. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 18 November 2014

City Tour ke Delapan Objek Wisata Kota Anging Mamiri

Makassar ibukota Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Di kota seluas 199,26 Km² dengan jumlah penduduk sekitar 1,6 juta jiwa yang mayoritas dari Suku Makassar, Bugis, Toraja, Buton, Mandar, Jawa, dan Tionghoa ini terdapat sekurangnya delapan objek wisata yang tersohor dan WAJIB dikunjungi saat bertandang ke Kota Anging Mamiri ini. 

Secara geografis, kota yang sejak 1971 hingga 1999 bernama Ujung Pandang ini menghadap Selat Makassar, berbatasan dengan Selat Makasar di sebelah Barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene (Utara), Kabupaten Maros (Timur), dan Kabupaten Gowa di sebelah Selatan. Lokasinya sangat trategis sebagai pelabuhan utama Sulsel yang disinggahi kapal-kapal domestik dan internasional.

Pada zaman kolonial, kota ini menjadi kawasan perdagangan paling tersohor di kawasan Timur Indonesia, meskipun sebenarnya Makassar masuk ke dalam wilayah Indonesia Tengah.

Kota yang juga mendapat julukan Kota Daeng ini pun dikenal sebagai penghasil minyak alam dan kayu ebony. Keduanya merupakan komoditas ekspor berkualitas tinggi. Tak hanya dari segi ekonomi, Makassar juga dianggap sebagai salah satu destinasi wisata menarik di Indonesia.

Kota ini juga menjadi penghubung bagi beberapa penerbangan ke Indonesia Timur. Banyak destinasi wisata yang menjadi incaran wisatawan lokal maupun mancanegara di kota ini, antara lain Pantai Losari, Benteng Fort Rotterdam, Jalan Somba Opu, Pelabuhan Paotere, Masjid Al-Markaz Al-Islami, Monumen Mandala, dan Makam Pangeran Diponegoro, serta Trans Studio Makassar yang diklaim sebagai Indoor Theme Park terbesar di dunia.

Lokasi pertama yang wajib Anda kunjungi adalah Pantai Losari. Meskipun pantai namun pantai yang satu ini berbeda dengan pantai pada umumnya. Pantai ini tidak berpasir melainkan beton di tepiannya. Di pantai ini banyak sekali cafe dan restoran yang menawarkan makanan khas Makassar seperti Pisang Epek-Epek, Cotto Makassar, Es Palubutung, dan lainnya.

Di sekitar jalan pantai ini juga banyak terdapat penginapan mulai dari hotel berbintang hingga kelas melati. Asyiknya ke pantai ini sore hari. Namun banyak juga yang datang pagi-pagi untuk jogging dan nongkrong di malam hari.

Lanjutkan ke Fort Rotterdam, yakni benteng yang dulunya digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah semasa kolonial Belanda. Benteng yang semula bernama Benteng Ujung Pandang ini merupakan peninggalan sejarah kejayaan dan keperkasaan kerajaan Gowa pada abad ke 17. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh raja Gowa ke IX, namun pihak Belanda memaksa Sultan Hasanudin untuk menandatangani perjanjian Bongaya.

Perjanjian tersebut berisi tentang penyerahan benteng kepada Belanda sekaligus menganti namanya menjadi Fort Rotterdam. Namun, saat ini tempat ini digunakan sebagai tempat pusat kebudayaan seni dan museum yang menyimpan banyak benda-benda bersejarah.

Di kompleks benteng ini terdapat 13 bangunan dan 5 buah menara dengan sebuah menara di pintu masuk, sedangkan empat buah menara lainnya ada di setiap sudut kawasan benteng.

Di dalam benteng ini juga terdapat Museum La Galigo yang berisi koleksi benda-benda sisa kebesaran kerajaan dahulu. Selain itu, ada sebuah ruangan yang diyakini sebagai tempat pengasingan Pangeran Diponegoro.

Lokasi benteng ini di jantung Kota Makassar, ke arah pantai Losari. Untuk menuju ke lokasi bisa ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan. Di sekitar lokasi tersedia area parkir yang luas, hotel berbintang, restoran, kafe, travel, toko souvenir, pusat perbelanjaan, wartel, dan bank.

Benteng ini buka setiap hari mulai pukul 08:00 sampai 18:00 dan gratis. Sedangkan untuk museum, Anda dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 7.500 per orang, Museum La Galigo buka setiap Selasa – Minggu, mulai pukul 08.00 sampai 12.30.

Selanjutkan mampir ke Pelabuhan Paotere di Utara Kota Makasar. Pelabuhan tradisional ini menjadi tempat persinggahan kapal layar masyarakat Sulawesi antara lain kapal kayu Phinisi yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Di pelabuhan ini tersedia tempat parkir dan rumah makan tradisional.

Sebelum kembali ke penginapan, singgah dulu ke Makam Pangeran Diponegoro yang terletak di Jalan Diponegoro No.55, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, sekitar 4 Km sebelah Utara pusat Kota Makassar. Makam ini mudah dijangkau dengan berbagai macam kendaraan dan dekat dengan pusat perbelanjaan.

Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengku Buwono III Yogyakarta, yang lahir pada tanggal 1 Nopember 1785. Beliau aktif berjuang melawan penjajah di Pulau Jawa tahun 1825-1830. Pada tahun 1845 dia ditangkap dan dipenjarakan di Benteng Fort Rotterdam Makassar, kemudian diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara. 

Setelah beberapa saat di Manado beliau dikembalikan lagi ke Makassar dan wafat tanggal 8 Januari 1855 di Makassar. 

Hari berikutnya baru ke Trans Studio Makassar (TSM) yang menjadi ikon tempat wisata modern di kota ini. Trans Studio berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar, dibuka pada tanggal 20 Mei 2009. 

Kabarnya, adik dan anak-anak Wapres Jusuf Kalla berinvestasi dengan menyediakan lahan tanah Trans Studio Makassar ini. Sedangkan Chairul Tanjung yang juga pemilik Bank Mega dan Trans TV bertindak sebagai penanam modal dengan nilai investasi sebasar Rp 3 triliun. 

Di dalam TSM yang berkonsep from TV to reality ini terdapat 21 wahana yang terbadi dalam 4 zona permainan yaitu Studio Central, Cartoon City, Lost City, dan Magic Corner. Di dalamnya juga terdapat Trans Studio Walk yang merupakan pusat perbelanjaan kelas dunia, hotel internasional bintang 5 dan 3 serta residential apartemen serta marina. 

Tempat wisata ini buka setiap hari mulai pukul 10:00 sampai 19:00, kecuali pada akhir pekan dan hari libur Nasional, buka sampai dengan pukul 21:00. Tiket masuknya Rp 100.000 pada hari biasa, Rp 150.000 pada akhir pekan dan hari libur, dan Rp 200.000 pada saat ada even tertentu. 

Berikutnya bertandang ke Masjid Al-Markaz Al-Islami. Masjid yang didirikan pada tanggal 8 Mei 1984 atas prakarsa Jendral M Yusuf ini merupakan masjid termegah dan terbesar di titik sentral kawasan Timur Indonesia. 

Masjid yang dikelola Yayasan Islamic Cenler ini kini menjadi pusat pengembangan agama Islam. Lokasinya di Jalan Mesjid Raya, sekitar 2 Km dari pusat Kota Makasar. Di masjid luas sekitar 10 hektar terdapat fasilitas ruang shalat, sekolah, perpustakaan, ruang serba guna, wartel, dan tempat parkir. 

Lanjutkan ke Monumen Mandala berada di pusat Kota Makassar, sekitar setengah kilometer sebelah Selatan Lapangan Karebosi. Monumen yang didirikan di atas lahan seluas satu hektar ini dibangun pada tanggal 11 Januari 1994. Peletakan batu pertama dilaksanakan oleh Menko Polkam Soesilo Sudarman, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 Desember 1995. 

Monumen yang juga dikenal sebagai Monumen Pembebasan Irian Barat didirikan sebagai pengingat atas keberhasilan Indonesia merebut kembali wilayah Irian Barat -sekarang Papua- yang bergolak pada 1962 ke pangkuan Ibu Pertiwi. Ketika itu Indonesia masih dipimpin presiden pertama RI, Soekarno. Meskipun Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan hampir 20 tahun namun Belanda masih menguasai wilayah Irian Barat. 

Tinggi Menara Monumen yang mencapai ketinggian 62 meter merupakan simbol tahun 1962, tahun terjadinya perjuangan pembebasan Irian Barat. 

Untuk masuk dan menikmati pemandangan dari ketinggian monumen ini, pengunjung dikenai tarif Rp 10.000 per orang. Biasanya lift akan dioperasikan jika pengunjung datang rombongan. Di seputar lokasi monumen ini bertaburan hotel maupun wisma berbagai kelas. 

Sebelum pulang, jangan lupa mampir ke Jalan Somba Opu untuk belanja oleh-oleh khas Makassar dan daerah lain di Sulsel seperti kerajinan, makanan khas, dan kue kering serta minyak gosok cap tawon yang kerap diburu banyak wisatawan.

Di jalan ini ada sejumlah toko yang menjual anek oleh-oleh tersebut, di antaranya Toko Keradjinan, Monas Jaya, Sutera Sengkang Arni Kurnia, Toko Sumber Rejeki, Kanebo Art, Mentari, dan Toko Ujung.

Di Toko Mentari yang bernomor 140 ini menawarkan bermacam jajanan kue, kacang, dan Markisa. Harga Kacang Disko ukuran 450 gram Rp 18.000, Kacang Telur 450 gram Rp 12.500, dan Jambu Mente Rp 35 ribu per bungkus serta Markisa Ujungpandang 500 ml Rp 50.000 per botol. 

Untuk souvenir yang ditawarkan seperti Kapal Phinisi dari kayu hitam mulai dari Rp 40 ribu sampai jutaan rupiah, 

Kapal Phinisi dalam botol Rp 55.000-Rp 200.000, dan koleksi gelang yang terbuat dari mutiara air tawar dengan harga mulai dari Rp 70.000-an. Di toko ini juga menjual aneka Kopi Toraja, sarung sutra yang ditawarkan dengan harga Rp 25.000, dan baju khas Toraja dengan harga Rp 20.000-Rp 25.000.

Di toko lainnya juga menjual beberapa jenis minyak gosok. Minyak gosok dengan tutup botol berwarna putih berefek lebih panas ketika menyentuh kulit dibanding minyak gosok dengan tutup botol berwarna merah. 

Harganya pun berbeda. Minyak gosok dengan tutup putih lebih mahal dibanding tutup merah. Harga minyak tawon putih ukuran 330 ml Rp 150.000, minyak tawon merah 330 ml Rp 52.000, dan minyak kayu putih mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 57.500 per botol. 

Khusus souvenir, sejumlah toko Jalan Somba Opu ini rata-rata memberikan diskon. Pasar di Jalan Somba Opu ini buka mulai pagi sampai malam hari. 

Selama keliling di Kota Makassar, rasakan juga sensasi naik angkutan tradisionalnya yaitu becak yang memang khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata. Tarifnya sesuai kesepakatan Anda dengan pengayuh, jadi Anda dapat negosiasi terlebih dahulu sebelum pengayuh mengantarkan Anda untuk berkeliling Kota Anging Mamiri ini. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Patung Sultan Hasanuddin berkuda di depan Benteng Fort Rotterdam.
2. Gerbang Makam Pangeran Diponegoro.
3. Aneka sarung sutra, salah satu kerajinan yang dijual di sejumlah toko oleh-oleh khas Makassar di Jalan Somba Opu.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP