. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 07 Februari 2018

Berdialog dengan Tenun Gedog Tuban di Museum Tekstil

Puluhan kain tenun gedog dengan motif polos dan kekinian serta kain-kain tradisional batik khas Tuban dipameran oleh Fajar Ciptandi (31) di Museum Tekstil Jakarta. Pameran bertajuk Dialog Kain “Sebuah Pengetahuan dan Kolaborasi Antara Gagasan Tradisional dan Konsep Design Pada Kain Tradisional Batik dan Tenun Gedog Khas Kerek, Tubaan” itu berlangsung selama sebulan.

Pameran tersebut menampilkan kain-kain batik dan tenun gedog yang merupakan manisfestasi dari tradisi khas masyarakat di Kecamtan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Kain yang sejak dulu bagi masyarakat Kerek memiliki peran dan makna secara filosofis, pada kondisi saat ini telah mengalami beberapa situasi yang mengiringnya kea rah degradasi.

Hal itu disebabkan sebagian masyarakat Kerek yang sebelumnya berkarakteristik sebagai masyarakat rural kini perlahan-lahan mulai bergerak menuju masyarakat semi urban.

Hal tersebut ditunjang oleh banyak faktor, salah satunya adalah semakin terbukanya akses kawasan Kerek terhadap dunia luar, serta semakin tingginya pertumbuhan industri di kawasan tersebut.

Oleh karena itu berbicara mengenai tradisi di Kerek, tidak lagi pernah sama dengan tradisi sebagaimana diceritakan dalam kisah-kisah orang terdahulu.

Hasil-hasil kain yang dipamerkan pada pameran ini adalah kain tradisional yang masih diciptakan dengan memegang prinsip-prinsip tradisi, namun disandingkan dengan kain-kain pengembangan yang dikerjakan oleh masyarakat lokal Kerek dengan memasukkan unsur-unsur kebaruan dalam konsepnya untuk menyesuaikan terhadap tren modernitas.

Ketika keduanya disandingkan, akan terjadi sebuah dialog spiritual pada kain-kain tersebut, yang dimana tiap-tiap kain mewakili perilaku di jamannya masing-masing.

Kurator Museum Tekstil Jakarta Judi Knight Achjadi menjelaskan bahwa Fajar membuka dialog antara konsep desain tradisional yang ditemukan pada batik dan tenun gedog tradisional di Kretek dan perubahannya disebabkan meningkatnya industrialisasi di daerah tersebut.

Menurutnya, Fajar mempertanyakan apakah konsep tradisional masih bisa bertahan di lingkungan modern dan seperi apa produk yang dihasilkannya.

Untuk mengetahui jawabannya, Fajar bersama tim peneliti dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB mengkolaborasikan antara teknologi tekstil kontemporer yakni tekstur pada kain tenun dan piranti lunak dengan dengan teknik tenun dan pola tradisional, yang hasilnya dipamerkan dalam pameran ini.

"Fajar menemukan bahwa saat ini selera desain tradisional begitu kuat di Kerek sehingga identitas lokal masih tetap aman meskipun terjadi modernisasi dan hilangnya peran dan makna tradisional yang terdapat pada kain di masa lalu," terang Judi Knight.

Pantauan TravelPlus Indonesia, jumlah tenun gedong dan kain batik yang dipamerkan ada sekitar 40-an, yang terdiri atas setengah karya Fajar yang berada di bagian belakang ruang pameran dan setengah lagi milik Museum Tekstil yang di tempatkan di bagian depan ruang pameran.

Semua tenun gedong karya Fajar dibuat di Kerek, Tuban oleh para penenun asli Kerek.

“Saya datang ke sana (Kerek-Red) menawarkan inovasi dari segi desain dan estetika, lalu oleh mereka (penenun Kerek-Red) diterapkan dengan cara-cara mereka yang tradisional,” terang fajar Kepada TravelPlus Indonesia di acara pembukaan pamerannya di Museum Tekstil, Jakarta Rabu, (7/2/2018).

Kata Fajar kain tenun tradisional khas mayarakat Kerek adalah tenunan polos yang dibuat dengan menggunakan serat kapas yang dipintal (ngnteh) menggunakan jontro kemudian ditenun menggunakan alat tenun tradisional gedogan. “Warnanya ada dua putih dan coklat sesuai warnah serat kapasnya,” tambahnya.

Dari hasil risetnya, ada sekitar 5 motif tenun gedug baru yang dipamerkan yaitu gedog upo kecer, sodo sumenep, cacah gori, tegel cino, dan gedog ulu gebos.

“Motif tegel cino atau tegel cina itu terinspirasi dari tegel-tegel yang banyak digunakan di rumah-tumah para juragan batik di Kerek,” terang Fajar.

Sedangkan motif upo ceker, sambung Fajar terinspirasi dari bekal nasi yang biasa dibawa para petani ke sawah atau ladang yang dibungkus dengan daun jati dan daun pisang, kemudian menyisakan nasi-nasi yang tercecer di daun tersebut.

Fajar membenarkan kain-kain tenug gedog yang dipamerkan merukan hasil peneltiannya selama 4 tahun. “Khusus untuk terjun ke mayarakat Kerek mulai dari awal tahun 2016 dan selesainya saat pameran ini,” terangnya.

Setelah pameran ini, Fajar mengaku akan mencoba melakukan riset lanjutan dengan masyarakat kerek karena menurutnya masyarajat Kerek punya banyak potensi untuk diteliti dan sekaligus untuk mengoptimalkan lagi desain-desain baru yang lebih estetik.

Fajar pun mulai mencoba ke ranah bisnis. Dia mengaku sudah membentuk semacam kelompok usaha bersama dengan para penenun setempat, antara lain dengan Mbo Sri dan Mbo Ayong asli orang Kerek.

“Kalau ada orang yang berminat membeli tenun gedog dan kain batik Tuban, saya menyampaikannya ke para penentun di kelompok itu,” terangnya.

Pameran kain tenun gedok khas Kerek Tuban hasil riset Fajar dan juga sejumlah kain tradisional batik Tuban koleksi Museum Tekstil ini berlangsung selama sebulan, sampai 4 Maret 2018.

Keistimewaan pameran yang terbuka untuk umum ini, para penenun asli Kerek turut dilibatkan. Ada yang menenun, memintal kapas menjadi benang, dan juga membatik tenun gedog sehingga pengunjung merasa suasananya seperti berada di Kerek, Tuban.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig: @adji tropis)

Captions:
1. Menikmati kain tenug gedog tuban di pameran Dialog Kain di Museum Tekstil Jakarta.
2. Fajar Ciptandi yang memamerkan sejumlah kain tenun gedog Tuban hasil risetnya.
3. Sejumlah motif kekiian tenun gedog Tuban.
4. Bahan baku tenun gedog Tuban,
5. Monumen kain di halaman Museum Tekstil Jakarta.
6. Penenun tenun gedog Tuban di pameran Dialog Kain.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP