Foto Lagi Bareng Sabar Gorky, Pendaki Berkaki Satu yang Ingin Gapai Aconcagua
Ini adalah foto kedua penulis dengan Sabar Gorky, pendaki tunadaksa berkaki satu, asal Indonesia di Musro, Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2016), sebelum dia dan tim bertolak ke Argentina, Amerika Selatan untuk menorehkan prestasi menginjakkan kakinya di puncak Gunung Aconcagua (bacanya: akonkawa) yang berketinggian 6.962 Meter diatas permukaan laut (Mdpl).
Penulis sengaja meluangkan waktu datang ke acaranya untuk memberi semangat moril kepada pendaki bermental baja satu ini. Hal serupa juga pernah penulis lakukan sekaligus berfoto dengan pendaki kelahiran Solo, 1968 ini di Cilandak Town Square (Citos), Jakarta Selatan, Minggu (21/10/2012), saat acara pameran "Ekspedisi Rakyat Merdeka Menuju Tanah Papua", sebagai persiapan sebelum dia bertolak ke Carstensz Pyramid (Puncak Jaya).
Sebelumnya, Sabar Gorky berhasil menginjakkan satu kakinya sekaligus mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncak Gunung Elbrus (5.642 Mdpl) di Rusia pada Agustus 2011, Kilimanjaro (5.895 Mdpl) di Tanzania, Afrika pada November 2011, dan Puncak Carstensz di Papua, Indonesia yang berketinggian 4.884 Mdpl pada Agustus 2015. Ketiganya merupakan bagian dari 7 puncak gunung tertinggi di dunia atau biasa disebut Seven Summits.
Keberhasilannya menggapai puncak Elbrus tepat di HUT ke-66 Republik Indonesia, 17 Agustus 2011, pukul 16.45 waktu setempat, membuat namanya disejajarkan dengan pendaki legendaris Elbrus lainnya. Ketangguhan Sabar tidak kalah dengan dua pendaki yang berkaki lumpuh, Vladimir Krupennikov (1997) dan Yakov London dari Rusia (2001) ataupun si buta Erik Weihenmayer dari Amerika Serikat (2002). Bahkan Sabar disebut-sebut tuna daksa berkaki satu pertama di dunia yang telah menaklukkan Elbrus.
Berkat kegigihannya itu, beberapa temannya di Moskow meminta agar nama Gorky disematkan di belakang namanya. Sejarah Rusia mencatat, perjalan hidup pujangga Alexey Maximovich Peshkov yang berliku mendapatkan panggilan baru Maxim Gorky, alias Maxim si empunya hidup pahit. Nama akhir gorky (pahit) yang awalnya merupakan olok-olokan bagi si Maxim kini justru menjadi sebuah julukan bernilai positif. Sabar dinilai pantas menyandang nama itu di belakangnya hingga kini dia bernama Sabar Gorky.
Tahun ini, Sabar Gorky berencana menggapai atapnya Benua Amerika, Aconcagua bersama lima anggota Korps Marinir TNI AL yakni Letkol Rivelson Saragih, Kopda Sigit Purwoko, Kopda Imam Rozikin, Praka Erlando B, dan Praka Didik Rudiyanto yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Indonesia Raya.
Selain itu ada dua pendaki lainnya yakni pegiat pecinta alam Tramp yakni Asep Sumantri dan Syatiri Achmad Aswani. Tim ini juga beranggotan satu-satunya perempuan, yakni Widya Victoria wartawati Kantor Berita Politik RMOL. Sementara manajer Pendakian adalah Dar Edi Yoga dibantu Feriolus Nawawi.
Setelah Aconcagua, Sabar Gorky berancana mendaki Vinson Massif (4.892 Mdpl) di Antartika. Tahun 2017, dia ingin meraih puncak Denali (McKinley) setinggi 6198 Mdpl di Alaska, Amerika Utara dan atapnya dunia Everest (8848 Mdpl) di Nepal-China, tepat tanggal 17 Agustus.
Saat ditemui di Musro sebelum acara pelepasan Tim Ekspedisi Indonesia Raya oleh Pendiri Yayasan Artha Graha Peduli Tommy Winata dan Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Buyung Lalana, penampilan dan fisik Sabar Gorky tak banyak berubah. Kepalanya tetap pelontos, badannya kekar dan berotot. Namun yang jelas wajahnya menyiratkan bahwa usianya semakin bertambah.
Menurutnya tunadaksa atau orang cacat banyak yang menganggap itu sampah. “Saya harus merubah image itu. Kami hanya berserah diri, bukan penakluk, cuma mohon izin kepada Allah SWT untuk diberikan kesempatan menginjakkan kaki di puncak Aconcagua. Kami mohon doa restunya," ujar Sabar Gorky yang bertekad untuk menggapai Puncak Aconcagua dan tiga puncak tertinggi dunia lainnya segera.
Sebelum acara pelepasan Tommy Winata mengatakan ekspedisi ini sekaligus ingin memberi tahu kepada dunia bahwa Indonesia mempunyai militansi yang sustainable, Indonesia punya inner power, dan Indonesia mampu. "Kita bukan bangsa pecundang. Kita adalah bangsa yang besar, jaya, dan berjiwa kuat. Kami berharap momen ini bisa jadi inspirasi bagi anak-anak Indonesia bahwa kita mampu mengguncang dunia," ujarnya.
Tomy berpesan agar Merah Putih bisa ditancapkan di puncak Aconcagua. "Kami turut bangga terhadap prestasi dan tekad Sabar Gorky. Soal prestasi, berhasil atau tidak, itu urusan Tuhan," tambah Tomy.
Mayjen Buyung Lalana menjelaskan bahwa keikutsertaan anggota Korps Marinir kali ini bersama Sabar Gorky merupakan yang kedua kali. “Sebelumnya kami juga mendampingi Sabar Gorky dalam misi di Carstensz. Ekspedisi Indonesia Raya ini akan dicatat dalam sejarah sebagai bukti lain dari kemangunggalan TNI dan rakyat," ungkapnya.
Korps Marinir, lanjut Buyung merasa terpanggil untuk turut mengibarkan kejayaan bangsa di puncak-puncak tertinggi dunia. “Kami juga akan sampaikan pesan, setiap jengkal tanah dan air di dunia bermanfaat bagi umat manusia," tambahnya.
Dalam kesempatan itu Dubes RI untuk Argentina Kartini Panjaitan Sjahrir mengingatkan Sabar Gorky tim Ekspedisi Indonesia Raya agar tetap berhati-hati saat mendaki Aconcagua. "Gunung Aconcagua terkenal sangat kejam. Batuannya gamping dan iklim berubah sangat cepat. Naiknya pun harus seperti tiarap,” terangnya.
Kendati begitu, sewaktu dia menjabat sebagai duta besar, tidak ada satupun dari kelompok pendaki Indonesia yang tidak sampai ke puncak. “Orang Indonesia itu terkenal alot dan tahan banting. Walaupun kelihatan kurang gizi dan kurus-kurus badannya tetapi ulet mencapai puncak. Itu kata pendamping dari sana," terang Kartini.
Saat ditemui di Musro sebelum acara pelepasan Tim Ekspedisi Indonesia Raya oleh Pendiri Yayasan Artha Graha Peduli Tommy Winata dan Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Buyung Lalana, penampilan dan fisik Sabar Gorky tak banyak berubah. Kepalanya tetap pelontos, badannya kekar dan berotot. Namun yang jelas wajahnya menyiratkan bahwa usianya semakin bertambah.
Menurutnya tunadaksa atau orang cacat banyak yang menganggap itu sampah. “Saya harus merubah image itu. Kami hanya berserah diri, bukan penakluk, cuma mohon izin kepada Allah SWT untuk diberikan kesempatan menginjakkan kaki di puncak Aconcagua. Kami mohon doa restunya," ujar Sabar Gorky yang bertekad untuk menggapai Puncak Aconcagua dan tiga puncak tertinggi dunia lainnya segera.
Sebelum acara pelepasan Tommy Winata mengatakan ekspedisi ini sekaligus ingin memberi tahu kepada dunia bahwa Indonesia mempunyai militansi yang sustainable, Indonesia punya inner power, dan Indonesia mampu. "Kita bukan bangsa pecundang. Kita adalah bangsa yang besar, jaya, dan berjiwa kuat. Kami berharap momen ini bisa jadi inspirasi bagi anak-anak Indonesia bahwa kita mampu mengguncang dunia," ujarnya.
Tomy berpesan agar Merah Putih bisa ditancapkan di puncak Aconcagua. "Kami turut bangga terhadap prestasi dan tekad Sabar Gorky. Soal prestasi, berhasil atau tidak, itu urusan Tuhan," tambah Tomy.
Mayjen Buyung Lalana menjelaskan bahwa keikutsertaan anggota Korps Marinir kali ini bersama Sabar Gorky merupakan yang kedua kali. “Sebelumnya kami juga mendampingi Sabar Gorky dalam misi di Carstensz. Ekspedisi Indonesia Raya ini akan dicatat dalam sejarah sebagai bukti lain dari kemangunggalan TNI dan rakyat," ungkapnya.
Korps Marinir, lanjut Buyung merasa terpanggil untuk turut mengibarkan kejayaan bangsa di puncak-puncak tertinggi dunia. “Kami juga akan sampaikan pesan, setiap jengkal tanah dan air di dunia bermanfaat bagi umat manusia," tambahnya.
Dalam kesempatan itu Dubes RI untuk Argentina Kartini Panjaitan Sjahrir mengingatkan Sabar Gorky tim Ekspedisi Indonesia Raya agar tetap berhati-hati saat mendaki Aconcagua. "Gunung Aconcagua terkenal sangat kejam. Batuannya gamping dan iklim berubah sangat cepat. Naiknya pun harus seperti tiarap,” terangnya.
Kendati begitu, sewaktu dia menjabat sebagai duta besar, tidak ada satupun dari kelompok pendaki Indonesia yang tidak sampai ke puncak. “Orang Indonesia itu terkenal alot dan tahan banting. Walaupun kelihatan kurang gizi dan kurus-kurus badannya tetapi ulet mencapai puncak. Itu kata pendamping dari sana," terang Kartini.
Tim Ekspedisi Indonesia Raya ke Aconcagua selain didukung Yayasan Artha Graha Peduli, Kantor Berita Politik RMOL, dan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, juga dari PT. Telkom Tbk, Kosgoro 1957, dan e-commerce MatahariMall.Com serta Kementerian Pariwisata yang tengah gencar mempromosikan branding pariwisata Wonderful Indonesia ke mancanegara.
Pendakian ke puncak Aconcagua ini diperkirakan selama 20 hari dan tiba di puncak pada 5-6 Maret 2016.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Pendakian ke puncak Aconcagua ini diperkirakan selama 20 hari dan tiba di puncak pada 5-6 Maret 2016.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: adji dan dok.pri
Captions:
1. Penulis dan Sabar Gorky.
2. Acara pelepasan berupa penyerahan Bendera Merah Putih.
3. Sebelum acara pelepasan Sabar Gorky dan Tim Ekspedisi Indonesia Raya ke Aconcagua.
0 komentar:
Posting Komentar