Kompetisi Kain Besurek, Bikin Pameran Adiwastra Nusantara 2017 Kian Istimewa
Pameran berlabel Adiwastra Nusantara kembali digelar. Tahun ini, pameran kain dan busana bertema warisan budaya Nusantara yang ke-10 ini punya keistimewaan sendiri. Selama 5 hari pameran, ada serangkaian acara menarik yang bakal disuguhkan, salah satunya kompetisi Kain Besurek.
Apa itu Kain Besurek? Mungkin sudah banyak yang tahu tapi mungkin juga banyak yang belum tahu.
Berdasarkan informasi yang Travelplus Indonesia peroleh, Batik Besurek adalah batik khas Bengkulu yang bermotif kaligrafi Arab.
Umumnya, batik ini berciri khas kaligrafi dengan perpaduan Bunga Rafflesia sebagai motifnya yang merupakan simbol khas Bengkulu.
Kain batik ini dinamakan Besurek dikarenakan menggunakan motif-motif bertuliskan kaligrafi Arab.
Besurek merupakan bahasa Melayu dialek Bengkulu yang artinya bersurat atau tulisan.
Besurek sendiri berasal dari dua kata yakni yaitu be(r) yang artinya mempunyai atau memiliki, dan surek yang bermakna surat atau tulisan. Jadi Kain Besurek artinya kain yang mempunyai tulisan atau surat.
Jenis kain batik satu ini sebenarnya sudah ada sejak abad ke-16 bersamaan dengan masuknya Islam ke wilayah Bengkulu. Kabarnya, Batik Besurek diperkenalkan para pedagang Arab dan pekerja asal India.
Tempo doeloe di beberapa kain Besurek memang bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca, terutama untuk upacara adat. Tapi seriring bergantinya jaman, sekarang ini sebagian besar hanya berupa hiasan mirip huruf Arab.
Menurut Tuty Chalid, salah satu panitia Adi Adiwastra Nusantara 2017 Kompetisi Kain Buserek dalam pameran ini selain untuk mempromosikan kain tersebut agar lebih me-nasional juga untuk mencari pembatik-pembatik kain Batik Besurek sekaligus memperkenalkan karya-karya terbarunya.
“Saat ini pembatik Kain Besurek bukan hanya di Bengkulu tapi sudah ada di sejumkah daerah di Sumatera seperti Riau bahkan di Jawa,” terang Tuty dalam jumpa pers Pameran Adiwastra Nusantara 2017 di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Senin (3/4).
Selain kompetisi Kain Besurek, Pameran Adiwastra Nusantara 2017 yang mendapat dukungan promosi dan publikasi dari Kemenpar, juga ada sejumlah acara lain yang tak kalah menarik, antara lain Pameran Kain Unggulan Nusantara dan pengembanganannya.
“Dalam acara ini, pemenang Kompetisi Kain Besurek akan ditampilkan dan menjadi salah satu dari empat icon kain Indonesia di Adiwastra Nusantara 2017, selian Kain Batik Pekalongan, dan Kain Batik Betawi karya Hartono Sumarsono,” ungkap Tuty lagi.
Keistimewaan lain Adiwastra Nusantara 2017, juga ada Peluncuran Buku “Batik Betawi” karya Hartono Sumarsono, lalu Pagelaran Bali Menari bertajuk “Pacitran Saraswati” yang dibawakan maestro penari Bulantriusna Djelantik dan penari lainnya.
Tak cuma itu, di Adiwastra Nusantara kali ini juga ada bazaar kuliner khas dari berbagai daerah di Tanah Air, antara laini Empal Gentong, Nasi Kebuli, Soto Buntut, aneka Pecel dan Sate serta bermacam panganan seperti Combro, Getuk, dan Putu Bambu.
Dan yang lebih istimewa lagi, pameran ini gratis alias tidak dipungut tiket masuk. “Pengunjung bisa memborotong aneka kain dan baju mulai dari Rp 30 ribu sampai dengan Rp 100 jutaan per item-nya,” tambah Tuty.
Terkait pameran tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Rekho Astuti dalam keterangan tertulisnya memberikan dukungan penyelenggaraan Pameran Adiwastra Nusantara 2017 yang akan diikuti 400 peserta dari seluruh Indonesia di Hall A dan B Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta pada 5-9 April 2017.
Menurutnya penyelenggaraan pameran karya kreasi mutakhir para UKM dan perajin wastra adati Nusantara dengan mengangkat tema "Wastra Adati Nusantara, Warisan Budaya Tak Lekang Zaman – Traditional Textiles of the Archipelago, a Timeless Cultural Heritage” ini merupakan upaya mempromosikan aneka ragam produk kain unggulan warisan budaya Indonesia sebagai bagian dari Pesona Indonesia.
Kata Esthy penyelenggaran Pameran Adiwastra Nusantara ini selalu diminati wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) ingin berburu kain dan fesyen desain terbaru dengan pilihan lengkap dan bermutu tinggi. “Kegiatan pameran ini pun jadi salah satu daya tarik pariwisata,” ungkapnya.
Naskah: addji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & bengkulubumiraflesia.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar