. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 04 Juli 2016

Jelajah Kuliner Semarang, Bikin Wisata Lebaran Lebih Asyik dan Kompliiiit...

Usai menyantap aneka kuliner di "Festival Makanan Pulang Semarang" di Pasaraya Sri Ratu Semarang yang berlangsung mulai tanggal 6 -10 Juli 2016, sebaiknya jangan langsung pulang. Cobalah jelajahi kuliner Semarang ke sentra-sentra atau pedagangnya langsung. Dengan cara ini, dijamin wisata kuliner Anda akan jauh lebih asyik dan komplit.

Misalnya kalau Anda mau cari Lumpia Semarang yang merupakan kuliner khas peranakan China yang sudah begitu melekat kuat sebagai panganan khas Semarang, ibaratnya seperti Pempek, yang menjadi ikon kuliner Palembang, Anda bisa pergi ke salah satu dari empat sentra utama penjaja lumpia yakni di Gang Lombok, Jalan Pemuda, Jalan Mataram-Jagalan, dan di Jalan Pandanarang.

Pilihan pertama ke Lumpia Gang Lombok no 11. Di sana ada warung lumpia tertua yang sudah dikelola oleh generasi ketiga. Warungnya berada dekat Klenteng Tay Kak Sie, sekitaran Pasar Johar Semarang.

Di warung yang tidak buka cabang di manapun ini menjual dua jenis lumpia, basah dan goreng. Kulit lumpianya lembut dengan isian yang padat berupa paduan rebung muda, udang, dan telor. Teman santapnya saus dan daun bawang segar.

Sewaktu Travelplusindonesia datang dan makan di sana beberapa bulan lalu, harganya lumpianya Rp10 ribu per potong. Perlu diingat, pada hari biasa warungnya buka mulai pukul 8 pagi sampai 4 sore. Tapi pada musim liburan atau akhir pekan, termasuk liburan Lebaran, tidak jarang warung tutup sejak siang lantaran saking banyak pembelinya.

Lanjutkan ke sentra Bandeng Presto di Jalan Pandanaran, Kota Semarang. Dinamakan begitu karena Ikan Bandeng dimasak dalam panci bertekanan tinggi (presto). Setalah itu dikemas dalam kemasan kedap udara hingga bisa awet berminggu-minggu asalkan disimpan dalam lemari pendingin.

Bandeng Presto kini banyak ragamnya. Ada Bandeng Presto Kremes, Otak-Otak Bandeng, dan Bandeng Presto berselimut telur. Dulu cuma digoreng begitu saja, ini yang original namun sampai sekarang tetap menjadi pilihan banyak wisatawan sebagai buah tangan dari Semarang.

Paling enak Bandeng Presto dimakan dengan nasi putih pulen yang hangat. Teman santapnya sambal khusus.

Selagi di Jalan Pandanaran, jangan lupa icip-icip dan borong Wingko Babad. Panganan khas Semarang ini dikemas dalam besek atau kardus kotak, biasanya muat 20 bungkus. Wingko terbuat dari ulenan beras ketan dan kelapa yang dibakar. Rasanya gurih dan awet 2-5 hari walau dibuat tanpa bahan pengawet.

Wingko yang dijual di sepanjang Pandanaran ada beragam varian rasa, seperti yang original yakni kelapa muda, lalu rasa coklat, nangka, sampai durian.

Sentra Wingko Babad selain di Jalan Pandanaran, ada di Jalan Cenderawasih dengan merek ‘Cap Kereta Api’ punya D Muljono.

D. Muljono sendiri adalah pionir usaha Wingko di Semarang. Pria ini berasal dari Desa Babad, Jawa Timur. Dari situlah nama Wingko Babad berasal. Dia dengan istrinya merintis usaha wingko Babad mulai tahun 1946. Satu bungkus wingkonya yang habis sekali makan, dijual dengan harga Rp 2.000.

Kalau mau makan Nasi Ayam Semarang langsung di ‘habitat’nya, datangi saja Nasi Ayam Bu Wido di Jalan Melati Selatan. Pilihan lain Nasi Ayam Bu Nyoto di Jl MT Haryono (buka malam hari), atau Nasi Ayam Karangkojo di depan RS Telogorejo, Simpang Lima.

Nasi Ayam Semarang mirip Nasi Liwet khas Solo. Nasi yang digunakan ialah nasi gurih dengan lauk suwiran daging ayam, sambal goreng labu, krecek, ditambah tahu bacem ataupun tahu putih dan kuning, serta telur pindang yang kecoklatan.

Semua racikan itu diguyur dengan kuah santan kuning yang gurih. Lalu dilengkapi dengan sambal dan kerupuk. Lauk lainnya ada  sate jerohan, ayam goreng, dan lainnya.

Kalau Anda ke Warung Nasi Ayam Bu Nyoto, sepincuk dihargai Rp10 ribu, dengan kerupuk cuma-cuma. Jenis makanan berat lainnya yang patut dicoba saat di Semarang adalah Nasi Gandul.

Sebetulnya makanan ini termasuk kuliner khas Pati, sebuah kota tidak jauh dari Semarang. Tapi di Semarang, Nasi Gandul juga banyak yang jual. Jadi kalau tak sempat mampir Pati, bolehlah mencoba di Semarang.

Ada 2 Warung Nasi Gandul yang terkenal di Semarang yakni Nasi Gandul Pak Memet di Jalan Dr Cipto dan Nasi Gandul Pak Subur di depan Rumah Sakit Umum Telogorejo.

Seporsi Nasi Gandul berisi nasi putih hangat yang disajikan bersama lauk dari sapi, bisa daging, lidah, jeroan, paru, apapun bagian lainnya dari badan sapi. Lalu diguyur kuah campuran kaldu dan santan berwarna kecoklatan, keruh, dan encer. Lauk pelengkapnya jeruk nipis, tempe yang digoreng garing, dan sambal. Nasi ini paling nikmat disantap pada malam hari dengan minuman teh manis hangat.

Kalau mau sarapan Mi Kopyok atau Mie Lontong datangi saja Warung Mie Kopyok Pak Dhuwur di Jalan Tanjung, di belakang kantor PLN yang hanya bukan pada pagi hari. Seporsinya cuma Rp7.000.

Seporsi Mie Kopyok berisi mie kuning dicampur tauge dan remah karak atau gendar, semacam kerupuk dari nasi. Lalu disiram kuah berupa air bawang putih, ditaburi daun seledri dan bawang goreng lalu diberi kecap manis.

Jika ingin mencoba Tahu Gimbal, penjualnya cukup banyak antara lain di sekitaran Taman KB, depan SMA 1 Semarang, Jalan Menteri Supeno. Lokasinya adem karena banyak pepohonan rindang. Pilihan lain di sekitaran Masjid Baiturrahman, Simpang Lima Semarang.

Tapi yang tersohor ada di Plampitan. Warungnya buka siang hari dan tutup pukul 21.00 WIB namun bisa tutup cepat jika sudah habis. Harga per porsinya sekitar Rp10.000.

Tahu Gimbal berupa racikan dari potongan tahu goreng, lontong, tauge, telur ceplok, rajangan kubis mentah, dan gimbal alias bakwan udang yang digunting-gunting dengan guntingan besi bergagang hitam. Seluruh racikan tersebut kemudian diguyur saus kacang petis udang.

Menu berbahan utama dari Tahu lain yang patut dicoba di tempatnya langsung adalah Tahu Pong di Jalan Gajah Mada, bersebrangan dengan Gereja Bethel. Tahu Pong asyik disantap saat panas, dicocol petis udang yang encer, acar, dan ulegan kasar cabai hijau.

Biasanya Tahu Pong disajikan dengan gimbal udang dan telur bulat yang digoreng. Kemudian dimakan dengan cocolan petis tersebut. Harga satu porsi berisi 6 Tahu Pong sekitar Rp 6000. Kalau versi lengkapnya ditambah gimbal udang dan telor sekitar Rp12 ribu per porsinya.

Masih ada satu jenis panganan Tahu lagi yang patut dicoba langsung di lokasinya, yakni Tahu Baxo Ibu Pudji. Tahu ini bisa digoreng di tempat dan langsung disantap, atau dijadikan oleh-oleh saat setengah matang.

Tahu Baxo yang belum digoreng dijual seharga Rp30 ribu per kotak, sedangkan yang sudah digoreng Rp32 ribu per kotak.

Saat Anda berada di seputaran Gajah Mada, luangkan waktu mencicipi Pisang Plenet atau penyet. Diplenet (Bahasa Jawa) artinya dipenyet atau ditekan. Mirip Pisang Epek-Epek di Makassar.

Pisang jenis kapok raja dibakar di atas bara api. Setelah masak lalu diplenet menggunakan papan kecil seperti talenan. Kemudian pisang dioles margarin. Ada tiga pilihan rasa, sesuai selera Anda, yaitu meises, selai nanas, dan gula putih. Kemudian satu pisang plenet lainnya ditangkupkan, seperti sandwich.

Pedagang pisang Plenet di jalan ini, mulai ramai sore hari dengan menggunakan gerobak. Harganya Rp 6.000 per porsinya.

Mau coba camilan lain khas Semarang, coba saja icip-icip Kue Lekker Paimo di Jalan Karanganyar, tidak terlalu jauh dari Rumah Sakit Telogorejo, tepatnya di lapak kaki lima depan SMA Kolose Loyola yang sudah beroperasi sejak 1978.

Kue Lekker Paimo tersaji dalam dua ketebalan. Lapisan yang tipis kering disebut tipker. Ada pilihan karamel dan coklat. Sedangkan yang tebal memiliki varian isi antara lain keju, abon, telur, jagung manis, sosis keju, hingga telur sosis tuna keju serta irisan daun bawang yang ditabur dalam isian kue lekker tebal ini.

Kue Lekker Paimo paling enak disantap selagi panas. Kalau tak suka pedas, sebaiknya kasih tahu pembuatnya sejak awal. Lapak Lekker Paimo buka dari pagi hingga sore hari. Tidak jauh dari Lekker terkenal ini terdapat Asem Asem Koh Liem yang juga diminati pemburu kuliner Semarang.

Usai berpedas-pedas, manjakan mulut Anda dengan Es Cong Lik. Es puter khas Semarang dapat Anda temui di Warung Semawis, Pecinan, Semarang.


Pilihan lainnya depan RS Telogo Rejo ataupun di Simpang Lima, di samping Hotel Citraland. Porsinya kecil, sekitar 1-2 scoop es. Harga rata-rata Rp 9.000 kecuali durian Rp 12.000.

Ada10 varian rasa hasil olahan buah tanpa bahan pengawet khas Es Cong Lik, antara lain leci, coklat, sirsak, kopyor, kelengkeng, kacang ijo, belewah, hingga leci. Rasa yang terpopuler alpukat dan durian.

Nama Cong Lik berasal dari kata “Kacung Cilik” atau pembantu kecil. Pemilik es puter ini, Sukimin, yang semasa kanak-kanak pernah menjadi pelayan orang Jepang yang tinggal di Hotel Jansen, Semarang.

Ketika itu Sukimin memulai usaha es puternya pada malam hari lantaran tidak sannggup menyewa warung untuk jualan. Sekarang, Es Cong Lik juga dapat dinikmati di siang hari.

Nah, setelah puas berkuliner ria di tempatnya langsung, Anda bisa melanjutkan berwisata Lebaran ke 10 ikonik Semarang, yakni Lawang Sewu, Kota Lama, Rawa Pening, Masjid Raya Semarang, Shampoo Kong, Candi Gedong Songo, Taman Rekreasi Wonderia, View Semarang dari Bukit Gombel, Sunset & Sunrise di Pantai Marina, dan Bendunga & Goa Kreo.

Jika semua itu Anda lakukan, Travelplusindonesia jamin wisata Lebaran Anda pasti jauh lebih mengasyikkan dan komplit. Enggak percaya? Coba aja.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP