Arief Yahya Kembangkan Cross Border Tourism di 16 Daerah Perbatasan
Menteri Pariwisata Arief Yahya ditargetkan menjaring wisatawan mancanegara (wisman) 20 juta orang hingga 2019. Jelas tugas itu tidak enteng. Untuk mencapai target itu selain mempromosikan pariwisata Indonesia lewat digital marketing, sang menteri dari Banyuwangi ini juga berencana akan mengembangkan pariwisata lintas negara atau cross border tourism di 16 titik daerah perbatasan.
Rencananya itu atas dasar melihat keberhasilan Malaysia yang sukses meraup wisman di daerah perbatasannya. “Malaysia wismannya lebih banyak daripada kita. Anggap saja wisman kita tahun ini 9 sampai 9,5 juta orang. Tapi Malaysia sudah di atas 20 juta. Ternyata Malaysia dan kebanyakan negara lain itu menggunakan cross border tourism itu sebagai daya tarik utama,” jelas Arief Yahya di Jakarta baru-baru ini.
Cross border tourism itu, lanjut Arief adalah tempat-tempat wisata atau destinasi yang dekat dengan negara tujuan, yakni di daerah-daerah perbatasan. “Kita punya banyak daerah perbatasan yang potensial dikembangkan. Targetnya adalah wisman dari negara tersebut atau turis yang sedang berwisata atau datang di negara tersebut. Jadi kita bisa dapat dua sekaligus,” tambahnya.
Kalau tidak salah, sambung Arief, ada 16 titik yang akan difokuskan untuk meningkatkan cross border tourism di daerah-daerah perbatasan seperti Batam, Entikong, dan Nunukan.
“Kelebihan daerah perbatasan kita selain alam juga potensi budaya yang jauh lebih besar. Ada negara yang sebenarnya tidak punya potensi budaya yang besar tapi karena baik marketingnya, bisa berhasil menjaring banyak turis cross border,” terangnya.
Nanti di daerah-daerah perbatasan, tambah Arief akan dibuat even-even baik terkait dengan keindahan alam, conference, sport tourism, dan kebudayaan seperti festival budaya. “Marketingnya yang akan kita lakukan dengan digital marketing, antara lain menggunakan social networking. Jadi nanti kita buat itu sehingga negara ini mudah dikenal oleh para traveller di dunia,” ujarnya.
Sebelumnya Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Yanti Sukamdani menjelaskan optimalisasi satu titik lokasi cross border di Indonesia diprediksi dapat menarik minat turis asing minimal 1 juta kunjungan tiap tahunnya.
“Saat ini jumlah kunjungan wisman di Singapura dan Malaysia mencapai 40 juta, minimal 1 juta dari angka tersebut bisa singgah ke Indonesia jika ada kemudahan mekanisme dan peningkatan pelayanan itu sudah bagus,” ungkapnya.
Untuk mencapai itu, lanjut Yanti harus didukung dengan atraksi-atraksi wisata yang menarik agar wisman yang tengah berkunjung di negeri jiran mau datang ke daerah perbatasan di Indonesia.
Salah satu titik yang dinilai Yanti cukup berhasil menjadikan objek wisata cross border adalah Pulau Bintan dan Batam di Kepulauan Riau. Kedua titik tersebut turisnya tumbuh karena didukung berbagai kegiatan berskala internasional antara lain Bintan Triathlon dan MetaMan dengan target utama wisman Singapura dan Malaysia.
Menurut Yanti selain even dan daya tarik wisata, titik cross border juga harus memiliki fasilitas yang memadai seperti akomodasi hotel dan infrastruktur. “Ini agar turis yang datang merasa nyaman dan akan lebih lama tinggal,” imbuhnya.
Yanti optimis dengan optimalisasi lokasi cross border bisa menjadi salah satu lompatan untuk mencapai target wisman sebanyak 20 juta kunjungan pada 2019.
Beberapa titik lain yang potensial sebagai destinasi cross border adalah Entikong dan Nunukan yang berdekatan dengan Malaysia, Bitung dengan Filipina, Kupang dengan Australia dan Timor Leste, Rangka Belitung dengan Singapura, Sabang dengan Malaysia dan Thailand, serta Merauke yang dapat disinggahi dari Australia.
Dengan potensi yang besar untuk menjadi magnet wisman, Yanti mengusulkan beberapa lokasi cross border tersebut menjadi Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN), menambahi 16 KSPN yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
BAPPENAS sendiri mencatat wilayah kabupaten/kota perbatasan yang dikategorikan diprioritaskan penangannya secara keseluruhan berjumlah 38 kabupaten/kota yang tersebar di 12 provinsi antara lain Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, dan Nunukan di Provinsi Kalbar dan Kaltara. Lalu Malinau dan Kutai Barat (Kaltim); Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sangihe (Sulut); Kupang, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, dan Rote Ndao (NTT); Keerom, Merauke, Boven Digoel, Pegunungan Bintang, Kota Jayapura, dan Supio (Papua), Kabupaten Kepulauan Anambas, Kab. Karimun, Kota Batam, Kab. Natuna, Kota Bintan (Kepri), Dumai, Bengkalis, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, dan Kepulauan Meranti di Riau.
Fokus pengembangan daerah perbatasan antara lain dengan memfasilitasi dan memotivasi pemerintah daerah untuk menjadikan wilayahnya sebagai beranda depan negara dengan mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kapasitas daerah perbatasan sebagai koridor peningkatan ekspor dan perolehan devisa, menyusun rencana strategis pengembangan wilayah perbatasan, dan mengembangkan wawasan kebangsaan masyarakat.
Sudah saatnya kebijakan pembangunan dari inward looking seharusnya menjadi outward looking, sehingga daerah perbatasan dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga, baik dengan menggunakan pendekatan pembangunan melalui peningkatan kesejahteraan (prosperity approach) maupun keamanan (security approach).
Potensi Daerah Perbatasan Entikong
Entikong merupakan salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Daerah ini memiliki sungai yang potensial dijadikan wisat air karena sungainya besar-besar ditambah pemandangan alam yang masih asri dan alami di sepanjang sungai.
Entikong merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Kecamatan Entikong memiliki 5 desa dan 18 dusun. Jarak dari ibukota Kabupaten Sanggau sekitar 147 kilometer. Dari Pontianak, Ibukota Provinsi Kalbar bias melalui jalan trans Kalimantan, dengan jarak sekitar 310 Km dengan waktu tempuh sekitar 7 jam.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Menpar Arief Yahya berencana fokus kembangkan pariwisata di daerah perbatasan untuk menjaring turis cross border.
2. Pulau-pulau perawan di Kabupaten Anambas, Kepri.
0 komentar:
Posting Komentar