. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 22 Desember 2017

Promosikan Citra Positif Wisata Cirebon dan Kuningan, Kemenpar Gelar Press Tour Kedua Tahun Ini

Guna lebih meningkatkan pencitraan positif pariwisata Cirebon dan Kuningan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat Biro Hukum dan Komunikasi Publik atau humas, menggelar Press Tour di dua destinasi di Jawa Barat itu yang sektor pariwisatanya tengah menggeliat akibat hadirnya infrastruktur Tol Cipali beberapa tahun ini.

Maksud dari Press Tour yang diikuti puluhan pewarta wisata yang tergabung dalam Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) sebagaimana tertera dalam surat undangan yang ditandatangani Katijah sebagai Kepala Bagian Publikasi dan Pengelolaan Media  yang mengatasnamakan Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik, Kemenpar Iqbal Alamsjah ini adalah agar para jurnalis dapat meliput sekaligus memperoleh gambaran dan penjelasan langsung dari pihak terkait tentang potensi wisata Cirebon dan Kuningan.

Adapun tujuan lainnya agar para jurnalis dapat mensosialisasikan kebijakan pengelolaan sumber daya alam, keberanekaragaman budaya, dan sumber daya manusia Cirebon dan Kuningan khususnya untuk menarik minat investor mengembangkan potensi yang ada dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Sebagai catatan Press Tour Cirebon dan Kuningan yang berlangsung 3 hari, tanggal 22-24 Desember 2017 ini adalah press tour kedua yang diadakan tahun ini.

Sebelumnya, Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar menggelar kegiatan serupa di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga diikuti puluhan pewarta wisata dari Forwapar.

Berdasarkan agenda Press Tour Cirebon dan Kuningan yang dibagikan tim Humas Kemenpar di WA Group berlabel Press Tour Cirebon, para peserta berangkat menuju Cirebon dengan menggunakan kereta api Argo Jati dari Stasiun Gambir, Jakarta menuju Stasiun Cirebon, Jumat (22/12), pukul 9 pagi WIB. Namun ada juga peserta yang menyusul dengan menggunakan mobil.

Setibanya di Cirebon, para peserta langsung makan siang Empal Gentong, yaitu masakan tradisional khas Cirebon yang sudah me-Nasional.

Empal Gentong yang mirip dengan gulai dan dimasak dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar (dari pohon mangga) di dalam gentong atau periuk tanah liat.

Dinamakan empal gentong karena cara memasaknya yang khas menggunakan gentong.

Isi seporsi Empal Gentong ada potongan-potongan daging sapi, usus, dan babat. Teman makannya nasi atau lontong.

Empal gentong yang cukup terkenal di Kota Udang ini antara lain Empal Gentong H. Apud, Empal Gentong Krucuk, Empal Gentong Mang Darma di Jl. Slamet Riyadi, dan lainnya.

Usai menyantap empal Gentong,  peserta diajak berwisata budaya dan sejarah ke Taman Air Gua Sunyaragi dengan menggunakan bus wisata.

Nama Taman Air Gua Sunyaragi, empat bulan lalu melambung namanya berkat kedatangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam acara penutupan Festival Keraton Nusantara (FKN) XI tahun 2017 yang berhasil menelurkan tujuh rekomendasi para raja dan sultan se-Nusantara.

Tujuh rekomendasi tersebut dibacakan langsung oleh Sultan Sepuh ke XIV Keraton Kasepuhan, PRA Arif Natadiningrat.

Sepulang dari Sunyaragi, baru seluruh peserta check in di Swiss Bell Hotel untuk istirahat.

Malamnya, menikmati suguhan santap malam sambil menyaksikan tarian khas Cirebon di Klapa Manis Restaurant, salah satu tujuan wisata kuliner Cirebon yang tersohor.

Resto yang beralamat di Jalan Gronggong, Cirebon, ke arah Kuningan ini menyajikan berbagai menu. Namun yang menarik perhatian antara lain menu Nasi Liwet Komplit Rp 175 ribu dan Nasi Goreng Rp 45 ribu.

Nasi Liwet Komplitnya dengan aneka lauk Ayam Panggang, Pepes Ikan, Tempe, Tahu, dan Pete Goreng. Bermacam Lalapan (kacang panjang, kol putih, daun salada, dan ketimun) serta sambalnya di tempatkan di tampah yang dilapisi daun pisang.

Sementara Nasi Gorengnya tak kalah unik, ditempatkan bukan di piring sebagaimana lazimnya, melainkan di penggorengan atau wajan yang dilapisi daun pisang.

Hari kedua, Sabtu (23/12), peserta Press Tur menikmati pesna sunrise di kaki Gunung Ciremai lewat jalur Palutungan.

Gunung Ciremai yang berketinggian 3.078 Meter di atas permukaan laut (Mdpl), merupakan gunung aktif tertinggi di Jawa Barat.

Jalur umum pendakian ke puncak gunung berkawah ini, selain dari Palutungan, juga bisa lewat Linggarjati dan Apuy.

Selepas menikmati matahari terbit, dilanjutkan dengan berkunjung ke Air Terjun Putri lalu sarapan pagi di lokasi itu juga.

Kunjungan berikutnya ke kerajinan tangan limbah kayu dan penempah Kujang atau senjata tradisional khas Jawa Barat.

Selanjutnya santap siang di Rumah Makan Sunda. Setelah Ishoma, melihat Ikan Dewa di Balong Keramat Cigugur dan diteruskan ke Situs Megalitikum Cipari dan Gedung Perundingan Linggarjati.

Malamnya, para peserta Press Tour mendengarkan audiensi dari Bupati Kuningan seusai makan malam.

Di hari ketiga, Minggu (24/12), selepas sarapan pagi di hotel, peserta diajak berwisata belanja di Batik Trusmi yang merupakan  salah satu sentra batik terbesar dan terlengkap di kota pesisir utara Jawa ini.

Selain memborong batik dan oleh-oleh khas Cirebon lainnya, pengunjung bisa melihat atraksi para pembatik membuat batik dengan motif antara lain Mega Mendung yang paling tersohor serta berwisata kuliner. 

Dilanjutkan makan siang Nasi Jamblang yang juga menjadi salah satu kuliner khas Kota Udang ini. Salah satu rumah makan special Nasi Jamblang ternama yang sudah menjadi tujuan wisata kuliner di Cirebon adalah Nasi Jamlang Ibu Nur yang beralamat di Jalan Cangkring II no. 34.

Lauk favorit Nasi Jamblang Ibu Nur antara lain Cumi Hitam Saus Tiram Rp 22 ribu-Rp 30 ribu tergantung ukuran cumi, Sate Udang Rp 14.500, dan aneka Pepes, terutama Pepes Telor Asin Rp 7 ribu. Nasinya sendiri seporsi Rp 2.000 ukuran segenggam.

Selepas itu sejumlah peserta diantar ke Stasiun Cirebon untuk naik kereta Argo Lawu kembali ke Jakarta.

Pengamatan TravelPlus Indonesia, sejak hadirnya Tol Cipali yang mempersingkat waktu tempuh dari Jakarta ke Cirebon dari semula 5-6 jam menjadi sekiatr 3 jam, berdampak sangat positif bagi sektor pariwisata Cirebon kemudian berimbas ke beberapa tetangganya antara lain Kuningan.

Pariwisata Cirebon terutama MICE terlihat begitu menggeliat, lantaran banyak kegiatan meeting, pameran yang digelar di kota ini.

Jumah hotel (termasuk meeting room dan ball room), rumah makan, dan pusat perbelanjaannya pun bertambah.

Beberapa artis pebisnis pun mulai banyak yang melirik Cirebon sebagai lokasi usahanya karena faktor kemudahan aksebilitas tadi, seperti Ussy Pratama, Dimas Seto dan istrinya Dini Amimarti, Indra Bhekti, Nagita Slavina, dan lainnya dengan membuka gerai-gerai kue kekinian.

Belum lagi kunjungan wisatawannya turut meningkat dratis dari Jabodetabek dan Bandung untuk berwisata kuliner dan belanja serta kunjungan ke beberapa keratonnya.

Melihat realita menggembirakan itu, sudah semestinya pihak terkait, seperti dinas pariwisata Cirebon dan Kuningan berikut industri pariwisata serta didukung komunitas pariwisatanya memutar otak lebih kencang lagi untuk mengemas segala potensi wisata dan atraksi yang sudah ada atau bahkan membuat atraksi baru agar lebih menarik, bersih, aman, nyaman, dan juga mengesankan bagi wisatawan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com. ig: @adjitropis)

Captions:
1. Gua Sunyargi, salah satu objek wisata sejarah dan budaya andalan Cirebon.
2. Empal Gentong H. Apud, salah satu pedagang Empal Gentong tersohor di Cirebon
3. Empal Gentong dimasak dalam wadah gentong.
4. Suasana romantis kahs  Klapa Manis Restaurant di Cirebon menuju Kuningan.
5. Penampakan Nasi Goreng khas Klapa Manis Resto.
6. Memborong batik Cirebon motif Mega Mendung.
7. Seporsi Nasi Jamblang, salah satu kuliner terkenal di Cirebon.
8. Mengabadikan pembatik beraksi di Batik Trusmi.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP