. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 10 November 2014

Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional Kepada Empat Pejuang Kemerdekaan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada empat pejuang kemerdekaan di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (7/11/ 2014). Keempat pahlawan itu Letnan Jenderal (purn) Jamin Ginting, Mohammad Mangoendiprojo, Abdul Wahab Chasbullah, dan Sukarni Kartodiwirjo. 

Likas Tarigan (90), istri Letjen TNI (Purn) Jamin Ginting langsung menghadiri penerimaan plakat tanda jasa untuk gelar pahlawan nasional yang diberikan oleh negara langsung dari Presiden Jokowi. “Terima kasih Pak Joko Widodo. Empat puluh tahun saya menunggunya. Baru kali ini jadi kenyataan.” kata Likas Tarigan yang akrab disapa Nyonya Jamin Ginting.

Perempuan renta kelahiran Sibolangit, 13 Juni 1924 ini tak bisa menyembunyikan harunya terlebih saat mendengar lagu Indonesia Raya berkumandang. Dari atas kursi rodanya, ia turut bernyanyi penuh semangat.

Pemberian gelar pahlawan nasional untuk keempat tokoh ini didasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/Tahun 2014. Keputusan ini ditandatangani Jokowi pada 6 November 2014. 

Penganugerahan Jamin Ginting sebagai Pahlawan Nasional menjadikannya Pahlawan Nasional ketujuh dari Sumatera Utara setelah T. Muhammad Hasan, Sisingamangaraja, Adam Malik, Abdul Haris Nasution, Kiras Bangun, dan F.L. Tobing.

Dalam keputusan itu, Jamin Ginting dinilai sebagai tokoh Sumut yang berjasa dalam penumpasan gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Sedangkan Sukarni Kartodiwirjo merupakan tokoh Jawa Timur yang dianggap berjasa merumuskan naskah Proklamasi dan mendesak proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Adapun Abdul Wahab Chasbullah dianggap sebagai tokoh Jawa Timur yang berjasa lantaran meningkatkan dukungan Nahdlatul Ulama (NU) terhadap pemerintah Indonesia pada masa kemerdekaan. Sedangkan Mohammad Mangoendiprojo dianggap sebagai tokoh Jawa Timur yang berjasa dalam peristiwa revolusi kemerdekaan di Surabaya.

Pada peringatan Hari Pahlawan 2014 ini, pemerintah juga memberikan perhatian kepada para keluarga pahlawan, salah satunya dengan memberikan sejumlah paket bantuan. Di antaranya, bantuan diberikan kepada 65 orang warakawuri/keluarga Pahlawan Nasional masing-masing Rp1,5 juta dengan total bantuan Rp97,5 juta. Selain itu, diberikan untuk 24 perintis kemerdekaan masing-masing Rp1 juta total Rp24 juta, serta kepada 126 orang janda perintis masing-masing Rp750 ribu total Rp105 juta.

Museum Letjen Jamin Ginting 
Jamin Gintng lahir di Desa Suka, Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 12 Januari 1921. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah, dia berpartisipasi di pendidikan militer bentukan Jepang, Heiho. 

Dia berperan dalam penumpasan gerakan DI/TII di Aceh pimpinan Daud Beureuh. Bersama pasukan dari Sumatera Tengah dan Aceh, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berhasil membasmi gerakan ekstremis tersebut. 

Disamping menumpas DI/TII, Jamin Ginting juga dikenal sebagai pejuang Tanah Karo, Sumut. Dia pun banyak terlibat di perang-perang besar yang pernah terjadi di Indonesia, seperti Medan Area yaitu perang yang bertujuan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan pasukan sekutu dan Belanda yang mencoba mengambil alih Indonesia setelah Jepang menyerah pada 1945. 

Pada era Orde Baru, dia menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kanada. Di sana pula Putra Batak ini menutup usia pada 23 Oktober 1974, dalam usia 53 tahun. Saat itu Jamin Ginting meninggalkan satu istri dan lima anak. Salah satunya seorang putri bernama Rimenda br Ginting, SH, yang sekarang menjabat sebagai ketua umum Himpunan Masyarakat Karo Indonesia. 

Berkat jasanya yang teramat besar, Pemerintah Kota Karo mengabadikan namanya pada satu jalan. Begitu pula Pemerintah Kota Medan, yang menamai salah satu jalan layangnya Jamin Ginting. 

Semasa hidupnya, Jamin Ginting pernah menjadi Kepala Staf Kodam II/Bukit Barisan, satuan yang dia pelopori. Kodam II/Bukit Barisan (sekarang menjadi Kodam I/Bukit Barisan) merupakan komando kewilayahan pertahanan yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau. 

Dia juga permah menjadi Asisiten Dua Bagian Perang di TNIU, Panglima TT I Bukit Barisan, Panglima Sumut, lalu dengan pangkat Majen menjabat Wakil Sekjen Front Nasional di Kabinet Dwikora Revisi Kedua, dan penggerak dari pembentukan GAKARI yang menjadi cikal bakal GOLKAR. 

Di bidang pendidikan Jamin Ginting merupakan salah satu penggagas berdirinya Universitas. Sumatera Utara (USU) dan SMA Negeri 1 Kabanjahe. 

Jamin Ginting juga mewariskan sejumlah buku karyanya sendiri, satu diantaranya "Bukit Kadir" mengisahkan perjuangannya di daerah Karo sampai ke perbatasan Aceh melawan Hindia Belanda. Seorang anggotanya, Kadir, gugur disebuah perbukitan di Tanah Karo dalam suatu pertempuran yang sengit dengan pasukan Belanda. Bukit itu sekarang dikenal dengan nama Bukit Kadir. 

Untuk mengenang jasa-jasanya Yayasan Mahaputra Utama Jamin Gintings yang diketuai Likas Tarigan mendirikan Museum Djamin Ginting di atas tanah seluas 4000 meter persegi di Desa Suka, desa kelahiran Letjen Jamin Ginting. 

Di dalam museum tersebut tersimpan barang-barang peninggalan Jamin Ginting dan perpustakaan mini yang berisi buku-buku peninggalannya serta buku-buku tentang adat budaya Karo. 

Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 
Foto: wikipedia & Yayasan Mahaputra Utama Jamin Gintings 

Captions: 
1. Sosok Jamin Ginting yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi. 
 2. Museum Letjen Jamin Ginting di Desa Suka, Karo, Sumut.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP