Tips Nyaman Mendaki Atap Dunia Everest
Berpetualang mendaki Pegunungan Himalaya di Nepal bukan perkara punya duit. Sejumlah syarat pun harus dipenuhi pelakunya biar perjalanan aman dan nyaman. Apalagi kalau berniat sampai ke puncaknya yang tertinggi, Everest.
Berikut ini panduan aman dan nyaman menjelajahi Himalaya dari Anthony Nadeak selaku Director of Reseach Develovment Thankyou Indoneisa (TI), sebuah tour agent petualangan buatan orang Indonesia yang menawarkan paket-paket wisata ke Pegunungan Himalaya, sebagaimana diutarakan ke Travelplusindonesia di sela-sela acara Indonesia Travel Fair (ITC) 2016, di JCC Senayan, Jakarta baru-baru ini.
Selain punya dana, tak kalah penting kemauan atau tekad yang kuat serta memiliki stamina tubuh yang sehat. “Tidak minum minuman beralkohol, kopi, dan soft drink bersoda serta tidak merokok minimal 2 minggu sebelum berangkat ke Himalaya. Supaya tubuh bisa lebih mudah menyesuaikan dengan cuaca setempat yang ekstrim,” jelasnya.
Kata Anthony efek alkohol bisa menyulitkan orang bernafas, terutama mulai di ketinghian 3.440 Mdpl. Supaya fisik selalu fit, sebaiknya melakukan lari santai atau jogging setiap hari selama sebulan sebelum pendakian.
Perhatikan waktu terbaik pendakian. Bulan Maret hingga Mei, suhu di sana bisa mencapai minus 9 derajat. Padahal saaat iu sedang musim semi. Pilihan lain Septembaer hingga Desembar ketika musim gugur yang bersuhu minus 11 derajat. “Di bulan-bulan itu cuaca agak lebih hangat. Diluar itu atau pas musim salju, suhunya bisa sampai di bawah minus 5 derajat,” terangnya.
Gunakan pakaian yang sesuia untuk menangkis dingin yang menggigit. “Sebaiknya pakai down jacket yang di dalamnya terbuat dari bulu angsa atau yang berbahan termal karena lebih hangat. Jaket jenis itu bisa sewa di sana, harganya 10 dolar AS selama seminggu,” imbaunya.
Sebagai antisipasi keamanan, sebaiknya mengambil asuransi travel internasional yang meng-cover helikopter sampai ketinggian 5.000 Mdpl dengan biaya sekitar 250 dolar AS.
“Keuntungannya jika terjadi kecelakaan atau terkena mountain sickness dan lainnya bisa langsung menghubungi helikopter tersebut untuk segera dievakuasi ke rumah sakit atau diangkut ke daerah yang lebih rendah dan aman,” ungkap Anthony.
Sebelum pendakian, sebaiknya calon pendaki meminum obat untuk aklitimasi. “Minumnya setengah saja setiap pagi selama menanjak. Tapi begitu turun tidak perlu meminumnya lagi,” ujar Anthony. Obat tersebut, lanjutnya sudah termasuk paket-paket wisata Himalaya yang dibuat TI?
Director of Business Development Thankyou Indonesia, Andre Hutabarat menambahkan jangan lupa membawa baterei cadangan ataupun power bank yang cukup untuk keperluan segala mancam alat pendokumentasian. “Sayang kalau sampai disana tidak didokumentasikan gara-gara baterei alat dokumentasinya habis,” saran Andre sekaligus menjelaskan bahwa dari ketinggian sampai 4.000 Mdpl lebih, pendaki masih bisa berkirim pesan ataupun gambar lewat HP dan lainnya.
Menurut Anthony lagi, jika semua itu diindahkan, pasti perjalanan petualangan di Himalaya akan berlangsung aman dan nyaman. “Mumpung ada kesempatan, ayo berpetualang ke Himalaya, Sekali saja seumur hidup itupun sudah cukup. Tapi banyak juga yang datang berkali-kali karena begitu banyak spot menawan di pegunungan tertinggi di dunia itu,” pungkas Anthony.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Captions:
1. Hiasan tanda panah ke spot-spot di Pegunungan Himalaya di stand Thankyou Indonesia di ITF 2016.
2. Tim Thankyou Indonesia berfoto bersama dia stand.
0 komentar:
Posting Komentar