Panganan Khas Jawa Hingga Aceh Ramaikan Festival Jajajan Pasar Nusantara 2016
Di meja stan milik Ibu Bagyo di Festival Jajanan Pasar Nusantara (FJPN) 2016 yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Taman Kuliner Condong Catur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada deretan jenis jajanan pasar khas Jawa. Mulai dari Tiwul, Cenil, Gtuk, Jadah, Lupis, Awuk-awuk, Wajik, hingga Grontol.
Semuanya tersaji rapih dan bersih dengan tampilan yang lebih menarik daripada biasanya, dalam keranjang rotan tertutup kelambu transparan.
Semuanya tersaji rapih dan bersih dengan tampilan yang lebih menarik daripada biasanya, dalam keranjang rotan tertutup kelambu transparan.
Jajanan pasar yang dijajakan Ibu Bagyo harganya pun terjangkau, mulai dari rp 1000 per potongnya. Pengunjung piun bisa memesan jika jajanan yang tersbut sudah habis di pameran ini.
Selain stan Ibu Dibyo masih sejumah stan jajanan pasar lain yang meramaikan FJPN yang baru pertama kali digelar di Sleman dan kedua kali di Pulau Jawa ini. Ada stan yang menjual nasi bebek, air tebu, seblak, cakwe, kopi jo, kopi gayo, siomay, dan tahu ikan tuna tahu ikan tuna yang dijual Rp 10.000 isi 5 potong.
Semuanya berjumlah 30 stan. Stannya berderet di beberapa tempat, berupa tenda putih dengan hiasan payung pelangi bertuliskan Pesona Indonesia, branding pariwisata nusantara, lengkap dengan logo sketsa Burung Garuda.
"FJPN 2016 di Sleman ini konsepnya berbeda, mengangkat kuliner, khususnya jajanan pasar bukan hanya yang ada di Sleman, pun sejumlah daerah di Nusantara dari Aceh dan bebagai daerah lain yang mungkin belum diketahui banyak orang," jelas Ery Ibrahim selaku Kepala Sub Bidang (Kasubid) Promosi Wisata Kuliner, Kesehatan, dan Spa, (Kemenpar) usai membuka resmi FJNP 2016, Kamin (2/6) sore ini bersama Kadis Pasar Sleman Tri Endah dan beberapa pejabat Pemkab Sleman dengan memukul gong.
Pemilihan Sleman sebagai lokasi FJPN 2016, bukan tanpa alasan. “Sleman dipilih karena belum begitu popular dibanding Kota Jogja sebagai kota wisata kuliner. Karena itu bersama Dinas Pariwisata Sleman, kami mengajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperkenalkan produk kuliner terutama jajanan pasarnya lewat festival ini," terang Ery.
Mengingat lokasinya di Sleman, Ery tidak muluk-muluk menargetkan jumlah pengunjung FJPN 2016 ini. “Mudah-mudan 1000 pengunjung selama 2 hari FJPN 2016 bisa tercapai,” akunya.
Ery menambahkan FJPN 2016 menghadirkan jajanan-jananan pasar unggulan daerah. Dia berharap dari jananan pasar yang ditampilkan kelak ada yang menjadi ikon daerah setempat.
“Lewat jajanan pasar bisa menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke suatu daerah. Contoh Pempek yang berhasil melambungkan nama Palembang, begitupun Gudeg bagi Jogja,” aku Ery.
Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia, FJPN 2016 hari pertama dibuka mulai pukul 11 siang hingga 9 malam. Rangkaian acaranya setelah pembukaan, ada demo masak Getuk Lindri dan Degan bakar oleh Chef Yugi.
Pada hari kedua, Jumat (3/6) ada lomba menghias makanan dengan juri Chef Yugi di panggung pembukaan dan malamnya band Letto tampil meramaikan acara di panggung utama.
Spanduk dan umbul-umbul yang terpasang di sekitar lokasi acara juga sudah mencantumkan kata GRATIS, sesuai saran Travelplusindonesia. Artinya peserta yang ikut pameran ini dan pengunjung tidak dikenakan uang pendaftaran ataupun tiket masuk.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar