Enam Festival Kuliner ini Semarakkan Solo Indonesia Culinary Festival 2017
Even Solo Indonesia Culinary Festival 2017 bakal tampil beda dan lebih semarak. Soalnya selain akan menampilkan kuliner warisan leluhur termasuk dari keraton-keraton di Pulau Jawa dan kuliner khas dari berbagai daerah di Tanah Air, juga akan menggelar enam festival jenis kuliner tradisional khas Solo yang mulai langka penjualnya.
Keenam festival itu adalah Festival Tongseng, Gempol Pleret, Brambang Asem, Tengkleng, Kue Putu, dan Festival Sate Kere.
Ketua Panitia SICF 2017 Daryono membenarkan hal itu. Menurutnya Keenam festival tersebut merupakan kegiatan baru sebagai even pendukung di SICF 2017 yang akan di halaman Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, 6-9 April.
Adapun tujuan diadakannya enam festival tersebut untuk melestarikannya agar tidak punah, contohnya Gempol Pleret yang penjualnya tinggal segelintir.
Solo Indonesia Culinary Festival (SICF) merupakan kalender even tahunan dari Pemerintah Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah yang mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Ada 5 acara utama di SICF yang bertema “Indonesia Heritage Culinary” tahun ini yakni Display & Demonstrasi Kuliner Nusantara yang akan menampilkan potensi dan keragaman kuliner Indonesia dimulai dari persiapan bahan, cara pembuatan hingga penyajian.
Dalam acara yang akan diikuti 120 stand kuliner ini terbagi atas beberapa paviliun, yakni Paviliun Heritage Kuliner Kota Solo yang diisi komunitas kuliner tradisional warisan leluhur termasuk dari keraton-keraton di Pulau Jawa.
Juga ada Paviliun Heritage Jawa Tengah yang akan diikuti berbagai delegasi kuliner tradsional unggulan dari berbagai daerah di Jawa Tengah khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Tak ketinggalan Paviliun Heritage Kuliner Nusantara atau Indonesia Food Bazaar (IFB) yang diikuti restoran, hotel, PKK daerah Solo, catering, sekolah yang bergerak di bidang kuliner, dan lainnya.
SICF 2017 juga akan menampilkan Pameran Perlengkapan Masak dan Produk Kuliner, Pameran Perlengkapan Tempoe Doeloe serta berbagai lomba seperti Cooking Competition dan Handling Tray Competition.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam MPS SICF 2017 mengapresiasi even kuliner ini karena bertujuan memperkenalkan serta mengembangkan kuliner nusantara baik kuliner tradisional sebagai daya tarik wisata yang ada di Kota Solo maupun di sejumlah daerah di Indonesia.
Menurutnya even ini bisa dijadikan sebagai wadah bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata, kuliner, maupun industri kreatif untuk berkreasi dan melestarikan kuliner tradisonal.
Lewat SIFC diharapkan dapat memberikan peluang kepada pelaku usaha kuliner maupun industri kreatif untuk mengembangkan serta memperkenalkan hasil apresiasi yang dapat dinikmati masyarakat sekaligus menjadi wahana observasi, edukasi, dan promosi kuliner.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenoar Esthy Reko Astuti menilai keberadaan SICF ini tentunya akan mempertegas jati diri Kota Solo sebagai salah satu Kota Destinasi Pariwisata dan Kota Kuliner yang layak dikunjungi.
Esthy mengatakan even kuliner ini pun mendukung program Kemenpar dalam rangka campaign kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) melalui program percepatan wisata kuliner nusantara.
Even ini pun diharapkan dapat menyumbangkan wisnus bagi Jawa Tengah yang tahun ini menargetkan kunjungan wisnusnya sebesar 40 juta lebih.
Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya, Kemenpar, Wawan Gunawan menambahkan bentuk dukungan Kemenpar untuk SICF 2017 berupa promosi media, perlengkapan panggung, chef jacket, dan pendukung pertunjukan.
Kata Wawan, SICF 2017 yang berlangsung selama 4 hari ini dibuka pukul 9.30-21.30. Even kuliner yang merupakan bagian dari budaya ini, lanjutnya terbuka untuk umum, dan pengunjung tidak dikenai tiket masuk alias gratis.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. kemanpar & pariwisatasolo.surakarta
0 komentar:
Posting Komentar