. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 11 Maret 2016

Inilah Destinasi Waktu Ala Menpar Arief Yahya

Destinasi dalam pariwisata masa kini, bukan semata-mata tempat (space, topos), yang bisa dipijak, bisa diraba dan kasat mata. Waktu atau public time, atau chronos juga sebuah destinasi. Begitu penjelasan Menteri Pariwisata Arief Yahya tentang Destinasi Waktu di Seminar Gerhana Matahari Total (GMT) di Negeri Laskar Pelangi, Belitung, Selasa (8/3).

Ribuan wisman asal Eropa, Amerika, Jepang, dan lainnya berduyun-duyun ke 12 provinsi yang dilintasi GMT 2016, hanya untuk mengejar momentum 2-3 menit GMT.

Mereka tidak teramat peduli, lokasinya ada di mana? Tempatnya bagus apa tidak? Wilayahnya ada akses dan amenitas apa tidak? Rumah penduduk atau home stay pun jadi. Bahkan tidur di tenda juga dijalani, untuk tidak kehilangan kesempatan merasakan sensasi gerhana matahari total.

"Mereka adalah pemburu-pemburu destinasi waktu! Kita beruntung, Tuhan memberi bonus GMT di Indonesia. Even utamanya diciptakan Tuhan, kita tinggal mengemas dan mempromosikan," jelas Arief Yahya yang memberikan keynote speech berjudul "Gerhana Matahari: Monumen Destinasi Waktu" itu.

Karena itu peristiwa GMT, lanjut Arief Yahya adalah sebuah tujuan ruang waktu. Terjadi pada waktu tertentu, pada tempat tertentu, dalam pencarian posisi dan hubungan kita dengan alam semesta.

"Kebetulan lagi, fenomena itu melintasi Belitung, yang sedang diproyeksikan sebagai salah satu dari 10 top destinasi prioritas. Maka serba kebetulan ini harus dimaknai sebagai salah satu tanda zaman, bahwa saatnya pariwisata menjadi andalan di masa depan," kata Arief Yahya lagi

Mengapa Kemenpar gencar mempromosikan GMT? Di 12 Provinsi? Yang tidak semuanya siap dengan akses dan amenitas?

Rupanya inilah jawabannya. "Biar wisman datang dulu, begitu melihat atraksi dan alam yang bagus, kelak mereka akan datang lagi. Itulah mengapa kami buat 100 event di saat GMT, biar culturalnya juga ikut menjadi daya tarik yang kuat," kata Menpar yang sempat mewawancara beberapa turis di Belitung.

Tugas selanjutnya adalah mengabadikan sebuah peristiwa menjadi destinasi berkelanjutan. 

Disinilah pentingnya monumen yang memiliki sandaran sejarah, arkeologis, astronomi, ilmu pengetahuan, yang mengingatkan GMT 2016. Peristiwa alam yang langka dan menjadi titik balik bagi wisata "destinasi waktu."

Arief Yahya tampil beda di seminar kali ini. Kalau biasanya selalu menampilkan angka-angka, destinasi, originasi, capaian, promosi, dan sebangsanya, di Belitung dia bertutur soal budaya, tradisi, sejarah dan peradaban yang dibangun sejak abad ke-7. Prasasti-prasasti kuno, doa-doa zaman dulu, yang pernah di dilakukan leluhur menjelang GMT. 

Usai seminar, Arief Yahya berkeliling ke objek-objek wisata di Beltim, di antaranya Klenteng Kelapa Kampit, Klenteng Dewi Kwan Im, lalu ke Pantai Burong Mandi. Dia didampingi Gubernur Rustam Effendi dan Bupati Beltim Yuslih Ihza Mahendra melihat potensi wisata yang bisa dikembangkan ke depan. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com) 
Foto: Zona, Humas-Kemenpar

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP