Belajar dari Kegagalan Mencapai Target 15 Juta Wisman
Pemerintah gagal mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2017. Targetnya 15 juta wisman namun yang tercapai hanya 14,04 juta wisman. Erupsi Gunung Agung Bali dituding penyebabnya.
Meskipun gagal mencapai target, namun Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan angka 14 juta wisman itu sudah lumayan bagus. Karena dampaknya sangat meluas dan besar bagi industri Pariwisata.
Katanya dalam press release yang dikirim oleh staf Biro Hukum & Komunikasi Publik (Humas) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Jakarta, Sabtu (3/2/2018), angka 14 juta tahun 2017 itu sudah naik dari capaian tahun 2016 yang hanya berada di angka 12 juta.
Lalu benarkah erupsi Gunung Agung Bali penyebab utamanya?
Kepala BPS Suhariyanto masih di dalam release tersebut mengatakan jika Gunung Agung Bali tidak erupsi, 27 September 2017, dan tidak ada penutupan Bandara Ngurah Rai Bali selama dua hari, maka jumlah kunjungan wisman pasti naik.
Menurutnya kalau tidak ada letusan pasti jumlah wismannya meningkat lebih banyak.
Kecuk –begitu sapaan Suhariyanto— pun menegaskan jika tidak ada bencana alam, target Kemenpar itu bisa tercapai namun BPS tidak bisa membuat perkiraan angka untuk jumlah turis yang berkunjung ke Indonesia jika tidak terjadi bencana Gunung Agung.
Lalu bagaimana caranya agar kegagalan itu tidak terulang lagi tahun ini?
Kalau sudah menuding erupsi Gunung Agung Bali penyebabnya tentu harus dicari solusi dan atau alternatifnya.
Jika erupsi Gunung Agung Bali mengakibatkan banyak wisatawan “trauma” berkunjung ke Pulau Dewata lantaran erupsi tersebut berdampak terhadap penutupan Bandara Ngurah Rai Bali, tentu harus dicari solusi dan atau alternatifnya.
Bukankah sudah tahu setiap hari Bali didarati 15 ribu wisman. Jika terjadi penutupan bandara tersebut satu hari saja berarti Bali dan Indonesia kehilangan 15 ribu wisman.
Bagaimana kalau penutupannya bisa sampai tiga hari atau lebih? Sungguh besar Bali kehilangan wisman.
Bukankah sudah paham kalau Bali itu 40% pintu masuk wisman ke Indonesia. Begitu Bali terganggu lantaran erupsi Gunung Agung dan atau lainnya, maka secara otomatis akan banyak berdampak pada jumlah wisman ke Indonesia. Oleh karena itu harus dicari solusi dan atau alternatifnya.
Jika erupsi Gunung Agung Bali yang cukup panjang mengakibatkan cancellation, apalagi pembatalan itu membuat wisman memindahkan tripnya ke destinasi lain di negara lain, tentu harus dicari solusi dan atau alternatifnya.
Jika erupsi Gunung Agung itu membuat lebih dari 10 negara mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk berwisata ke Indonesia, terutama Bali, tentu harus dicari solusi dan atau alternatifnya.
Kenapa harus dicari solusi dan atau alternatifnya? Ya karena tidak ada yang bisa tahu apakah Gunung Agung itu aman-aman saja tahun ini dan seterusnya atau justru erupsi lagi entah kapan hari.
Apa yang dilakukan Menpar Arief Yahya ke Beijing, melakukan gathering bersama 400 travel agents dan media di Beijing, lalu bertemu CNTA – China National Tourist Administration, semacam Kemenparnya China di Chiang Mai, Thailand, itu bagus-bagus saja.
Begitupun ketika dia melobi media-media digital seperti Baidu, atau Google-nya China untuk merilis bahwa Bali sudah normal.
Termasuk menjalin kerjasama dengan Konjen China di Bali, untuk mengundang wisman Tiongkok di Imlek 2018, yang jatuh pada tanggal 16 Februari 2018.
Tapi bagaimana kalau Gunung Agung itu erupsi lagi? Bukankah tahun lalu erupsi Gunung Agung-lah dituding biang kerok penyebab gagalnya pemerintah mencapai target 15 juta wisman.
Belajar dari kegagalan mencapai target wisman tahun lalu, sudah sepatutnya pemerintah dalam hal ini Kemenpar segera mencari solusi dan atau alternatifnya untuk mengantisipasi kalau-kalau Bali yang menjadi salah satu andalan Indonesia dalam meraup wisman, tertimpa bencana erupsi Gunung Agung lagi.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Turis Eropa mendominasi Taman Pura Ayun, Bali.
2. Wisman bule tengah berjemur di salah satu pantai tersohor di Bali.
3. Sepenggal pesona Danau Batur, Kintamani, Bali.
4. Wisman asal China suka membawa anak-anaknya saat berwisata ke Bali.
0 komentar:
Posting Komentar