Serunya Berkuda dan Memanah Bareng Peserta ATF 2016 di Daarus Sunnah
Usai mengikuti serangkaian acara Asia Tourism Forum (ATF) 2016 dari pembukaan, parallel session hingga penutupan selama 2 hari, pada hari ketiga, Senin (9/5) atau hari terakhir forum akademisi pariwisata berskala internasional ini, para pesertanya diajak berwisata ke objek-objek di sekitar kota dan Kabupaten Bandung untuk refreshing, menambah pengalaman baru, dan wawasan.
Ada lima pilihan objek wisata yang sudah ditentukan panitia yakni berkunjung ke sentra kerajinan batik, kampung seniman Sunda, sentra melukis, masyarakat adat di Kampung Cireundu, dan mengunjungi kawasan objek wisata Daarus Sunnah.
Masing-masing peserta ATF 2016 hanya bisa memilih satu objek wisata sesuai minatnya. Saya dan belasan para peserta mengambil pilihan kelima yakni berkunjung ke Daarus Sunnah.
Alasannya karena di pesantren berkonsep lingkungan atau eco pesantren yang berada sekitar 30 menit dengan menggunakan bis dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung di Jalan Setiabudi ini, ada dua kegiatan menarik dan seru yang bisa dilakukan peserta yakni memanah dan berkuda di alam terbuka yang berudara sejuk, bersih, dan segar.
Rombongan kami bukan hanya peserta ATF 2016 dari Jakarta, Bandung, dan Medan, melainkan juga dari mancanegara seperti 4 orang dari Filipina dan seorang lagi dari Perancis.
Lepas sarapan, peserta kumpul di STP Bandung. Tepat pukul 9.00 WIB, rombongan kami berangkat ke tujuan, setelah bis-bis lain yang membawa peserta seseuai pilihan objeknya, berangkat lebih dulu.
Penyelenggara sengaja memilih bis yang kami tumpangi berukuran sedang berkapasitas 48 seat mengingat jalan yang dilalui tidak terlalu lebar.
Setibanya di Daarus Sunah, kami dibawa ke aula untuk mendengarkan keterangan profil Eco Pesantren Daarut Tauhid dan kawasan Daarus Sunnah selama 30 menit.
Arsitektur masjid ini beda dengan dengan kebanyakan masjid lain, simpel modern namun mengedepankan konsep ekologi.
Di sana terutama bagian tempat imam atau mimbar khutbah, ada kolam ikan lengkap dengan tanaman yang memberikan kesan back to nature, tenang, dan nyaman.
Setelah mengabadikan masjid tersebut kami langsung menuju lokasi berkuda dan memanah. Untuk mencapainya, kami berjalan kaki sekitar 200 meter mengingat jalannya sedang dibeton sehingga bis tidak bisa mendekati lokasi.
Di pertengahan jalan, tepatnya di sebelah kanan ada deretan bangunan yang juga berarsitektur unik paduan tradisional dengan modern antara lain bangunan Sekolah Dasar, kantor, SMP, dan SMA Daarus Sunnah serta bangunan mess santri.
Tak sampai 10 menit kami tiba di lahan yang dikhususkan untuk kegiatan berkuda dan memanah. Di sana terdapat beberapa deretan kandang kuda, arena berkuda, lokasi memanah, toilet, mushola, dan camp atau tenda terbuka untuk istirahat dan tempat makan pengunjung.
Program belajar berkuda dan memanah ini diselenggarakan pengurus Daarus Sunnah, yaitu sebuah sarana olahraga sekaligus objek wisata alam yang masih bagian dari Eco Pesantren Daarut Tauhiid, Jalan Cigugur Girang No. 33 Kecamatan Parompong, Kabupaten Bandung Barat dengan nomor telp. (022) 61615161.
Pemilik Eco Pesantren Daarut Tauhiid adalah da'i tersohor KH Abdullah Gymnastiar yang lebih dikenal dengan panggilan Aa Gym. Sayangnya saat kami ke sana, tidak bertemu dengan beliau, kabarnya Aa Gym sedang berada di Jakarta.
Kata Aa Gym berkuda itu sangat penting bagi Muslim karena merupakan olahraga yang disunnahkan Rasullullah SAW.
Berkuda, Sambung Aa Gym tidak hanya menyehatkan badan tetapi juga menyehatkan hati dan melatih emosi. Karena dengan berkuda bias membuat fungsi motorik lebih berkembang, juga memperkuat otot, mencegah kram otot, dan percepatan refleks.
Selain itu berkuda juga menimbulkan rasa tanggung jawab, kesabaran, disiplin diri, dan meningkatkan kepercayaan diri.
Sebelum memulai belajar berkuda kami diperkenalkan terlebih dahulu dengan 3 kuda yang akan kami tunggangi dengan cara memberi makan kuda dengan potongan wortel dan juga menggosok kuda (grooming).
Masing-masing kuda ditunggangi seorang joki yang merupakan lulusan SMA setempat, salah satunya Ozil (21). "Saya belajar berkuda hanya seminggu. tapi ada juga yang sampai berbulan-bulan tergantung kesiapan mental masimg-masing," ujar Ozil.
Ketiga kuda itu punya nama, salah satunya Zareeb yang berusia hampir 3 tahun yang berpenampilan gagah. Jenis kuda di Daarus Sunnah selain lokal dari Sumbawa juga ada kuda peranakan dari Australia dan Timur Tengah. Dipastikan kuda-kuda blasteran tubuhnya lebih besar dan tinggi dibanding kuda lokal.
Ada sekitar 32 kuda dan 36 orang yang menjadi pelatih kuda, perawat kuda dan lainya di tim Daarus Sunnah ini. Salah satu kuda di sini kepunyaan Walikota Bandung Ridwan Kamil.
Menurut Ganjar (28), salah seorang pelatih berkuda di Daarus Sunnah, kalau tidak salah Kang Emil begitu sapaan akrab Ridwan Kamil baru dua kali berkuda di sini. "Kuda Kang Emil berwarna coklat blasteran itu diperbolehkan buat pelatihan berkuda di sini, pahalanya buat Kang Emil," ujar Ganjar.
Satu persatu peserta memberi makan kuda. Ganjar menjelaskan cara memberi makan kuda. "Letakkan potongan wortel di telapak tangan lalu tempelkan ke mulut kuda," ujar Ganjar
Ganjar juga menerangkan 5 risiko yang bakal dialami peserta yang belajar menunggang kuda, antara lain kemungkinan terjatuh, terseret, tertendang, terinjak, dan digigit kuda. "Untuk menghindari tertendang kuda, jangan berjalan di belakang kuda. Kalau kuda ingin menggigit, dibentak saja atau dengan memukul hidungnya namun jangan terlalu keras," imbau Ganjar.
Ganjar juga menjelaskan bagaimana cara menaiki kuda mulai dari posisi berdiri di samping kuda, memegang tapi kendali dan pelana, melompat ke badan kuda, duduk tegap di atas badan kuda, hingga cara agar kuda mau berjalan, belok ke kiri, ke kanan sampai berhenti, dan turun dari atas badan kuda.
Di areal latihan berkuda itu juga ada 2 dari 11 anak kandung Aa Gym yakni Ghazi Alghifari (laki-laki) dan Ghina Roudotul Jannah. Keduanya ikut terlibat dalam managemen Daarus Sunnah.
Ghazi yang mengenakan kaos putih, celana panjang hitam, topi pet biru tua, dan bersepatu boots coklat bergaya sudah seperti koboy. Pria berkacamata yang sudah menikah ini turut menjelaskan mengenai Daarus Sunnah dan menerangkan persiapan yang harus diindahkan setiap peserta yang ingin menunggang kuda di Daarus Sunnah.
"Setiap peserta yang mau menunggang kuda harus mengenakan pakaian yang sopan dan juga helm seperti ini," jelasnya kepada seluruh peserta, ketika Ozil lupa memberikan helm kepada seorang peserta saat sudah duduk di atas badan kuda.
Ghina, adiknya Ghazi yang sudah lulus kuliah Strata 1 di Universitas Islam Bandung (Unisba) bertugas membantu mengelola keuangan Daarus Sunnah sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari saat berkuliah.
Tapi kalau sedang di lapangan, Ghina juga turun tangan menyiapkan makanan kecil seperti pisang goreng dan bala-bala serta minuman teh dan kopi bagi para tamu.
Belum selesai Ganjar memberi penjelasan teknik naik kuda,tiba-tiba hujan turun dan semakin lama semakin deras. Kami pun berteduh di camp tenda berukuran besar.
Akhirnya kami makan siang dengan nasi liwet khas Sunda dengan aneka lauk seperti daging ayam goreng, tahu, tempe, dan ikan asin goreng serta aneka lalapan berikut sambal terasinya. Buahnya ada jeruk dan pisang.
"Semuanya ini dari hasil perkebunan di sini termasuk hasil bercocok tanam warga sekitar," terang Ghina yang siang itu mengenakan jilbab berwarna abu-abu polos dengan atasan dan bawahan hampir senada, amat bersahaja dan santun. Wajah Ghina sepintas mirip Aa Gym dan badannya pun berperawakan mungil.
Setelah hujan benar-benar reda, kami mulai belajar menunggang kuda di areal latih yang berpasir masih basah karena habis diguyur hujan. Satu per satu peserta ATF 2016 diajarkan cara menunggang kuda. beberapa peserta lainnya belajar memanah di arena khusus memanah.
Nini peserta ATF 2016 dari Jakarta usai memanah, memilih belajar menunggang kuda di areal latihan bagian bawah. Perempuan berhijab ini terlihat begitu antusias belajar menunggang kuda. Dia ditemani Ganjar dan seorang joki.
Begitupun dengan Jill dari Filipina. Dia bahkan ingin naik kuda tanpa bantuan kursi. Jill yang ditemani Don Sakti, pelatih berkuda senior di tempat ini.
Dan ternyata Jill berhasil. "Ini pengalaman yang tak akan saya lupakan dan amat berkesan," ajar Jill usai menunggang kuda dengan wajah puas dan senang.
"Berkuda itu lebih pada keseimbangan, sedangkan memanah itu lebih mengutamakan fokus," ungkap Don yang pandai menghangatkan suasana dengan canda guraunya..
Daarus Sunnah dibuka untuk umum pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 Wib. Info dan konfirmasi bisa menghubungi admin Daarus Sunnah di No HP 081320008102 atau lewat Instagram @ds_equestrian.
Program dasar (berkuda, makan nasi liwet, dan memanah) di Daarus Sunnah Rp 125 ribu per orang setiap hari Minggu minimal 2 orang. Tapi harus pesan (booking) minimal 1 hari sebelumnya.
Kalau sudah pernah ikut program dasar, bisa mengikuti program lanjutan yang lebih intensif dengan waktu yang lebih panjang. Untuk berkuda biayanya Rp 75.000 per orang dengan durasi 25 menit. Sedangkan memanah biayanya Rp 90.000 per orang dengan durasi waktu 1 jam.
Program lanjutan ini dijadwalkan setiap hari Sabtu mulai pukul 8 pagi sampai dengan pukul 4 sore, dan hari Minggu pukul 4 sore.
"Kami juga ada program berkuda, makan nasi liwet, dan memanah untuk keluarga maupun gathering, dan kelompok seperti kleompok yang diikuti oleh peserta ATF 2016 ini. Harga program nanti bisa dibicarakan sewaktu booking," ujar Ghina.
Sebelum naik bis STP Bandung, meninggalkan Daarus Sunnah, Niken pemandu kegiatan dari STP Bandung memberikan bingkisan kenang-kenangan berupa plakat kegiatan buat pihak Daarus Sunnah yang langsung diberikan kepada Ghina.
Sementara dari pihak Eco Pesantren Daarut Tauhiid yang diwakili Ghina memberikan suvenir berupa dua buku saku karya Aa Gym, ayahnya yang berjudul "8 Kiat Mengatasi Penyakit Hati" dan "5 Disiplin Kunci Kekuatan & Kemenangan" dalam kantung kertas bermotif batik coklat kepada masing-masing peserta ATF 2016.
Hmmm.., sebuah oleh-oleh cerdas khas Daarus Sunnah yang menjadi bagian dari Eco Pesantren Daarut Tauhiid yang tersohor ini, hingga membuat hati tergugah dan berkata, ingin kembali lagi suatu hari nanti.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar