Bayt Al-Qur’an Al-Akbar Diminati Wisatawan GMT Palembang

Obyek wisata yang ada di Palembang, Sumsel cukup banyak, namun saat penyelanggaraan Festival Gerhana Matahari Total (GMT), obyek Bayt Al-Qur’an Al-Akbar jadi favorit wisatawan, baik sebelum maupun sesudah menyaksikan GMT. 

Suara koor ber-zikir terdengar jelas dari ruang semi outoor di lantai satu bangunan Bayt Al-Qur’an Al-Akbar.

Sekelompok ibu berpakaian busana muslimah seragam berwarnah merah nampak duduk bersila di sudut kiri ruang tersebut.

Seorang pimpinan rombongan mengenakan pengeras suara memimpin zikir tersebut.

“Astaghfirullah Rabbal Barroya (Ampunilah Hamba Ya Allah Maha Penerima Taubat). Astaghfirullah Minal khotoya (Ampunilah Hamba Ya Allah Daripada Segala Dosa). Rabbi zidni 'ilman naa fi'a (Tambahkan kepadaku ilmu yang berguna). Wa wa fiqni 'amalam maqbula (Dan berikanlah aku amalan yang dimakbulkan). Wa Wa habli rizqan waasi'a (Dan kurniakan kepadaku rezeki yang meluas). Wa tub 'alaia taubatan nasuha (Dan perkenankan taubatku dengan taubat nasuha)….” Begitu sepenggal alunan zikir yang dilantunkan ibu-ibu paruh baya tersebut.

“Hampir setiap hari, ada saja rombongan yang melakukan zikir di sini, ber-shalawat, tahlilan, lomba MTQ, kegiatan Muhasabah, syuting acara ceramah agama sejumlah TV swasta lokal maupun nasional bahkan ada yang melakukan pre-wedding,” ujar Syarkoni (40), pemandu tetap Bayt Al-Qur’an Al-Akbar. 

Bayt Al-Qur’an Al-Akbar yang berada di Komplek Pesantren Al Ihsaniyah Jalan Amin Fauzi, Kelurahan Suak Bujang, Kecamatan Gandus, Kota Palembang ini sudah lama menjadi obyek wisata religi yang diminati bukan hanya warga Sumsel, pun wisatawan nusantara dari berbagai daerah.

“Bahkan turis asal Malaysia sering sekalai ke sini. Kata mereka kalau belum ke Bayt Al-Qur’an Al-Akbar, sama saja belum ke Palembang,” ujar Syarkoni.

Bayt Al-Qur’an Al-Akbar adalah Al Qur’an raksasa yang dibuat dalam bentuk ukiran di lembaran kayu secara bolak-balik. Pembuatnya Kiagus Syofwatillah Mohzaib pada tanggal 10 Ramadhan 1422 H atau tahun 2002 M.

Kata Syakroni, tepat pada 1 Muharram 1423 atau 15 Maret 2002, satu lembar ukiran berisi Surah Al-Fatihah selesai dibuat lalu dipamerkan pada acara peringatan tahun baru Islam. 

Ukiran tersebut di atas kayu tembesi yang didatangkan dari Banyuasin dengan ukuran per lembarnya 177 cm x 150 cm tebal 2,5 cm dengan berat rata-rata 50 Kg per lembarnya. 

Seluruh ukiran Al Qur’an ini baru selesai pada akhir tahun 2008. Tepat pada Kamis 14 Mei 2009 ukiran Al Qur’an ini diluncurkan di Masjid Agung Palembang. 

“Biaya pembuatannya berkisar dari Rp 4 juta hingga Rp 20 juta per lembarnya. Totalnya Rp 1,2 milar yang didapat dari sejumlah donatur seperti Presiden SBY, Marzuki Ali, dan pejabat serta pengusaha lainnya,” ungkat Syakroni seraya menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai saat ini belum mengunjungi Bayt Al-Qur’an Al-Akbar ini.

Bangunan Bayt Al-Qur’an Al-Akbar berketinggian 30 meter atau 5 lantai yang memuat lembaran-lembaran ukiran surah-surah dalam Al-Quran yang sangat besar, dan diletakkan secara tersusun.

Obyek wisata religi yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 21 Januari 2012 dalam acara Konferensi Parlemen Negara Islam se-Sunia (Parliamentary Union Of Islamic Countries) ini kerap dikunjungi oleh tamu negara, baik duta besar, atase konsulat maupun dari berbabagai tamu kenegaraan lainnya termasuk sejumlah artis ibukota seperti David Khalik, Tukul Arwana, Nunung Srimulat, Aziz, dan Ustad Yusuf Mansur. 

Saat penyelenggaran festival GMT 2016 di Palembang, sejumlah travel agent membawa rombongannya ke obyek ini. Salah satunya travel agent Murni Wisata pimpinan Ninik Irawan CEO, yang membawa rombongan dari Jakarta dan Malaysia. Mereka datang Bayt Al-Qur’an Al-Akbar sebelum menyaksikan fenomena GMT. 

Begitupun dengan rombongan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang dipimpin Kabid Promosi Wisata Buatan, Hendri Karnoza. “Bayt Al-Qur’an Al-Akbar salah sati obyek wisata religi yang belakangan semakian diminati wisatawan bukan hanya wisnus tapi juga mancanegara,” ujar Hendri sambil melihat-lihat ukiran bertulisan Ayat-Ayat Cinta tersebut. 

Usai melihat-lihat ukiran Al Qur’an berukuran raksasa ini,  sejumlah wisatawan berfoto bersama, kemudian membeli aksesoris berupa kaos bergambar Bayt Al-Qur’an Al-Akbar, aneka gantungan kunci, tandak atau topi khas Sumsel, peci dari rotan, dan lainnya sebagai buah tangan. Para pedagangnya berada di areal depan bangunan ini.

Menurut Syarkoni, kehadiran Bayt Al-Qur’an Al-Akbar bukan hanya memberi pendapatan ekonomi bagi pengelola dan warga sekitar, pun menanggalkan imej negatif tentang masyarakat Palembang. 

“Banyak orang terlanjur mencap buruk orang Palembang itu tukang copet, begal, dan rampok. Padahal yang melakukannya hanya segelincir orang nakal tapi yang rusak namanya jadi seluruh masyarakat Palembang. Dengan adanya Bayt Al-Qur’an Al-Akbar ini, alhamdulillah imej itu lambat laut terkikis,” ujarnya.

Bayt Al-Qur’an Al-Akbar yang dibuka untuk umum mulai tanggal 30 Januari 2012 lalu ini buka setiap hari mulai pukul 8 pagi sampai 5 sore. Pengunjung tidak dikenakan tiket, hanya infaq seikhlasnya untuk biaya perawatan. 

Tak sulit menjangkaunya. Pengunjung bisa menyewa menyewa mobil angkot atau mobil plat hitam yang biasa mangkal di pasar 16 Ilir atau di bawah Jembatan Ampera. Harga sewa mobil sekitar Rp100.000 sekali antar.

Pilihan lain naik angkot secara bergantian dari Pasar 16 Ilir, naik angkot jurusan Tangga Buntung yang bewarna coklat. Lalu setelah sampai di terminal Pasar Tangga Buntung berganti naik mobil berwarna Merah Muda jurusan Gandus. Tinggal bilang turun di Komplek Pesantren Al Ihsaniyah. Masing-masing angkot tersebut tarifnya Rp 5.000 per orang. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)