/2).
Selain Keteng, mereka juga membawa kompor gas lengkap dengan pengaduknya yang disebut Senggayu yang terbuat dari kayu.
Pantauan TravelPlus, banyak pengunjung Stand Dodol Betawi Satibi yang tertarik melihat proses pembuatan Dodol Betawi. Bahkan banyak yang mengabadikannya dan tak lupa ber-selfie ria.
“Bang yang ganteng, tolong fotoin aya dong, ntar aye share di akun instagram,” kata Mpok Wati dengan genitnya.
Harga Dodol Betawi berukuran kecil yang dibungkus plastik putih Rp 15 ribu per bungkus.
“Kalau yang dalam baskon plastik kecil berukuran 600 gram ini 50 ribu rupih per baskom. Kalau yang 1,2 Kg Rp 95 ribu,” terang Uyat.
Sejumlah kuliner tradisional Betawi lainnya juga mendapat perhatian lebih dari pengunjung, seperti pedagang Kerak Telor.
“Kerak telor yang pake telor ayam 20 ribu rupah. Kalau pake telor bebek 25 ribu rupiah,” terang Bang Daus salah satu dari sekian pedagang Kerak Telor di festival tersebut.
Stand Dodol Betawi yang dijaga dua karyawan Pak Satibi yaitu Bang Oye dan Bang Uyat, berhasil menarik perhatian sejumlah pengunjung.
Daya tarik stand Dodol Betawi dibanding stan-stand lainnya karena menampilkan proses pembuatan Dodol Betawi.
Alhasil selain dijadikan ajang spot selfie, ujung-ujungya aneka dodol-nya pun laris diborong pengunjung.
Mereka membawa serta Keceng atau wadah seperti wajan berukuran besar yang terbuat dari tembaga kuning.
“Satu Keteng ini bisa memasak 25 dodol masing-masing berukuran 600 gram,” ujar Oye kepada TravelPlus Indonesia di lokasi acara, Sabtu (3/2).
Selain Keteng, mereka juga membawa kompor gas lengkap dengan pengaduknya yang disebut Senggayu yang terbuat dari kayu.
Menurut Oye di festival ini mereka tidak menggunakan api kayu bakar karena asapnya bisa menggangu pengunjung.
“Kalau di tempat pembuatannya yang asli di Depok, kami pakai kayu bakar,” terangnya sambil mengaduk adonan Dodol Betawi di wadah yang berbentuk seperti penggorengan raksasa tersebut.
“Kalau di tempat pembuatannya yang asli di Depok, kami pakai kayu bakar,” terangnya sambil mengaduk adonan Dodol Betawi di wadah yang berbentuk seperti penggorengan raksasa tersebut.
Kata Oye lagi, butuh waktu 6-8 jam untuk membuat Dodol Betawi ini. “Harus diaduk-aduk terus biar merata dan cepat mengental,” tambahnya.
Pantauan TravelPlus, banyak pengunjung Stand Dodol Betawi Satibi yang tertarik melihat proses pembuatan Dodol Betawi. Bahkan banyak yang mengabadikannya dan tak lupa ber-selfie ria.
“Bang yang ganteng, tolong fotoin aya dong, ntar aye share di akun instagram,” kata Mpok Wati dengan genitnya.
Beberapa pengunjung termasuk TravelPlus pun tak ketinggalan mencoba mengaduk adonan Dodol Betawi tersebut.
“Aduknya pelan-pelan aja, memutar dari kanan terus ke kiri,” jelas Oye.
“Aduknya pelan-pelan aja, memutar dari kanan terus ke kiri,” jelas Oye.
Sementara rekannya, Uyat terlihat sibuk melayani sejumlah pengunjung yang terus-menerus datang ke stand ini untuk memborong bermacam jenis Dodol Betawi.
Harga Dodol Betawi berukuran kecil yang dibungkus plastik putih Rp 15 ribu per bungkus.
“Kalau yang dalam baskon plastik kecil berukuran 600 gram ini 50 ribu rupih per baskom. Kalau yang 1,2 Kg Rp 95 ribu,” terang Uyat.
Selain Dodol Betawi, stand ini juga menjual panganan tradisional khas Betawi lainnya seperti Geplak yang dibandrol Rp 15 ribu per satuannya, dan tak ketinggalan minuman Bir Pletok Rp 15 ribu per botolnya.
Menurut Uyat, pembeli juga bisa memesan Dodol Betawi sesuai ukurannya lewat telepon, SMS maupun WA.
“Nanti diantar dengan kurir, ongkos kirimnya ditanggung pembeli. Ini kartu nama Pak Satibi, nomor HP-nya juga ada di depan stand,” terangnya.
Menurut Uyat, pembeli juga bisa memesan Dodol Betawi sesuai ukurannya lewat telepon, SMS maupun WA.
“Nanti diantar dengan kurir, ongkos kirimnya ditanggung pembeli. Ini kartu nama Pak Satibi, nomor HP-nya juga ada di depan stand,” terangnya.
Sejumlah kuliner tradisional Betawi lainnya juga mendapat perhatian lebih dari pengunjung, seperti pedagang Kerak Telor.
“Kerak telor yang pake telor ayam 20 ribu rupah. Kalau pake telor bebek 25 ribu rupiah,” terang Bang Daus salah satu dari sekian pedagang Kerak Telor di festival tersebut.
Para pedagang Kerak Telor tersebut bukan hanya dari Jakarta, pun dari Tangerang, Depok, dan Bekasi.
Pedagang Es Selendang Mayang dari Tangerang dan Toge Goreng dari Jakarta Timur pun diminati pengunjung festival tahunan ini.
Menurut beberapa pengunjung, kedua panganan tradisional Betawi tersebut sudah jarang ditemukan.
“Memang kadang ada pedagang Selendang Mayang dan Toge Goreng yang lewat masuk gang tapi ngak nentu waktunya dan jarang banget. Makanya pas nemu ada di sini, sekalian saya beli,” ungkap Ibu Yati salah seorang pengunjung.
Selain aneka kuliner Betawi, bermacam makanan modern dan tradisonal lainnya juga menyemarakan bazaar di Festival Rawa Belong tahun ini, seperti stand sate kentang, sosis bakar, pencel dan tempe mendoan, ayam bakar, dan lainnya.
Tak ketinggalan sejumlah stand multiproduk antara lain kaos, sepatu, aksesoris, jilbab, sandal, dan bermacam perabot rumah tangga.
Namun tak bisa dipungkiri Stand Dodol Betawi milik Satibi-lah yang mencuri perhatian banyak pengunjung lantaran menampilkan pula proses pembuatan Dodol Betawi sehingga pengunjung mendapatkan experience berkesan dengan mencoba mengaduknya atau minimal melihat langsung cara pembuatannya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @ajitropis)
Captions:
1. Pengunjung Festival Rawa Belong 2018 menyemut di Stand Dodol Betawi Pak Satibi.
1. Pengunjung Festival Rawa Belong 2018 menyemut di Stand Dodol Betawi Pak Satibi.
2. Dodol Betawi ukuran 600gram dalam baskom plasti kecil
3. TravelPlus ikut mengaduk adonan Dodol Betawi.
4. Aneka Dodol Betawi berukuran kecil sampai besar serta Geplak dan Bir Pletok.
4. Aneka Dodol Betawi berukuran kecil sampai besar serta Geplak dan Bir Pletok.
5. Salah satu pedagang Kerak Telor di Bazaar Kuliner & Multiproduk Festival Rawa Belong 2018 diserbu pembeli anak-anak sampai orangtua.
6. Pengunjung memborong bemacam Dodol Betawi.
0 komentar:
Posting Komentar