. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 04 April 2014

Makin Cerdas Sepulang dari Museum-museum di TMII

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur memiliki belasan museum yang masing-masing tampil dengan arsitektur yang unik dan koleksi berbeda. Ada Museum Indonesia, Asmat, Olahraga, Transportasi, Museum Keprajuritan Indonesia, dan lainnya. Keberadaan museum-museum tersebut tak dipungkiri turut mencerdaskan pengunjungnya. 

Alva, siswi kelas 5 SD 24 Klender, Jakarta Timur terlihat serius mencatat sejumlah koleksi bertema seni dan kriya yang tersimpan di dalam lemari berkaca, di lantai 3 Museum Indonesia. Lalu dia berpindah ke koleksi replika perahu Phinisi. “Oh ini toh namanya perahu Phinisi, aku baru tahu,” akunya.

Bukan cuma Alva yang terlihat di museum berarsitektur pura Bali itu. Masih ada 49 pelajar SD lagi yang juga terlihat antusias mencatat, bertanya, bahkan di antaranya mengabadikan beberapa koleksi dan keindahan bangunan berukir khas Pulau Dewata dengan ponselnya.

Museum Indonesia merupakan satu dari belasan museum yang berlokasi di kompleks TMII. Museum yang berdiri di atas lahan seluas 20.100 m2 ini terdiri atas 3 lantai. Di Lantai 1 terdapat beragam pakaian tradisional dan pakaian pernikahan dari sejumlah provinsi di Indonesia serta koleksi alat-alat musik tradisional, berbagai jenis wayang, dan diorama tari-tarian khas berbagai daerah di Indonesia.

Di lantai 2 menampilkan ruangan-ruangan menarik dari berbagai daerah di Indonesia antara lain tiruan ruang dapur khas Batak, ruang tamu khas Jawa Tengah, kamar pengantin khas Palembang, dan lainnya.

Di lantai 3 memamerkan kain-kain tradisional seperti Songket, Batik, dan Tenun serta ukiran-ukiran khas Jepara, Bali, Toraja, dan Asmat. Untuk melihat semua koleksinya dan mengabadikan keindahan arsitekturnya, pengunjung dikenakan tiket masuk Rp 15.000 per orang.

Lain lagu dengan Museum Asmat. Sesuai namanya museum ini berarsitektur rumah panggung kayu dengan atap daun rumbia, khas Papua. Museum dengan luas bangunan seluas 6.500 m2 di kompleks Taman Bunga Keong Mas ini memamerkan karya-karya seni indah milik Suku Asmat, terutama seni ukir kayunya yang sudah tersohor ke mancanegara. Untuk menikmati koleksi-koleksinya, pengunjung cukup membayar Rp 10.000 per orang.

Buat yang senang dengan transportasi, pengunjung dapat memasuki Museum Transportasi milik Kementerian Perhubungan. Di museum yang tiket masuknya cuma Rp 2.000 per orang ini, pengunjung dapat menambah pengetahuan seputar sejarah perkembangan transportasi di Indonesia, baik itu transportasi darat, laut, maupun udara Indonesia dari masa ke masa.

Koleksi yang dapat dilihat di museum ini berupa alat-alat transportasi tradisional sederhana seperti dokar, becak, perahu layar, dan sepeda, serta alat transportasi bermesin seperti kereta api, kapal penumpang, dan bus DAMRI pertama di Indonesia.

Hobi berolahraga? Teruskan ke Museum Olahraga yang terletak di bagian depan TMII dekat lapangan parkir. Sesuai namanya, arsitektur museum ini juga dibuat unik berbentuk bola raksasa. Di museum berluas 3.000 m2 ini pengunjung dapat mengetahui sejarah olahraga nasional dan sejarah berdirinya stadion pertama di negeri ini.

Dengan tiket Rp 2.000 per orang, pengunjung juga dapat melihat koleksinya berupa sejumlah alat-alat olahraga, alat-alat permainan tradisional, medali dan piala para atlet Indonesia, dan nama-nama atlet berprestasi. Ingin menambah wawasan mengenai telekomunikasi, datang saja ke Museum Telekomunikasi yang terletak di bagian depan TMII bersebelahan dengan Museum Olahraga dan Bayt Al-Quran.

Arsitektur museum ini didominasi oleh warna putih dengan atap kubah besar berwarna biru. Di depan museum ini berdiri Patung Mahapatih Gajah Mada sambil mengacungkan keris. Hanya dengan tiket masuk Rp 2.000 per orang, pengunjung dapat menyaksikan sejumlah benda komunikasi dari masa ke masa dan aneka alat komunikasi tradisional seperti kentongan, bedug, dan gong sampai alat komunikasi elektrik semacam telegraf, telepon, dan pesawat teleprinter/teleks.

Ingin tahu banyak seputar tentara? Sambangi Museum Keprajuritan Indonesia yang mengoleksi sejumlah kapal bersejarah, patung, tiruan senjata, pakaian perang, panji-panji, formasi tempur, diorama, dan relief yang menceritakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia serta sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak abad ke-7 hingga abad ke-19. Tiket masuknya cuma Rp 2.500 per orang.

Arsitektur museum ini pun disesuaikan dengan namanya yakni berbentuk benteng segilima yang mencerminkan kondisi pertahanan Indonesia yang kokoh dan kuat. Museum ini dikelilingi perairan yang menggambarkan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Buat yang senang dengan perangko, jangan lupa datang ke Museum Perangko Indonesia. Dengan tiket masuk Rp 5.000 per orang, pengunjung dapat melihat bermacam perangko langka dan unik dari dalam dan luar negeri.

Kalau ingin melihat koleksi benda dan cinderamata yang berhubungan dengan perjalanan hidup mantan Presiden Soeharto dan istrinya Ibu Tien Soeharto, tak ada salahnya mampir ke Museum Purna Bhakti Pertiwi

Arsitektur museum ini pun sangat unik, berbentuk seperti nasi tumpeng raksasa dengan bangunan utamanya memiliki puncak berwarna emas. Dengan tiket masuk Rp 5.000 per orang dewasa dan Rp 3.000 per anak-anak, pengunjung dapat melihat sekitar 17.000 item koleksi cenderamata antara lain Tempat Sirih dari Mahathir Muhammad (PM Malaysia) dan, Alat Minum Teh dari Perak yang berbentuk Buah Labu dari Presiden Argentina.

Ingin mengetahui lebih banyak benda-benda bersejarah yang menjadi pusaka dari berbagai wilayah Indonesia? Kunjungi saja Museum Pusaka. Arsitekturnya cukup unik dengan keris raksasa di bagian atasnya. Dengan tiket masuk Rp 10.000, pengunung dapat melihat beragam kujang dari zaman kerajaan Pajajaran, belati, dan keris dari zaman kerajaan Mataram, keris Naga Tapa dari Yogyakarta, karih dari Sumatera, dan lainnya. 

Bagi yang ingin memperdalam dunia serangga dan kupu-kupu, datangi saja Museum Serangga dan Taman Kupu-kupu. Sesuai namanya, arsitektur museum ini sengaja dibuat seperti belalang. Dengan tiket masuk Rp 9.000 per orang, pengunjung dapat melihat sejumlah serangga dari Indonesia dan mancanegara. 

Ada 500 koleksi serangga awetan yang terdiri dari 250 jenis kupu-kupu, 150 jenis kumbang, dan 100 jenis koleksi serangga lainnya. Pengunjung juga dapat melihat serangga yang masih hidup terutama kupu-kupu di Taman Kupu-kupu. 

Museum bertema satwa lain yang dapat didatangi adalah Museum Komodo dan Taman Reptil. Arsitektur museum ini berbentuk komodo, reptil raksasa yang berhabitat di Nusa Tenggara Timur. Dengan tiket masuk Rp15.000 per orang, pengunjung dapat melihat berbagai satwa khas Indonesia dalam bentuk awetan antara lain beruang, harimau, berbagai jenis burung dan serangga, serta komodo. Beragam jenis reptil hidup seperti komodo, ular, kura-kura, kodok, buaya dan iguana juga dapat dilihat di Taman Reptil. 

Buat penggemar sains dan teknologi, Museum Listrik dan Energi Baru (LEB) rasanya wajib disambangi. Bukan saja arsitekturnya yang unik berbentuk struktur atom, pengunjung pun dapat melihat ratusan koleksi yang berhubungan dengan IPTEK di bidang kelistrikan dan energi antara lain kompor surya dan harpa ajaib dengam tiket masuk cuma Rp5.000 per orang. 

Kalau ingin mengetahui seputar minyak dan gas bumi, lanjutkan ke Museum Minyak dan Gas Bumi yang mengoleksi tulisan, foto, film pendek, serta benda dan bahan yang berhubungan dengan industri minyak dan gas bumi antara lain peralatan pengeboran minyak berupa bor, pompa angguk, dan kilang-kilang minyak tua. Tiket masuknya hanya Rp 2.000 per orang. 

Senang yang berbau iptek? Jangan lupa juga ke Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP IPTEK). Tiket masuk museum ini paling mahal di antara museum lain yang ada di TMII yakni Rp 16.500 per orang. Karena museum ini menampilkan koleksinya secara secara atraktif dan interaktif bagi pengunjung dari segala usia. Bahkan, pengelola museum juga menyediakan lembar kerja sains untuk memandu proses pembelajaran siswa-siswi TK hingga SMA. Beberapa alat peraga menarik yang terdapat di Museum PP IPTEK adalah simulator gempa bumi, roket air, sepeda layang, dan generator van de graft. 

Sedangkan museum yang tidak dipungut bayaran alias gratis masuknya ada Museum Timor Timur dan Museum Penerangan. Museum Timor Timur merupakan bekas anjungan Provinsi Timor Timur ketika masih menjadi bagian dari Indonesia. Namun setelah Timor Timur memerdekakan diri, anjungan Timor Timur berubah menjadi Museum Timor Timur yang berfungsi sebagai pengingat bahwa Timor Timur pernah menjadi bagian dari wilayah Indonesia. 

Arsitektur museum ini menyerupai rumah khas penduduk Los Palos di Timor Timur yang terbuat dari kayu dalam bentuk rumah panggung beratapkan ijuk. Di dalam museum ini, pengunjung dapat melihat benda-benda kebudayaan Timor Timur seperti pakaian adat, senjata, alat musik, dan berbagai kerajinan khasnya. 

Sedangkan di Museum Penerangan menampilkan berbagai jenis lampu dan alat penerangan sejak zaman kerajaan hingga masa modern seperti kentogan berukir, terompet to’is, kamera foto peliput PEPERA pada tahun 1962 – 1963, dan televisi umum pertama di Indonesia. Arsitektur museum ini berbentuk bintang dengan 5 sudut yang melambangkan Pancasila dan 5 bidang penerangan (penerangan umum, radio, televisi, film, serta pers dan grafika). Tugu api serta 5 patung juru penerang terpajang di bagian depan museum.

Semua museum di atas, rata-rata buka dari pukul 08.00 – 16.00, dari hari Selasa sampai Minggu. Pengunjung yang tidak membawa kendaraan pribadi, bisa menjangkau TMII dengan bus TransJakarta. Pilhan lain naik angkutan KWK S15A jurusan Ragunan – Taman Mini, KWK T 01 jurusan Cililitan – Setu, atau KWK T 02 jurusan Cililitan – Cilangkap / Cipayung. Di lanjutkan naik ojek sepeda motor ke museum yang dituju. 

Sampai TMII berusia ke-39 tahun ini, belasan museum di atas masih menjadi kebanggaan sekaligus andalan TMII dalam menjaring pengunjung, kendati muncul sejumlah wahana baru lain.

Keberadaan belasan museum di TMII, menjadikannya satu-satunya obyek wisata buatan di Indonesia yang memiliki museum terbanyak dalam satu kompleks, bahkan mungkin di dunia. Tentu ini prestasi tersendiri buat TMII.

Kini tinggal bagaimana pengelolanya mengemas museum-museum tersebut menjadi lebih berkelas dan makin tersohor hingga masyarakat, bukan saja Indonesia pun dunia berbondong-bondong berkunjung untuk melihat aneka koleksinya, mengagumi arsitekturnya, dan menikmati suguhan acara yang digelar.

Naskah & Foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Rombongan pelajar SD usai melihat aneka koleksi di Museum Indonesia, TMII. 
2. Museum Purna Bhakti Pertiwi di TMII yang berarsitektur nasi tumpeng raksasa.
3. Museum Indonesia arsitekturnya bergaya bangunan Bali.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP