. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 18 Februari 2016

Pariwisata Indonesia Mau Menang? Peningkatan Budaya dan Etos Kerja Kuncinya

Pariwisata merupakan industri jasa yang diperebutkan banyak negara di dunia tidak terkecuali negara tetangga Malaysia, Singapura, dan Thailand yang menjadi kompetitor Indonesia. Untuk memenangkan persaingan dengan tiga kompetitor tersebut dibutuhkan budaya kerja dan peningkatan etos kerja. 

Demikian disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat mencanangkan budaya kerja bagi para pejabat dan staf di lingkungan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata, Kamis (18/2).

“Kita sedang membangun corporate culture Wonderful Indonesia atau Win Way. Wonderful Indonesia Way ini sebagai jurus menang. Rumusnya 3S yaitu; solid, speed, dan smart,” kata Arief Yahya.

Pertama, solid, kompak, dan bersatu menuju Indonesia Incorporated. Agar solid, kita harus pintar bersinergi, berkolaborasi, berkoordisasi. Kedua, speed atau kecepatan. “Dalam persaingan masa kini dan masa depan, speed itu sangat penting. Karena yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Bukan yang besar memakan yang kecil. Untuk ini tidak ada pilihan lain, jika ingin memenangkan pertarungan kita harus bergerak lebih cepat atau ngebut. Tidak lelet, " kata Arief Yahya.

Ketiga smart, Menpar menegaskan, tahun ini Presiden Joko Widodo telah menetapkan sebagai tahun akselerasi atau percepatan dalam rangka mewujudkan target 2019. Pariwisata tahun 2019 harus dapat memberikan kontribusi pada PDB nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 20 juta wisman dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia.

Selama lima tahun terakhir ini Indonesia belum mampu mengejar tiga negara pesaing yakni; Malaysia, Thailand, dan Singapura. Tahun 2011 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia 7,6 juta, sedangkan Malaysia meraih 24,7 juta wisman, Thailand 19,2 juta wisman, dan Singapura 13,1 juta wisman. Tahun 2015, wisman ke Indonesia baru 10 juta, sedangkan ke Malaysia 29,2 juta, Thailand 29,7 juta, dan Singapura 16,1 juta. “Kita harus bangun spirit bahwa pariwisata Indonesia bisa mengalahkan pariwisata Malaysia dan Thailand. Pariwisata harus menjadi penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia,” kata Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya menyatakan, budaya kerja kementerian telah dirumuskan dalam tiga nilai dasar yakni; integritas, etos kerja, dan gotong royong dengan perilaku dan indikaktor yang masing-masing memiliki bobot berbeda. “Integritas mempunyai bobot 50% atau paling tinggi dengan perilaku; jujur, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggung jawab, dan konsisten. Aparatur Kemenpar harus konsisten yakni memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang ditentukan,” kata Menpar Arief Yahya.

Lebih jauh, nilai etos kerja yang diwujudkan dalam perilaku; etos kerja, daya saing, mandiri, optimis, inovatif, dan produktif mempunyai bobot 30%, sedangkan nilai gotong royong mempunyai bobot 20% yang diwujudkan dalam perilaku; kerja sama, solidaritas, tolong menolong, peka, komunal, dan berorientasi pada kemaslahatan.

Budaya kerja Kemenpar sendiri, lanjut Arief, dirumuskan dalam tiga nilai dasar yakni integritas, etos kerja dan gotong royong yang memiliki bobot berbeda yaitu 50 persen, 30 persen dan 20 persen. "Integritas diwujudkan dengan prilaku jujur, berkarakter, bertanggung jawab dan konsisten. Etos kerja diwujudkan dengan perilaku berdaya saing, mandiri, optimis, inovatif dan produktif," ujarnya.

Sedangkan gotong royong, lanjut dia, diwujudkan dalam prilaku kerjasama, solidaritas, tolong menolong, peka, komunal dan berorientasi pada kemaslahatan masyarakat Indonesia.

Budaya kerja tersebut, tutur Arief, dibutuhkan karena industri jasa pariwisata merupakan sektor yang diperebutkan banyak negara di dunia termasuk negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand yang menjadi kompetitor terdekat dari Indonesia. "Karenanya, untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor kita di bidang pariwisata, dibutuhkan budaya kerja seperti demikian itu sehingga visi untuk memberikan PDB signifikan di tahun 2019 dari pariwisata juga tercapai," pungkasnya.

Pencanangan budaya kerja Kemenpar dihadiri sekitar 500 peserta dari kalangan pejabat dan staf di linkungan Kemenpar serta instansi terkait. Pada acara tersebut dilakukan penandatangan kebulatan tekad untuk melaksanakan budaya kerja. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Captions: 
1. Menpar Arief Yahya memberi pengaraan terkait Pencanangan Budaya Kerja Kemenpar di Jakarta.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP