Eh.., Ada Bule Bau Nyale
“Eh.., ada bule bau nyale,” begitu kata Rico saat melihat dua perempuan muda turis asing mem-bau (mencari) nyale atau cacing laut saat acara puncak Festival Pesona Bau Nyale 2016 di Pantai Seger, Desa Kute, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (28/2).
Kehadiran dua perempuan muda itu jelas menarik perhatian bukan hanya Rico tapi juga banyak orang yang berduyun-duyun ke pantai untuk mencari nyale.
Kedua perempuan muda bule yang dimaksud anak muda asli Loteng itu tengah berjalan saling bergandengan. Rupanya keduanya takut terjatuh dan terpisah diantara ribuan orang yang datang ke pantai itu sejak siang hingga jelang Subuh.
Perempuan pertama berambut blonde atau pirang lurus yang diikat karet gelang ke belakang. Badannya terlihat ramping, mengenakan kaos putih abu-abu tak berlengan dan rok celana kain hitam bermotif gajah. Tas hitam kecil dia selempangkan ke samping badannya. Wajahnya dibiarkan polos tak ber-make up. Dia hanya mengenakan aksesoris kalung etnik yang melingkar di lehernya yang jenjang. Ah penampilannya sederhana tapi cantik bahkan auranya nampak lebih mencuat dibanding sekumpulan orang di dekatnya.
Satunya lagi rambutnya agak ikal berwarna hitam kecoklatan yang dibiarkan tergerai hingga dadanya. Badannya terlihat lebih montok dibanding bule satunya. Dia mengenakan t’shirt tank top juga berwarna putih keabu-abuan dengan bawahan berupa rok panjang khas pantai. Perempuan bule ini pun tak kalah sederhananya. Dia tak berhias apa-apa. cuma mengenakan aksesoris gelang etnik di kedua pergelanan tangannya.
Sayangnya Rico, pemuda blasteran ibu Jawa dan bapak Lombok itu tak sempat menanyakan nama dan asal negara kedua perempuan bule itu. “Enggak sempat Om, saking banyaknya manusia, kita bergujelan di sana. Cuma bisa motret dua bule itu saja yang sudah mencuri perhatian warga,” terang Rico dari kawasan Mandalika itu.
Menurut Rico, selain dua bule itu masih ada beberapa wisatawan mancanegara (wisman) lainnya yang terlihat ikut mencari nyale. Ini membuktikan bahwa Festival Pesona Bau Nyale 2016 juga diminati turis asing.
Kehadiran wisman di festival yang diselenggarakan Pemkab Loteng yang mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini, juga membuktikan bahwa promosi yang dilakukan ketiga belah pihak jauh-jauh hari sebelum even tersebut berlangsung, cukup berhasil.
Seperti diketahui Festival Pesona Bau Nyale 2016 merupakan salah satu core event NTB yang sudah dipromosikan ke masyarakat bersama sejumlah core event lainnya saat launching Kalender Wisata 2016 sekaligus pergantian branding pariwisata NTB yang semula Visit Lombok Sumbawa menjadi Pesona Lombok Sumbawa pada akhir Desember 2015 lalu di Jakarta.
Ketika itu lewat Festival Pesona Bau Nyale 2016 ini diharapkan bisa meningkatkan kemajuan pariwisata di Lombok Tengah dan umumnya di NTB.
Setiap tahun, lokasi penyelenggaraan Festival Bau Nyale memang dipusatkan di Pantai Seger, mengingat menurut kisah setempat di sinilah Putri Mandalika menceburkan diri ke laut lepas.
Bau Nyale adalah sebuah tradisi menangkap nyale atau cacing laut yang banyak dilakukan oleh penduduk Loteng yang berdomisili di bagian Selatan, khususnya penganut Wetu Telu.
Tradisi ini dikaitkan dengan cerita Putri Mandalika yang konon diperebutkan banyak pangeran. Sang putri tidak bisa menentukan pilihan dan akhirnya memutuskan menceburkan diri ke laut dari atas bukit. Nyale yang keluar setahun sekali di Laut Selatan, Loteng ini dipercaya merupakan jelmaan rambut Putri Mandalika.
Upacara penangkapan nyale ini sangat meriah, masyarakat berkerumun mencari nyale di sepanjang pantai.
Sejumlah wisatawan baik nusantara maupan mancanegara yang datang pun ikut mencari nyale atau sekadar mengabadikan tradisi unik itu.
Pada malam sebelum acara puncak festival ini berlangsung, biasanya masyarakat melakukan ritual sendiri di rumah masing-masing. Salah satu ritual bau nyale di Loteng ini memotong ayam dan membuat ketupat.
Menurut Rico lagi, kedua perempuan bule di atas baru pertama kali melihat tradisi Bau Nyale. Keduanya mendapat informasi dari rekan-rekannya yang sudah pernah datang ke Loteng dan menyaksikan tradisi unik tersebut tahun lalu.
Kedua perempuan bule bersahaja itu ikut mencari nyale sambil sesekali memotret warga Loteng yang begitu antusias memburu nyale. Dari mimik wajah keduanya mencuat rasa senang sekaligus heran kenapa nyale begitu penting bagi warga Loteng hingga kedatangannya setiap tahun dinantikan ribuan orang.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: rico
Captions:
1. Dua perempuan bule ikut mencari nyale di Festival Pesona Bau Nyale 2016 di Pantai Seger, Loteng.
2. Beberapa bule lainnya juga nampak terlihat usai mencari nyale.
3. Warga Loteng mencari nyale dengan lampu senter dan saringan tradisional.
0 komentar:
Posting Komentar