Overland Sumatera - Jawa dengan Bus Umum: Senang, Kesal, Seru Jadi Satu (#2)
Perjalanan darat (overland) dari Sumatera Barat (Sumbar)-Jakarta dengan bus umum lewat jalur Lintang Tengah (Jalinteng) Sumatera ini merupakan overland pertama saya di wilayah Sumatera. Namun secara keseluruhan di Indonesia, ini overland ketujuh saya dengan rute yang terbilang cukup panjang.
Overland terpanjang pertama kali yang pernah saya lakukan dari Flores ke Jakarta dengan bus selama 3 hari 4 malam (waktu itu berangkatnya dengan kapal laut dengan waktu tempuh yang sama), usai menjelajahi Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna, Maumere, Ende, dan Taman Nasional Komodo.
Overland terpanjang pertama kali yang pernah saya lakukan dari Flores ke Jakarta dengan bus selama 3 hari 4 malam (waktu itu berangkatnya dengan kapal laut dengan waktu tempuh yang sama), usai menjelajahi Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna, Maumere, Ende, dan Taman Nasional Komodo.
Kedua, overland Makassar-Toraja-Makassar; ketiga, overland dari Bali ke Jakarta; dan keempat dari Banyuwangi ke Jakarta usai mendaki Gunung Ijen, menjelajahi Taman Nasional Baluran, dan Alas Purwo.
Overland kelima saya, Makassar-Majene-Makassar dan yang keenam overland dengan bus pariwisata dari Bogor-Solo-Jogja-Semarang-Bogor selama 3 hari 4 malam, sudah termsuk berkunjung ke sejumlah objek wisatanya.
Overland dengan bus-bus Antar Kota Antra Provinsi (AKAP) di Sumatera pernah mengalami masa kejayaan sebelum maskapai penerbangan marak, sebelum tahun 90-an ke bawah.
Sejak sejumlah maskapai penerbangan banting harga dan jutaan penumpang beralih ke pesawat, kejayaan overland bus-bus AKAP mulai memudar.
Belakangan ini overland mulai merebut perhatian masyarakat dengan semakin baiknya fasilitas dan akses jalan. Namun masih ada saja bus yang tidak berfasilitas lengkap sesuai perkembangan jaman dan teknologi.
Andai saja Tol Sumatera sudah rampung dan beroperasi, bisa jadi bus-bus AKP akan melewati rute tol sehingga waktu tempuh lebih singkat dan peminatnya akan bertambah.
Namun pastinya jalur lama akan ditinggalkan dan akan mematikan usaha resto, penginapan, dan lainnya.
Apalagi kalau ada kereta cepat, lintas Sumatera dari Aceh hingga Lampung, tentu bakal banyak penumpang yang beralih ke kereta.
Namun sekalipun harga pesawat murah, ada jalan tol, dan kereta cepat. Tetap saja bus diperlukan penumpang karena masih ada peminatnya.
Buktinya jalur overland bus di Jawa, sekalipun sudah ada kereta, tol, pesawat, dan kapal laut, tetap bisa masih beroperasi sampai kini.
Peminat overland dengan bus tetap saja ada walau tidak sedasyat dulu. Bisa jadi orang itu takut naik pesawat, sehingga terpaksa dia naik bus.
Contohnya Damon, pria asal Pasaman Sumbar yang mengaku tak pernah naik pesawat, dan selalu naik bus kalau pergi ke Jakarta dan kembali ke Sumbar.
“Walau lebih lama dan capek, saya lebih memilih naik bus dibanding pesawat, habisnya takut naik pesawat,” aku Damon jujur.
Alasan lain kenapa orang memilih naik bus, bisa jadi rutenya lebih dekat atau lebih praktis sampai ke rumahnya dibanding jika naik pesawat lantaran letak bandarannya terlalu jauh.
Bisa juga karena mencari lebih murah walau sedikit.
Tapi kalau dihitung sama saja dengan naik pesawat kelas ekomomi untuk jenis maskapai penerbangan tertentu.
Soalnya kalau naik bus harus mengeluarkan biaya makan. Contohnya rute Sumbar-Jakarta, minimal makan 6 kali, sekali makan rata-rata paling murah Rp 30 ribu, belum termasuk kopi, snack, rokok, dan lainnya. Belum lagi ke MCK harus bayar Rp 2.000 per orang.
Total jarak yang ditempuh Bus NPM dari Bukitting-Jakarta sekitar 1.600 km lebih. Kota/daerah yang dilalu di Sumbar antara lain Gunung Medan, Sungai Dareh, Kiliranjao, Muara Sijunjung, Muara Kalaban, Solok, Padang Panjang, dan Bukittinggi.
Sementara daerah/kota di Provinsi Jambi yang dilewati antara lain Sarolangun, Bangko, dan Muara Bungo. Lalu Provinsi Sumsel melewati antara lain Martapura, Batu Raja, Kabupaten Lahat, dan Lubuk Linggau. Sedangkan daerah/kota di Provinsi Lampung yang dilalui antara lain Bakauheni, Kalianda, Tarahan, Panjang, Tanjung Karang, Teluk Betung, Rajabasa, Branti, Bandar Lampung, Terbanggi Besar, Kotabumi, dan Bukit Kemuning.
Saya sendiri menilai Bus NPM berplat nomor polisi BA 7602 BU itu cukup nyaman karena bus sudah memakai suspensi udara. Namun RM yang disinggahi kebanyakan kurang bagus, kecuali Umega dan Wisata Minang. Selain itu kru bis masih menaikkan penumpang non tiket di jalan dan tidak sesuai janji untuk mengantar penumpang sampai Terminal Kalideres sebelum ke Terminal Rawamangun.
Bagi traveller berjiwa petulang dan backpacker, keliling wisata secara overland dengan bus umum, tentu membuahkan pengalaman dan sensasi yang baru dan berbeda.
Kendati lebih panjang waktunya, lebih capek, dan lebih menantang, overland dengan salah satu bus AKAP jelas menawarkan atmosfir dan keseruan tersendiri.
Di tengah persaingan yang ketat, apalagi nanti ada Tol Sumatera atau mungkin jalur kereta lintas Sumatera dihidupkan lagi, sudah semestinya perusahaan-perusahaan bus yang beroperasi baik di Jalinteng maupun Jalintim (Jalur Lintas Timur) Sumatera, terus berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik dan profesional kepada setiap penumpangnya, baik itu fasilitas pendukung busnya, keramahan kru-nya, kondisi restoran yang disinggahi, ketepatan waktu sampai tujuan, dan bersedia mengantar penumpang sesuai yang dituju seperti janji awal.
Jika tidak, jangan salahkan bila penumpang kecewa dan akhirnya berbondong-bondong beralih kembali ke jenis moda transportasi lain yang lebih cepat, praktis, dan memberi kenyamanan.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar