. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 11 Maret 2016

Sepuluh Oleh-Oleh Palembang Favorit Wisatawan GMT 2016

Usai berwisata  Festival Gerhana Matahari Total (GMT) di Palembang, Sumsel, sejumlah wisatawan memborong aneka panganan dan souvenir sebagai buah tangan buat keluarga, rekan kerja, sahabat, dan kerabat. Dari beragam macam oleh-oleh dari kota bersungai Musi ini, sekurangnya ada 10 jenis yang menjadi favorit wisatawan. 

Kesepuluh jenis oleh-oleh tersebut adalah Pempek, Songket, Kerupuk Kemplang, Tandak, Kue 8 Jam, Lempok Durian, Perangko edisi khusus GMT 2016, Kaos bertuliskan Palembang, Peci Rotan, dan aneka aksesoris Bayt Al-Qur'an Al-Akbar seperti kaos dan gantungan kunci. Namun yang terfavorit jelas saja Pempek.

Di ruang pengambilan bagasi Terminal 2, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, terlihat puluhan penumpang pesawat Garuda dari Palembang tujuan Jakarta tengah menunggu bagasi masing-masing.

Di antara rangkaian tas ransel dan koper terdapat dus-dus berisi Pempek Palembang beragam merek. Ada dus beragam ukuran bertuliskan Vivo, Candy, Beringin, dan lainnya.

Ella, salah satu penumpang di sana terlihat mengantri menunggu koper dan juga satu dus Pempek Candy-nya yang berukuran sedang.

“Pempek itu buat teman-teman di kantor. Kalau buat orang rumah cuma sedikit, soalnya suamiku tidak suka ngemil,” ujar perempuan berhijab itu di Soetta, Kamis (10/3).

Ella adalah salah satu wisatawan nusantara (wisnus) asal Jakarta yang bertandang ke Palembang khusus untuk melihat Festival GMT 2016. Dia bersama beberapa rekannya berangkat dari Jakarta ke Palembang pada hari Senin (7/3) dan kembali Kamis (10/3) atau sehari setelah melihat fenomena alam yang langka GMT dari Jembatan Ampera.

Menurut Ella, teman-teman di kantornya banyak yang nitip Pempek Palembang sebelum dia berangkat. “Kalau bukan Pempek Palembang ya apalagi, walaupun sebenarnya di Jakarta banyak yang jual. Tapi kalau bukan dari kota asalnya, rasanya beda,” terangnya.

Di sudut lain ada Amelia yang tengah menata beberapa selongsongan berisi songket yang digulung atau dirol ke keranjang troli. Songket merupakan kain tenun khas Palembang. “Saya beli 7 kain songket. Harganya bervariasi dari Rp 750 ribu hingga jutaan," ujar Amelia yang mengaku tengah kesemsem dengan songket buat dibikin bawahan dan atasan. 

Disamping perempuan yang juga berhijab itu, ada anak perempuannya yang masih duduk di bangku SD. Anaknya itu mengenakan Tandak atau ikat kepala khas Palembang berwarna orange terang. “Tandak ini juga dari Songket, harganya 200 ribu Rupiah,” kata Amelia. 

Selain songket dan tandak yang dibelinya di Tangga Buntung, tepatnya di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan IB II Palembang, Amelia juga membelikan anak laki-lakinya kaos bertuliskan Palembang dan kaos Bayt Alqur’an serta peci dari rotan dan gantungan kunci buat sang suami.

Dia membelinya di objek wisata religi Bayt Al-Qur’an Al-Akbar di Komplek Pesantren Al Ihsaniyah Jalan Amin Fauzi, Kelurahan Suak Bujang, Kecamatan Gandus, Kota Palembang, sehari sebelum menyaksikan GMT.

“Saya juga beli Pempek Palembang merek Vico, 3 dus buat keluarga sendiri, orangtua, dan mertua. Harga per paket Pempeknya dari 150 sampai 500 ribu. per dus,” aku Amelia. 

Lain lagi dengan penumpang bernama Ridwan yang juga mengaku dari Palembang melihat Festival GMT. Pemuda single ini mengaku hanya membawa pulang oleh-oleh Kerupuk Kemplang, Kue 8 Jam, dan Lempok Durian. 

“Saya beli Kemplang dua bungkus dan Kue 8 Jam dua kotak. Ini Kemplang yang dipanggang harganya 50 ribu Rupiah. Kalau yang ini Kemplang yang digoreng cuma 40 ribu Rupiah per bungkusnya. Kalau Lempok Durian yang kecil ini satuannya cuma 25 ribu Rupiah. Tapi harga Kue 8 Jam lumayan mahal, 100 ribu Rupiah per kotaknya,” akunya. 

Menurut Ridwan oleh-oleh khas Palembang yang dibelinya itu khusus buat dirinya sendiri. “Saya suka banget Kemplang. Kerupuk satu ini gurih dengan rasa ikan tiada duanya. Kalau Kue 8 Jam, pingin nyoba aja, penasaran kayak apa rasanya. Kata orang manis banget, cocok buat teman ngopi, kebetulan saya juga suka ngopi,” akunya. 

Beberapa penumpang lainya juga terlihat mengambil bungkusan besar berwarna cokat yang ternyata berisi Kerupuk Kemplang dari Palembang.

Tidak semua wisatawan GMT Palembang asal Jakarta memilih aneka panganan dan kerajinan tangan sebagai oleh-oleh, buktinya Wanda memilih perangko dan postcard edisi khusus GMT 9 Maret 2016 sebagai buah tangan teristimewa. 

“Saya beli perangko spesial ini di areal parkir depan Benteng Kuto Besak, setelah melihat GMT. Di sana ada booth khusus yang menjual perangko ini. Harganya 100 ribu rupiah termasuk postcard-nya,” aku Wanda. 

Kata Wanda, perangko khusus ini dirilis PT Pos Indonesia sejak 23 Februari 2016 dengan tiga desain yang menarik, lalu disebar ke seluruh Indonesia termasuk ke Palembang yang dilewati GMT.

“Saya memang senang mengoleksi perangko. Sebelumnya saya juga punya perangko edisi special 1983 yang dijual PT Pos Indonesia saat GMT melintasi Pulau Jawa pada 11 Juni 1983 lalu. Tapi desain perangkonya GMT 1983 itu masih sangat sederhana,” terang Wanda lagi. 

Itulah 10 jenis oleh-oleh yang menjadi favorit wisatawan GMT 2016 usai menyaksikan Festival GMT dan puncak GMT di Palembang tepatnya di Jembatan Ampera, 8-9 Maret. 

Tak terbantahkan lagi, sebuah event yang dipromosikan secara gencar, jauh-jauh hari, dan dikemas dengan serangkaian acara memikat, pasti menarik wisatawan dari berbagai daerah dan kota lain untuk datang dan kemudian membeli aneka panganan dan souvenir khas kota tersebut sebagai oleh-oleh. Event Festival GMT 2016 yang diselenggarakan Pemprov Sumsel atas dukungan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), adalah buktinya. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP