111 Kuda Renggong Sumedang Siap Beratraksi Besok, Jangan Lupa Nonton Yah
Buat wisatawan yang akan atau tengah berwisata di Bandung, Cirebon dan sekitarnya, jangan lupa mampir ke Sumedang besok, Sabtu (10/2/2018) untuk menyaksikan 111 Kuda Renggong beraksi.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com. ig: @adjitropis)
Foto: @genpijabar, @kemenpar & adji
Captions:
1. Salah satu aksi Kuda Renggong Sumedang.
2. Promo Pesona Wisata Atraksi 111 Kuda renggong Sumedang.
2. Lapang Darongdong, Buahdua, Sumedang venue acara Atraksi 111 Kuda Renggong.
Lokasi Atraksi 111 Kuda Renggong yang diselenggarakan Yayasan Kuda Renggong Sumedang (Yaskures) tersebut akan berlangsung di Lapang Darongdong, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Acaranya mulai pukul 8 WIB pagi.
Bendahara Yaskures Asep Dedi menjelaskan atraksi besok berbeda dengan Festival Kuda Renggong yang biasa digelar setiap tahun.
“Atraksi ini hanya semacam gebyar parade 111 kuda renggong yang diiringi musik dan beberapa penari. Jadi tidak ada lomba sebagaimana di Festival Kuda Renggong,” terangnya kepada TravelPlus Indonesia, Jumat (1/2) di Lapang Darongdong, Buahdua.
Dia menambahkan akan ada penampilan tiga penari yang berhasil menjadi juara 1, 2, dan 3 di ajang lomba tari yang menjadi salah satu mata acara Festival Kuda Renggong 2017 lalu.
“Ketiga penari itu akan menjadi penari pengiring atraksi kuda renggong. Tujuannya biar semakin semarak dan menarik,” ujarnya.
Kalau dalam Festival Kuda Renggong, ada 5 lomba sebagai daya tariknya yaitu lomba silat, ibing sandle, ibing blasteran, tari, dan musik.
Dalam Festival Kuda Renggong tahun 2017 lalu, tepatnya 27 September,setiap kecamatan hanya mengirim 3 kuda saja. “Jumlahnya lebih sedikit dari Atraksi 111 Kuda Renggong besok,” terangnya.
Menurut Asep Dedi setiap event Festival Kuda Renggong menelan anggaran Rp 150 juta.
“Alhamdulillah tahun lalu kami bantuan dari Dinas Pariwisata Sumedang sebesar Rp 80 juta namun diserahkan langsung ke EO selaku penyelanggara bukan ke Yaskures,” akunya.
Sisa kekurangannya, lanjut Asep Dedi ditanggung Yaskures secara gotong royong.
Menurut Dedi Yaskures sendiri memiliki anggota 300 orang. “Setiap orang minimal punya 2 kuda renggong jadi totalnya 600 kuda renggong,” jelasnya.
Menurut Dedi Yaskures sendiri memiliki anggota 300 orang. “Setiap orang minimal punya 2 kuda renggong jadi totalnya 600 kuda renggong,” jelasnya.
Kuda-kuda tersebut sambungnya tersebar di 23 kecamatan di Sumedang.
Mengenai lokasi penyelenggaraan di Kecamatan Buahdua, Dedi menjelaskan karena sejarah kuda renggong berawal dari kecamatan tersebut, tepatnya di Desa Cikurubak.
Kata dia lagi di wilayah Sumedang terdapat tiga jenis kuda untuk dijadikan kuda renggong, yaitu kuda lokal sandle, kuda pacu, dan kuda blasteran dari Australia.
Ketiganya berbeda ukuran. Kuda lokal sandle berpostur lebih kecil dengan tinggi 130 cm namun kelebihannya justru lebih mahir menari, dibanding dua jenis kuda lainnya yang bertubuh lebih besar dan tinggi.
Untuk menjadi kuda renggong, lanjutnya seekor kuda harus melalui latihan secara bertahap selama minimal dua tahun.
Pertama, latihan adaptasi dan penguasaan gerakan dasar selama 5 bulan. “Di tahap ini kuda diajarkan untuk menyesuaikan diri dengan ketukan musik dan suasana lingkungannya,” ujarnya.
Pertama, latihan adaptasi dan penguasaan gerakan dasar selama 5 bulan. “Di tahap ini kuda diajarkan untuk menyesuaikan diri dengan ketukan musik dan suasana lingkungannya,” ujarnya.
Tahap latihan berikutnya, kuda mulai mengenal filosofi ‘saruas sabuku’, maksudnya kuda sudah memiliki harmonisasi kelenturan kaki, gerakan tubuh, dan keseimbangan kepala.
Kata Asep Dedi, keberhasilan kuda renggong sangat bergantung pada kepiawaian pawang.
Selain latihan bertahap, kuda renggong juga harus diberi makanan dingin berupa rumput dan dedak.
“Kedua jenis makanan itu justru bisa menghasilkan energi besar sehingga gerakan menarinya bisa sempurna,” bebernya.
Dia menjelaskan terdapat tiga unsur yang dinilai pada setiap penampilan kuda renggong dalam sebuah festival.
Ketiga unsur itu adalah wirahma, wiroga, dan wirasa.
“Wirahma merupakan kesesuaian dengan alunan musik. Wiroga itu keluwesan gerakan kuda. Dan wirasa adanya chemistry kuda dengan pawang,” ungkapnya.
Kembali soal culture event Atraksi 111 Kuda Renggong, Asep Dedi mengatakan kegiatan ini pertama kali Yaskuser adakan berkat dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
“Dengan adanya atraksi ini berarti ada dua gelaran besar kuda renggong di Sumedang yakni Festival Kuda Renggong yang rutin digelar setiap tahun dan kini ditambah dengan Atraksi Kuda Renggong atas support Kemenpar,” tambahnya.
Asep Dedi berharap kegiatan Atraksi Kuda Renggong bisa rutin digelar setiap tahun dan didukung terus oleh Kemenpar.
Terkait hal itu Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Pariwisata Area I (Jawa) Kemenpar, Wawan Gunawan mengatakan alasan kenapa Kemenpar mendukung Atraksi 111 Kuda Renggong karena melihat daya tarik dan potensi kuda renggong dalam menjaring wisatawan baik lokal dan nusantara bahkan kemungkinan besar juga wisatawan mancanegara.
“Karena itu agar bisa lebih menarik, atraksi yang ditampilkan juga harus berbeda dengan festival kuda renggong yang biasa digelar setiap tahun,” ujar Wawan yang juga seorang dalang yang bereputasi internasional.
Berbeda disini, lanjut Wawan dari performance kostum baik kuda, pawang maupun koreografi atau tariannya.
“Pokoknya kostum atau aksesoris kuda dan pawangnya harus lebih wah dan tariannya harus lebih atraktif,” tambahnya.
Pantauan Travelplus di lokasi acara yang akan digunakan untuk Atraksi 111 Kuda Renggong besok, sudah tertata rapih.
Sejumlah umbul-umbul dan backdrop bertuliskan Pesona Wisata Atarksi 111 Kuda Renggong sudah terpasang mengelilingi lapangan yang di tepi kiri bagian tengah terdapat Monumen Perjuangan Siliwangi Long March dari Yogya ke Darongdong.
Monumen dengan sejumlah relief tersebut diresmikan tanggal 16 Mei 1996 lalu. Sementara beberapa orang tengah bekerja merampungkan pembuatan panggung di tepi lapangan bagian atas.
Monumen dengan sejumlah relief tersebut diresmikan tanggal 16 Mei 1996 lalu. Sementara beberapa orang tengah bekerja merampungkan pembuatan panggung di tepi lapangan bagian atas.
Lapangan tersebut bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi dari Bandung maupun Cirebon antara lain lewat pintu tol Cikedung.
Pilihan lain bisa naik bis dari Bandung dan juga angkot Kota Sumedang yang melewati Kecamatan Buahdua dilanjutkan dengan naik ojek motor ke Lapang Darongdong.
Guna menjaring wisatawan baik dari berbagai daerah di Jabar, sejumlah promosi pra event Atraksi 111 Kuda Renggong sudah dilakukan, sepertin lewat tulisan di berbagai media online dan travel blog salah satunya TravelPlus Indonesia serta lewat media sosial (medsos) antara lain lewat akun Instagram (IG) @adjitropis, @gebpijabar, dan @pesonajawabaratku.
Di akun @genpijabar misalnya meng-upload foto atraksi kuda renggong karya @aliebw dengan captions informatif dan mengajak.
Begini bunyinya: “Sahabat wisata hayu kita kuy besok nonton Kuda Renggong Sumedang di acara Pesona Wisata Atraksi 111 Kuda Renggong. Alarm jam nya ya 08.00 pagi sampai selesai, yang bertempat di Lapang Darongdong, Buah Dua Sumedang, Jawa Barat. Nanti ketemu disana yaaa...”.
Begini bunyinya: “Sahabat wisata hayu kita kuy besok nonton Kuda Renggong Sumedang di acara Pesona Wisata Atraksi 111 Kuda Renggong. Alarm jam nya ya 08.00 pagi sampai selesai, yang bertempat di Lapang Darongdong, Buah Dua Sumedang, Jawa Barat. Nanti ketemu disana yaaa...”.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com. ig: @adjitropis)
Foto: @genpijabar, @kemenpar & adji
Captions:
1. Salah satu aksi Kuda Renggong Sumedang.
2. Promo Pesona Wisata Atraksi 111 Kuda renggong Sumedang.
2. Lapang Darongdong, Buahdua, Sumedang venue acara Atraksi 111 Kuda Renggong.
0 komentar:
Posting Komentar