Kunjungan Wisman ke Bodobudur Kalah dengan Angkor Wat, Pemerintah Lakukan Langkah ini
Candi Borobudur, Indonesia sudah ditetapkan sebagai satu di antaranya 10 destinasi prioritas atau menjadi “Bali Baru” dalam mendukung target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan 275 juta wisatawan nusantara (wisnus) tahun 2019 mendatang.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: adji & vira-humas kemenpar
Dampak dari status itu, sejumlah perubahan pun terjadi baik itu penambahan sarana, penyelenggaran iven, sistem pengelolaan destinasi, dan sebagainya.
Misalnya sejak 27 Oktober 2016 ada jalur kereta wisata dari Ambarawa ke Magelang yang mampu mengangkut 80 orang. Semula jalur itu khusus untuk kereta yang mengangkut hasil bumi.
Selain itu ada wisata kuliner Warung Sehati dengan menu utama kepala mauk, dan tentunya sejumlah iven musik dan sport tourism.
Semua itu bertujuan untuk menjaring wisnus maupun wisman lebih banyak lagi.
Namun harus diakui, jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan jumlah wisman yang bertandang ke Angkor Wat, Kamboja.
Meskipun sudah pernah mengantongi predikat sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia dan sebagai world heritages sites, kunjungan wisman ke Candi Budha terbesar di Asia Tenggra ini masih kalah jiga dibandingkan atau di-benchmarking dengan Angkor Wat.
Angkor Wat sudah dikunjungi 2,5 juta wisman sedangkan detinasi Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko baru 471 ribu wisman dan 5 juta wisnus.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam siaran persnya menjelaskan untuk mengejar ketinggalan dari Angkor Wat, pemerintah melakukan berbagai upaya, di antaranya dengan memperbaiki sistem manajemen yang semula single destination multy management (SDMM) menjadi single destination single management (SDSM) dengan membentuk Badan Otorita Borobudur (BOB).
“BOB ini nantinya mencakup Sangiran, Karimun Jawa, Dieng, dan Joglo Semar,” terang Arief Yahya dalam jumpa pers Borobudur Marathon 2016 di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Senin (7/11).
Dalam struktur badan tersebut, lanjut Arief Yahya sebagai Dewan Pengarah-nya Menko Maritim, Ketua Harian-nya Menpar dengan anggota para menteri terkait, termasuk Menpan.
“Pembentukan Badan Otorita tersebut sebagai trobosan regulasi dalam mempercepat kenaikkan kunjungan wisman dengan target 2 juta wisman pada 2019,” ungkapnya.
Di samping itu, pihaknya juga mendukung berbagai iven wisata, budaya, musik, dan sport tourism yang digelar di Borobudur untuk menjaring wisnus dan wisman, terutama iven berskala internasional yang pesertanya diikuti oleh mancanegara, misalnya Borobudur Marathon 2016 yang akan berlangsung di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng) pada 20 November ini.
Penyelenggaraan lomba lari marathon ini selain sebagai sarana pembinaan atlet nasional juga dalam rangka mempromosikan pariwisata Jawa Tengah, khususnya destinasi wisata Candi Borobudur sebagai destinasi prioritas, sekaligus mendukung program Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia yang tahun ini mentargetkan kunjungan 12 juta wisman dan 260 juta wisnus di Tanah Air.
Menurut Arief Yahya penyelenggaraan Borobudur Marathon 2016 akan memberikan dampak langsung ekonomi (direct impact) pada masyarakat.
Iven ini juga menjadi sarana yang efektif untuk mempromosikan potensi pariwisata Jateng, khususnya Destinasi Wisata Borobudur.
“Yang perlu digencarkan promosinya antara lain melalui even sport tourism seperti ini sebagai upaya mendongkrak kunjungan wisman ke destinasi ini yang ditargetkan sebanyak 2 juta wisman pada 2019,” terangnya.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menambahkan pihaknya akan mengeksploitasi Borobudur dengan sejumlah iven.
“Tapi sesuai anjuran Menpar Arief Yahya, tidak semua iven tersebut harus diselenggarakan di Candi Borobudur, melainkan juga di sekitarnya seperti di Magelang Kota, Purworeko, dan lainnya,” ungkapnya.
Akankah langkah-langkah yang dilakukan Kemenpar dan Pemprov Jateng akan membuahkan hasil signifikan, mendongkrak kunjungan wisman ke Candi Borobudur bahkan mengalahkan kunjungan wisman Angkor Wat? Semoga, dan kita tunggu hasilnya nanti.
Sebagai catatan, pengunjung Borobudur rata-rata 12 ribu orang per hari. Angka itu bisa membengkang 4 kali atau sekitar 3 hingga 4 ribu wisatawan beberapa hari menjelang perayaan Waisak atau hari peringatan kelahiran Sang Budha, Sidgharta Gautama. Selama perayaan Waisak, jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 20 ribuan wisatawan.
Pengunjung yang datang ke candi warisan Kerajaan Mataram kuno ini bukan hanya dari berbagai daerah dan kota di Indonesia, pun para bhiksu dan bhiksuni dari seluruh Tanah Air dan mancanegara terutama dari Thailand, Tibet, Laos, Myanmar, Singapura, dan Kamboja.
Bagi umat Budha, Candi Borobudur merupakan tempat suci sebagaimana Ka’bah bagi umat muslim. Jadi saat perayaan Waisak sekali setahun itulah mejadi waktu yang tepat untuk mendulang wisatawan, terlebih wisman sebanyak mungkin.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: adji & vira-humas kemenpar
0 komentar:
Posting Komentar