Festival GMT Palembang Raup Ribuan Wisnus dan Ratusan Wisman
Kendati terhalang awan tebal hingga wajah Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 di Palembang tak sempurna, namun event untuk menyemarakkan fenomena alam langka itu yakni Festival GMT, berhasil meraup ribuan wisatawan nusantara (wisnus) dan ratusan wisatawan mancanegara (wisman).
Sejak pukul 3.30 pagi, Ratri (30) wisnus asal Jakarta sudah bangun dari kamar 618 dengan dua rekanya di Hotel Batiqa, Jalan Kapten. A Rivai No 219, Palembang, Sumsel. "Saya siap-siap dulu, mandi, dan ngurusin peserta. Jam 4 baru ke lokasi," ujar Ratri.
Perempuan yang bekerja disebuah event organizer bernama ISI kreatif sebagai Account Executive ini mengaku biasanya bangun tidur pukul setengah 6 di Jakarta. Tapi demi melihat GMT di Palembang, dia rela berjuang melawankantuk, bangum dini hari. "Saya bela-belain supaya tidak ketinggalan fenomena langka jni, biar enggak kena macet ke lokasi," kata Ratri di hotel tempatnya menginap yang berjarak 1,5 Km atau sekitar 15 menit waktu temphnya saat lalu lintas lancar.
Lain lagi dengan Syaiful (22), wisnus asal Lampung ini datang ke Palembang dengan kereta api ekonomi Rp 35 ribu selama 9 jam perjalanan. Dia pun rela begadang di depan Benteng Kuto Besak menunggu datangnya GMT. 'Kapan lagi bisa lihat GMT, ini momen sekali seumur hidup," terang mahasiswa Sosiologi Unila, Lampung ini.
Festival GMT di Palembang juga dimanfaatkan sejumlah pengelola perjalanan untuk membuat paket wisata.
Nunung Hasan, tour operator dari Jakarta misalnya membawa belasan wisnus dan seorang turis asal Spanyol yang semuanya para penyelam atau diver. "Saya bawa mereka bukan untuk diving di Sungai Musi tapi khusus buat nonton GMT," ucap Nunung.
Menurut instruktur diving senior ini, paket GMT Palembang yang dibuatnya sudah dipersiapkan sejak 6 bulan lalu. "Mulai dari mem-booking hotel, tiket pesawat dan lainnya. Jadi harganya lebih murah Rp 1,7 per orang untuk 2 hari 3 malam," jelasnya.
Ninik Irawan CEO travel agent Murni Wisata juga membuat paket GNT Palembang 4 hari 3 malam. Dia membawa rombongan 10 wisnus dan 24 wisman asal Malaysia. Dalam paketnya selain menyaksikan GMT, juga berkunjung ke beberapa obyek wisata seperti ke Bayt Al-Qur'an Al-Akbar dan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.
Selain ribuan wisnus, Festival GMT Palembang juga berhasil menjaring sekitar ratusan wisman. Di wisma atlit, ada lima titik wisman dari Belgia, Jepang, Belanda, Jerman, dan Malaysia melihat GMT Palembang dengan peralatan pemantauan khusus masing-masing.
Di Jembatan Ampera dan depan Beteng Kuto Besak (BKB), sejumlah wisman asal Jepang, Korea,Kanada, Inggris, Tiongkok, dan beberapa lagi dari kawasan Eropa pun terlihat wara-wiri. Mereka terutama turis bule banyak dimintai foto bersama oleh warga.
Salah satu pasangan yang menjadi pusat perhatian warga dan wisnus adalah Vioana dan Steave dari Inggris. Keduanya jadi rebutan foto usai menyaksikan GMT di atas Jembatan Ampera yang membentang di atas Sungai Musi.
Kabid promosi wisata buatan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Hendri Karnoza mengatakan kesuksesan Festival GMT 2016 di Palembang berkat promosi yang gencar. Menurutnya sebelum event, sudah banyak pemberitaan seputar festival tersebut yang imuat di media blog, online, dan cetak.
"Walau wisnus dan wisman yang datang tidak bisa melihat GMT dengan sepurna karena terhalang awan tebal, namun terhibur dengan serangkaian acara Festival GMT," terang Hendri seraya menambahkan sehari sebelumnya, Selasa (8/3) wisnus dan wisman dihibur dengan pentas seni budaya dan atraksi Ogoh-ogoh, lalu malamnya hiburan musik dan pelepasan 1000 lampion.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar