Aksi Damai 4 November Bagi Pariwisata Jakarta: Kunjungan Wisnus Meningkat, Peredaran Uang Sampai Rp 150 Miliar?
Aksi Damai 4 November yang dilakukan ratusan ribu umat Muslim baik perorangan maupun masa dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam di Jakarta, Jumat (4/11/2016), ternyata memberikan keuntungan bagi sejumlah sektor, salah satunya pariwisata.
Naskah dan foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig:@adjitropis)
Captions: foto diambil sebelum demo berlangsung
Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Prof. H.M. Ahman Sya melihat Aksi Damai 4 November (lebih lanjut disingkat AD411) menjadi semacam wisata demokrasi.
Buktinya sejumlah pendemonya bukan hanya datang dari wilayah Jakarta dan sekitarnya tapi juga dari luar Jakarta bahkan luar Jawa.
“Saya dapat info ada 150 ribu orang lebih yang ikut mendemo AD411 di Jakarta. Kalau setiap orang membelanjakan Rp 250 ribu, maka uang yang beredar bisa mencapai Rp 37,5 miliar,” terang Ahman Sya lewat pesan WA-nya Jumat sore kepada Travelplusindonesia.
Menurut Ahman Sya sub sektor pariwisata yang paling diuntungkan dari AD411 adalah transportasi, makan dan minum, usaha audio pengeras suara serta usaha percetakan.
Coba berapa banyak bis pariwisata yang disewa, termasuk alat transportasi umum yang digunakan pendemo ke Jakarta mulai dari bis dan kereta api. Belum lagi biaya untuk makana dan minum yang dibeli selama berada di Jakarta.
“Berapa banyak spanduk/poster yang dibuat untuk aksi ini. Begitupun dengan hotel, sebab tidak sedikit dari mereka yang menginap di hotel,” terangnya.
“Berapa banyak spanduk/poster yang dibuat untuk aksi ini. Begitupun dengan hotel, sebab tidak sedikit dari mereka yang menginap di hotel,” terangnya.
Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia di lapangan, apa yang diutarakan Ahman Sya bukan isapan jempol. Ribuan pendemo di AD411 ini banyak yang datang dari Bandung, Palembang, Lampung, Medan, Jogja, Solo, Semarang dan lainnya dengan men-carter bis pariwisata.
Tak sedikit yang mengenakan bis umum, kereta api, dan mobil pribadi. Banyak juga yang menggunakan sepeda motor secara berkelompok motor antara lain pendemo dari Cirebon dan Purwokerto.
“Kalau pengeluarannya setiap orang Rp 1 juta, maka uang yang beredar bisa mencapai Rp 150 miliar,” ungkap Ahman Sya lagi.
Kata Ahman Sya aksi damai bisa menguntungkan pariwisata bila dilakukan sesuai undang-undang.
“Demo itu tidak dilarang tapi harus tertib dan damai. aman dan tertib adalah syarat mutlak. Kalau tertib dan damai maka aspirasi tersalurkan dengan baik dan secara ekonomi berdampak positif pada peningkatan pendapatan pedagang dan pengusaha terkait,” jelasnya.
Andai tuntutan demo massal tidak digubris/diindahkan, lanjut Ahman Sya pendemo harus menahan diri jangan sampai anarkis. “Sebab kalau anarkis bukan nilai tambah, melainkan set back dan merugikan rakyat yang lain,” terangnya.
Jumah peredaran uang dari AD411 di Jakarta di atas, lanjut Ahman Sya masih bersifat perkiraan. Tapi dia yakin ada dampak terhadap peningkatan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) bagi DKI Jakarta.
“Saya lagi menugaskan bagian Litbang untuk mencari tahu berapa jumlah pasti jumlah pendemo AD411 di Jakarta, berapa jumlah wisnus dan berapa besar spending money-nya,” pungkasnya.
Sampai berita ini ditulis jelang Maghrib, aksi demo masih berlangsung. AD411 yang berlangsung selepas Shalat Jumat ini juga membuahkan rasa simpatik. Sejumlah pendemo yang melakukan aksi bersih dengan menyapu halaman Masjid Istiqlal sampai depan Gereja Katedral yang berseberangan dengan salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara ini.
Mereka membawa kantong-kantong plastik hitam berukuran sampah lalu memungut sampah dengan tangan dan sapu lidi.
Aksi simpatik mereka mendapat respon positif setelah tersebar luas di media sosial (medsos).
Menurut mereka kebersihan itu ajaran Islam. Sementara dalam pariwisata, bersih merupakan salah satu butir dari Sapta Pesona.
Naskah dan foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig:@adjitropis)
Captions: foto diambil sebelum demo berlangsung
0 komentar:
Posting Komentar