. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 15 Januari 2016

Lokasi Favorit Ngopi Starling, Pascabom Sarinah

Mau ngopi di kedai kopi global asal Amrik, Starbucks di seberang gedung Sarinah, Jakpus tapi masih was-was lantaran dekat dengan peledakan bom, kemarin Kamis (14/1/2016). Kalau begitu, pindah saja ke lokasi lain yang lebih membumi. Namanya juga rada-rada mirip yakni Starling alias 'Starbucks' Keliling. Harganya pun jauh lebih terjangkau. 

Starling bukan hal baru di Jakarta. Fenomena sosial ini sudah muncul ke permukaan sejak 8 tahun silam. Ketika itu Jakarta masih dipimpin Bang Yos alias Sutiyoso (sekarang jadi Kepala BIN) dan Indonesia dipimpin SBY. Saat itu jumlah Starling masih bisa dihitung dengan jari tangan, dan lokasinya masih di sekitar HI hingga Monas. Tapi sekarang mungkin ribuan.

Penamaan Starling pertama kali muncul dalam pemberitaan yang ditulis seorang wartawan tentang seputar fenomena pedagang kopi yang berjualan kopi sambil keliling di antara bangunan-bangunan vertikal di Jakarta. Sejak itu, istilah Starling melambung tinggi melebihi ketinggian gedung-gedung jangkung di Jakarta. 

Penambahan kata keliling, karena pedagangnya menggunakan sepeda tak bermotor, yang dikayuh dengan kaki, lalu hilir-mudik, keliling menjajakan aneka kopi sachet-an beragam merek ke sudut-sudut keramaian. 

Penggunaan nama 'Starbucks' itu sendiri, tentunya untuk memberi kesan yang tak kalah keren, elegan, dan mahal sebagaimana imej jaringan kedai kopi dunia made in Negeri Paman Sam itu, yang pada saat itu tengah booming sebagai salah satu tempat kongkow plus  ngopi kalangan atas ibukota.

Dari sekian lokasi Starling di Jakarta, sekurang ada 8 titik yg menjadi favorit penikmat kopi, termasuk wisatawan yang tengah menikmati riuh gemuruh dan gemerlapnya ibukota. 

Lokasi pertama, di seputar Bunderan Tugu Hotel Indonesia (HI). Di sana, terutama jelang sore hingga larut malam, beberapa pedagang Starling mangkal. Sejumlah lainnya berkeliling dari satu titik ke titik lainnya. 

Tempat ini menjadi favorit lantaran amat strategis, mudah dijangkau dengan berbagai kendaraan umum, termasuk bis Trans Jakarta. Kelebihan lain, pengunjung bisa memikmati Tugu HI & air mancurnya serta melihat aktivitas wisatawan yang berfoto ria. 

Spot ini pun dikenal sebagai lokasi sejuta umat bagi para pendemo yang menyuarakan jeritan hati mereka. Saat kelompok/komunitas/LSM/ormas dan lainnya berdemo di sini, saat itulah Starling berdatangan. Mereka pun kebanjiran konsumen. Starling ini benar-benar menerapkan pepatah, dimana ada gula disitu ada semut. 

Kedua, di trotoar sepanjang Jalan Merdeka Barat, terutama di depan Gedung Indosat ooredoo dan Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata. Kelebihan tempat ini, pengunjung menyeruput Starling bisa melihat dengan jelas terutama Patung Arjuna Wijaya yang dibuat pada tahun 1987, yang menggambarkan dua tokoh dari kubu Pandawa, yakni Arjuna dan Batara Kresna sedang menaiki kereta kencana yang ditarik 8 ekor kuda. Patung yang berada di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka ini dibuat oleh seniman patung Nyoman Nuarta. 

Selain itu bisa melihat Bunderan Air Mancur Monas yang terletak di sebelah Barat Daya Tugu Monas atau dikenal juga dengan Bunderan Air Mancur Indosat atau Bunderan Air Mancur Patung Kuda serta Patung Mohammad Husni Thamrin di silang Monas, seberang Bunderan Air Mancur Monas. 

Ketiga, di sekitar lapangan Monas. Di lokasi ini, pengunjung sambil ngopi Starling bias sekalian menikmati Tugu Monas, ikon  landmark Kota Jakarta ini. Paling asyik starlingan disini jelang sore hingga malam hari. 

Keempat, di trotoar depan Gedung Sarinah, persis di seberang pos polisi yang dibom kemarin. Tempat ini ramai karena menjadi salah satu lokasi nonstop 24 jam di Jakarta, selain menjadi tempat para penumpang menunggu kendaraan umum dari taksi, ojek, hingga metromini dan angkot. 

Saat kejadian Bom Sarinah kemarin, beberapa pedagang Starling yang biasa mangkal di lokasi lain berdatangan mendekati TKP sekitar trotoar Sarinah. Mereka pun diserbu pembeli sehingga meraup untung lebih dari hari biasanya, apalagi harganya dinaikkan dari biasanya. Salah satunya Oman (20) pedagang Starling yang menaikkan harga jual kopi, minuman ringan lain, dan juga rokok. “Biasanya saya jual kopi paling mahal 5 ribu, hari ini Rp7 ribu,”akunya.

Kelima, di Taman Suropati atau biasa disingkat Tamsur. Keistimewaan ngopi Starling di taman seluas 16.322 m2 ini, diteduhi kerindangan pepohonan besar yang menghijaukan mata dan berudara segar. 

Di taman ini bisa melihat sejumlah Prasasti Persahabatan negara-negara anggota ASEAN dan burung-burung dara berterbangan seperti di taman-taman kota di Eropa serta mendengarkan alunan biola, gitar, saxophone dan lainnya hingga taman ini dijuluki taman melodi. 

Selain aksi seni komunitas musisi, pengunjung juga bisa melihat beberapa komunitas lain yang menunjukkan aktivitasnya seperti komunitas bartender, kamera plastik, dan fotografi. Maklum, taman ini pun punya kelebihan lain. Di dalamnya ada patung-patung, air mancur, dan disekitarnya ada beberapa bangunan kuno seperti tumah-rumah bekas Belanda termasuk gereja yang menarik dijadikan obyek foto serta tak jauh dari Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) yang tersohor. 

Keenam, Taman Menteng yang terletak di antara Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Mohammad Yamin, Menteng, Jakarta Pusat. Kelebihan ngopi Starling di taman yang berdiri di atas tanah seluas sekitar 2 hektar ini ada fasilitas Wifi gratis di beberapa titik taman, ditambah beragam fasilitas seperti lapangan futsal, volly, basket, musholah, jogging track, arena bermain anak, toilet, dan rumah kaca. Tak heran kalau taman ini kerap dijadikan lokasi kopi darat (kopdar), kongkow sambil ngobrol dan tentunya ngopi Starling.

Ketujuh, kawasan Kota Tua Jakarta, terutama sekitar Museum Fatahilah, Jakarta Barat. Kelebihan minum Starling di sisi, bisa menikmati pesona nuansa tempo doeloe yang bercampur dengan era kekinian. 

Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan ini, mulai dari bersepeda keliling kawasan, belanja pernak-pernik, makan di sejumlah café atau pedagang kaki lima, dan berfoto di depan bangunan bergaya kolonial yang keasliannya tetap dipertahankan. Bisa juga mengikuti paket tur di Kota Tua Jakarta yang cukup beragam dan diminati wisatawan, seperti paket keliling dengan sepeda onthel, jelajah malam kota tua, dan lainnya.

Kedelapan, Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Di sini, sambil ngopi Starling bisa menyaksikan kehidupan masyarakat yang bergantung dengan pelabuhan ini, termasuk dari kunjungan wisatawan.

Juga sekaligus mengabadikan deretan perahu kayu Phinisi, kegiatan bongkar pasang bermacam komoditi dari perahu tradisional ini ke daratan, dan aktivitas ojek sampan, serta anak-anak pelabuhan. Waktu terbaik ke sini jelang sore sampai matahari kembali ke peraduan.

Itulah 8 lokasi favorit menyeruput Starling di Jakarta. Selain itu masih ada lokasi-lokasi lainnya seperti di Situ Lembang Menteng, Taman Ayodya di Kebayoran Baru, Jaksel, dan Taman Cattleya di bawah jembatan layang bertingkat Tomang, Jakbar.

Soal harga, tak akan bikin isi dompet melompong kosong. Segelas Starling saat kondisi normal, cuma Rp 3.000 sampai paling mahal Rp 5.000.

Nah Jika, Anda ke Jakarta ingin ngopi tapi kantong pas-pasan atau memang ingin menikmati atmosfir berbeda dibanding di kedai kopi mewah, coba saja menyeruput Starling, di antara deru dan debu Jakarta terutama di trotoar HI hingga Monas. Dijamin seru. 

Naskah: Adji Kurniawan (kembaratropis@yahoo.com) 
Foto: adji & dok febribomz

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP